Konten dari Pengguna

Hulu Migas Langkat Dulu, Kini dan Nanti

Awaf Wirajaya
Dewan Energi Mahasiswa (DEM) Aceh, Mahasiswa Pascasarjana Ketahanan Energi Universitas Pertahanan, Founder and Executive Director of the Indonesian Energy Security Society (IESS)
11 Juni 2024 15:48 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Awaf Wirajaya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kilang Sumur Minyak Telaga Said Pangkalan Brandan. Foto: Setdakab Langkat
zoom-in-whitePerbesar
Kilang Sumur Minyak Telaga Said Pangkalan Brandan. Foto: Setdakab Langkat
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kilang Sumur Minyak Telaga Said di Pangkalan Brandan merupakan kilang yang pernah harum pada zamannya, tak hanya Indonesia tapi dunia. Kilang ini merupakan kilang yang dibangun oleh Hindia Belanda pada tahun 1891 dengan kapasitas terbesar di Indonesia pada masanya.
ADVERTISEMENT
Pada masa awal ditemukan pada tahun 1881 hasil minyak bumi di Pangkalan Brandan berada di angka 540 barel. Pada tahun 1920 pendapatan minyak bumi di kilang minyak Pangkalan Brandan 1,701 barel dan terus mengalami peningkatan hingga tahun 1940 berada di 5.716 barel pada tahun 1939, jumlah ini merupakan nilai yang fantastis pada zamannya. Pendapatan produksi minyak itu lama kelamaan semakin menipis dan kilang minyak Kota Pangkalan Brandan pada tahun 2007 diresmikan berhenti beroperasi setelah 120 tahun. (Diskusi Publik oleh Setdakab Langkat)
Pada tahun 1947 Belanda ingin menguasai kembali Kilang Minyak Pangkalan Brandan karena Belanda berhasil memenangkan perang bersama sekutu, namun Kilang Minyak Pangkalan Brandan tidak berhasil mereka duduki kembali karena para pejuang-pejuang lokal mempertahankan Kilang Minyak Pangkalan Brandan dengan cara membumi hanguskan Kilang Minyak Pangkalan Brandan. Peristiwa tersebut dijuluki "Brandan Bumi Hangus" sampai saat ini.
ADVERTISEMENT
Di daerah Langkat lain tepatnya di Pangkalan Susu juga ada sebuah WK Migas yang beroperasi dengan operatornya PT. Pertamina Hulu Rokan Reg 1 Zona 1. Beroperasi mulai dari tahun 1885 yang dikelola oleh BPM (Bataafsche Petroleum Maatschappij), kemudian dikelola Permina ditahun 1957, dikelola Pertamina ditahun 1971, dikelola Pertamina Region Sumatera ditahun 2005, dikelola Pt. Pertamina EP Field Pangkalan Susu ditahun 2013 kemudian baru berganti menjadi PT. PHR Reg 1 Zona 1 ditahun 2021.
Penemuan Migas di Langkat. Foto: Setdakab Langkat
Pada Tahun 2012, Pertamina EP temukan cadangan minyak dan gas (migas) di Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat yang mencapai 13,2 juta standar kaki per hari (million cubic feet per day) dan kondesat 857,5 BCPD dengan kedalaman 3.150 MD. Pengeboran sumur ini pada saat itu dipantau Langsung oleh Bupati Langkat bersama Pertamina dan menjadi harapan baru agar Sejarah Pangkalan Brandan yang manis dapat terulang kembali.
ADVERTISEMENT
Meskipun Jumlah produksi Gas Alam di Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat belum mampu menyaingi produksi Gas di blok-blok lain di Indonesia, Pertamina EP melakukan proses percepatan kegiatan pengeboran Batumandi B1 (BTM-B1) yang berada di areal Pertamina EP Asset 1 Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, mulai Selasa, 1 Januari 2019. Total investasi untuk pemboran BTM-B1 sebesar 7,1 juta US Dollar atau sekitar Rp 102,9 miliar Rupiah (kurs Rp 14.500). Hingga Mei 2023,Terkhusus Pangkalan Susu Field terdapat 39 sumur produksi dan 9 sumur injeksi dengan produksi per 31 Mei 2023 sebanyak oil: 258 BOPD dan gas: 5,23 MMSCFD. (Diskusi Publik oleh Pertamina EP Pangkalan Susu)
Tentunya usaha hulu migas ini semua guna mendukung target produksi nasional sebesar 1 Juta BOPD (barrel oil per day) dan 12 BSCFD (billion standard cubic feer per day) gas pada tahun 2030. Dikarenakan proyeksi kebutuhan minyak akan naik 139 persen dan kebutuhan gas akan naik 298 persen pada tahun 2050. Guna mendukung kegiatan industri migas ini diperlukan sumber daya manusia yang mumpuni di bidangnya.
Ilustrasi kegiatan industri migas. Foto: Setdakab Langkat
Hal yang harus dipersiapkan tentunya menjadi SDM yang unggu dan kompeten, memiliki skill yang unik dan dibutuhkan, berani berbeda dengan yang lain, bekerja dengan passion dan terbuka untuk kolaborasi, mengembangkan mindset adaptif dan fleksibel, mampu berinovasi dan menerima perubahan sebagai hal yang wajar serta berani menggali potensi diri dan menemukan the best of me. Jalur daripada pengembangan diri tersebut bisa di dapatkan melalui perushaan/lembaga yang berkunjung ke kampus, migas career expo serta magang atau internship. Adapun jumlah tenaga kerja nasional pada sektor migas di tahun 2023 berjumlah 18.627 orang dan diproyeksikan pada tahun 2030 jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sekitar 22.457. Ini menjadi tantangan semua kalangan generasi muda untuk mencapai masa keemasan Indonesia pada tahun 2045. (Diskusi Publik oleh SKK Migas)
ADVERTISEMENT