Konten dari Pengguna

Persepsi, Lingkungan, dan Pemilih Pemula

Avriel Selma Eka Siwi
Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
20 Desember 2023 22:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Avriel Selma Eka Siwi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pemilihan umum (sumber: https://pixabay.com/)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pemilihan umum (sumber: https://pixabay.com/)
ADVERTISEMENT
Dalam pemilihan umum tahun 2024 mendatang, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah secara resmi mengumumkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk Pemilu 2024, dengan jumlah keseluruhan mencapai sekitar 204,8 juta pemilih. Angka tersebut mencakup pemilih yang berada di dalam dan luar negeri, tersebar di 514 kabupaten/kota, 38 provinsi, dan 128 negara perwakilan. DPT Pemilu 2024 di dalam negeri menunjukkan jumlah terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Barat, sementara yang terendah tercatat di Provinsi Papua Selatan.
ADVERTISEMENT
Sejumlah 66.822.389 atau 33,60% dari pemilih berasal dari kalangan generasi milenial, sementara pemilih dari generasi Z mencapai 46.800.161 atau 22,85% dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024. Jika digabungkan, jumlah keseluruhan pemilih dari generasi milenial dan generasi Z melebihi 113 juta. Kedua generasi ini mendominasi pemilih Pemilu 2024 dengan persentase sekitar 56,45% dari total pemilih.
Ilustrasi jumlah pemilih pemilu berdasarkan usia (sumber: https://www.instagram.com/yayasankdm?igshid=NGVhN2U2NjQ0Yg==)
Data tersebut menunjukkan bahwa lebih dari 50% pemilih dalam pemilihan 2024 nanti ialah anak muda yang merupakan pemilih pemula. Pemilihan umum menjadi suatu momen krusial dalam kehidupan demokrasi, dan pemilih pemula memainkan peran penting dalam menentukan arah politik suatu negara. Dalam proses ini, terdapat dua aspek utama yang memainkan peran sentral adalah pengaruh lingkungan sekitar dan faktor psikologis yang memengaruhi pemilihan mereka.
ADVERTISEMENT
Lingkungan sekitar memiliki peran besar dalam membentuk pandangan politik bagi pemilih pemula. Keluarga, teman sebaya, sekolah, dan media sosial membentuk kerangka pandang mereka terhadap isu-isu politik. Sebagai anak muda yang tentu kini sudah melek akan media sosial, memiliki dampak yang sangat besar bagi pemilih pemula.
Informasi dan pandangan politik dapat menyebar cepat di platform ini, memainkan peran kunci dalam membentuk opini dan preferensi pemilih pemula. Apabila informasi yang diberikan mampu mempengaruhi pemikiran dan pandangan mereka, maka hal tersebut juga mampu mempengaruhi pilihan mereka terhadap calon kandidat di pemilihan umum 2024.
Ilustrasi kotak suara (sumber: https://pixabay.com/)
Selain itu, faktor dari sisi psikologis seperti nilai-nilai, sikap, dan persepsi juga memiliki peran penting. Nilai-nilai yang ditanamkan selama masa pembentukan kepribadian dapat memengaruhi cara pemilih pemula menilai kandidat atau partai. Misalnya, individu dengan nilai-nilai kesejahteraan sosial mungkin cenderung mendukung kebijakan yang mengedepankan keadilan sosial.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya sikap, sikap terhadap politik juga memainkan peran penting. Sikap positif atau negatif terhadap suatu partai atau kandidat dapat memengaruhi keputusan pemilih pemula. Faktor emosional juga dapat memainkan peran dalam menentukan pilihan, seperti rasa percaya diri atau kekhawatiran terhadap masa depan.
Ketiga, persepsi yang dalam hal ini adalah persepsi terhadap kredibilitas dan integritas kandidat turut memengaruhi pemilihan. Pemilih pemula cenderung lebih responsif terhadap kandidat yang mampu membangun hubungan emosional dan meyakinkan mereka akan kemampuan dan niat baiknya.
Secara keseluruhan, pentingnya pemilih pemula dalam proses demokrasi menegaskan perlunya pemahaman yang mendalam terhadap faktor-faktor yang memengaruhi mereka. Lingkungan dan sisi psikologis keduanya memiliki peran penting dalam membentuk preferensi politik pemilih pemula.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, pendekatan yang holistik dan beragam dalam mendidik, memberikan informasi, dan memahami pemilih pemula perlu diterapkan untuk memastikan partisipasi yang sadar dan berdaya pada proses demokrasi.***