Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Cuma Gerhana Bulan Total Biasa
28 Januari 2018 0:23 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
Tulisan dari Avivah Yamani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ayo, saksikan gerhana bulan langka! 31 Januari 2018, terjadi Gerhana Bulan langka! Jangan lewatkan peristiwa langka Super Blue Blood Moon!
ADVERTISEMENT
Tentu kamu tak asing dengan judul atau berita serupa selama bulan Januari ini. Bahkan kehebohannya sudah didengungkan sejak Desember 2017 dengan ide akan ada 3 Supermoon atau Bulan Super yang terjadi berurutan mulai 3 Desember 2017 dan dilanjutkan tanggal 2 Januari dan 31 Januari 2018! Istimewanya lagi, pada tanggal 31 Januari 2018, ada 3 peristiwa yang terjadi berbarengan.
Apakah itu?
Pada penghujung bulan Januari 2018, Bulan Purnama akan masuk dalam bayang-bayang Bumi dan mengalami Gerhana Bulan Total. Selain itu, Bulan “baru saja” meninggalkan jarak terdekatnya dari Bumi sehari sebelumnya. Meskipun demikian, Bulan masih cukup dekat dan bisa disebut Bulan Purnama Perigee atau Bulan Super. Tak cuma itu, Bulan Super 31 Januari 2018 tersebut merupakan Bulan Purnama kedua di bulan Januari. Peristiwa ini dikenal sebagai Bulan Biru.
ADVERTISEMENT
Karena itu munculah istilah Super Blue Blood Moon dan dikategorikan langka karena jarang terjadi. Dalam berbagai pemberitaan disebut peristiwa ini jadi yang pertama setelah 152 tahun. Maka muncul ide bahwa Gerhana Bulan Total 31 Januari merupakan peristiwa langka!
Dari sisi arti, langka itu bermakna jarang didapat; jarang ditemukan; jarang terjadi. Peristiwa Gerhana Bulan Total yang bertepatan dengan Bulan Purnama Perigee dan Bulan Biru memang jarang terjadi. Tidak dipungkiri kalau judul langka memang menarik perhatian publik dan membuat semakin banyak orang yang mencari tahu dan ingin ikut melakukan pengamatan. Pada akhirnya kepedulian akan sains dalam hal ini astronomi pun semakin meningkat.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, tagline tersebut justru bisa membuat masyarakat salah kaprah jika tidak dijelaskan dengan benar. Pada umumnya, saat mendengar kata langka maka akan ada ekspektasi bahwa peristiwa tersebut unik dan berbeda dari biasanya. Akibatnya, tanpa membaca penjelasan, masyarakat yang saat ini lebih sering menghabiskan waktu di media sosial akan dengan mudah membagikan berita hanya karena judul yang "menarik".
Jadi... apakah Gerhana Bulan Total 31 Januari 2018 merupakan peristiwa langka?Tidak juga.
Gerhana Bulan terjadi saat Matahari - Bumi - Bulan berada sejajar dan Bumi menghalangi cahaya Matahari. Dalam satu tahun Gerhana Bulan sedikitnya terjadi 2 kali dan paling banyak 5 kali. Yang langka itu jika dalam 1 tahun terjadi 5 gerhana bulan. Dan peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1879 dan baru akan terjadi lagi tahun 2132.
ADVERTISEMENT
Bagaimana dengan Supermoon atau Bulan Super? Hmm… sama saja. Ini pun bukan peristiwa yang luar biasa. Bahkan istilah Supermoon ini baru populer kembali pada tahun 2011 saat diberitakan kalau Bulan berada pada jarak paling dekat dalam 18 tahun. Bulan mengelilingi Bumi dalam lintasan berbentuk elips. Itu artinya, akan ada saatnya Bulan berada pada titik terdekat dan titik terjauh.
Ketika Bulan pada jarak terdekat dengan Bumi, maka penampakan piringan Bulan Purnama ketika Bulan di perigee akan tampak lebih besar ~7% jika dibandingkan dengan Bulan pada jarak rata-rata atau 14% lebih besar jika dibandingkan dengan Bulan Purnama saat di posisi terjauh dari Bumi.
Pertanyaannya, apakah piringan Bulan Purnama Perigee yang 7% lebih besar dari Bulan Purnama atau 14% lebih besar dari Bulan Purnama Apogee bisa dengan mudah dikenali? Saat Bulan Purnama, piringan Bulan itu besarnya hanya 31 menit busur atau 0,5 derajat atau selebar ibu jari. Saat bulan super, penampakan piringan Bulan hanya sedikit lebih besar dari ibu jarimu!
ADVERTISEMENT
Yang ketiga adalah Bulan Biru. Ini bukan Bulan berwarna Biru melainkan peristiwa Bulan Purnama kedua dalam 1 bulan yang sama. Aneh? Tidak juga. Pergerakan Bulan dari satu purnama ke purnama berikutnya hanya membutuhkan 29,5 hari. Dengan demikian, ada kelebihan hari dalam satu bulan. Jika diakumulasikan maka voila…. kita punya tambahan 1 purnama setiap 2,7 tahun. Ini peristiwa umum dan tidak akan memberi dampak apapun pada Bumi hanya karena ada dua purnama dalam satu bulan yang sama.
Meskipun jarang, tapi kemungkinan Gerhana Bulan Total, Bulan Super, dan Bulan Biru terjadi berbarengan bukan hal yang mustahil. Kabarnya peristiwa ini langka karena baru terjadi setelah 150 tahun atau lebih tepatnya 152 tahun. Itu peristiwa Gerhana Bulan Total 31 Maret 1866 yang bertepatan dengan Bulan Biru di Amerika Utara dan Amerika Selatan.
ADVERTISEMENT
Untuk Indonesia lain lagi. Peristiwa Gerhana Bulan Total yang bertepatan dengan Bulan Biru dan Bulan Super justru terjadi 30 Desember 1982 atau 36 tahun lalu. Bukan 150 tahun lampau!
Bulan Super Darah Biru memang jarang terjadi. Tapi bukan berarti Gerhana Bulan Total tersebut akan tampak berbeda dari biasanya dan tampak besar sekali. Yang akan kita amati itu Gerhana Bulan Total yang memang sedang berada pada jarak terdekat dari Bumi dan merupakan Bulan Purnama kedua di bulan Januari. Penampakan di langit akan tetap sama seperti Gerhana Bulan Total pada umumnya. Bulan yang memerah.
Yang menarik, GBT 31 Januari 2018 merupakan Gerhana Bulan Total pertama setelah rangkaian 4 Gerhana Bulan Tetrad yang terjadi tahun 2014/2015. Dan kita bisa mengamatinya dari Indonesia, meskipun kendala terbesar adalah cuaca!
ADVERTISEMENT
Sekarang kita sudah tau seperti apa Gerhana Bulan Total 31 Januari 2018. Apakah ini peristiwa langka? Tidak juga. Cuma Gerhana Bulan Total biasa yang tentunya tetap sangat menarik untuk diamati dan dipotret!
____