34-Ibu-eneng-yang-merindukan-tanah-suci.png

Siti (Ibu Eneng) Yang Merindukan Tanah Suci

AWALIDENGANKEBAIKAN
AwalidenganKebaikan adalah program dari Allianz dan kumparan untuk mengajak masyarakat berbuat baik dengan cara menceritakan orang lain yang menginginkan umrah
20 Juni 2020 11:49 WIB
comment
13
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dalam setiap sujudnya, Ibu Eneng tak pernah lelah berdoa agar diberi kesempatan untuk bisa bertamu ke rumah Allah.
zoom-in-whitePerbesar
Dalam setiap sujudnya, Ibu Eneng tak pernah lelah berdoa agar diberi kesempatan untuk bisa bertamu ke rumah Allah.
Cerita no. 34;
Oleh: Widya Citra Andini
Waktu menunjukkan pukul 6 pagi. Ibu Eneng, begitu ia biasa disapa, bersiap berangkat dari rumahnya untuk bekerja di rumahku.
Jarak rumahku dengan rumah Ibu Eneng tidak jauh, mungkin sekitar 500 meter. Setiap hari, beliau datang ke rumahku di pagi hari dan pulang sebelum senja untuk bantu-bantu membereskan pekerjaan rumah.
Dari mulai menyapu halaman, mengepel rumah, mencuci, hingga memasak ia lakukan setiap hari. Satu hal yang aku kagumi, senyum tak pernah lepas dari wajah teduh beliau selelah apa pun harinya.
Padahal, bekerja di usia yang sudah lebih dari setengah abad sudah pasti membuatnya jadi mudah lelah ketimbang saat muda dulu. Namun, hal itu tidak pernah ia tunjukkan sekali pun.
Jika ditanya apa alasannya masih mau bekerja, ia selalu mengatakan, “Kasihan ibu, lagian saya enggak mau nyusahin anak-anak,“ begitu ucapnya.
Ya, ibu yang dimaksud adalah ibuku. Maklum, ibu bapakku bekerja seharian dan adik-adikku masih bersekolah. Sementara aku, sudah tidak tinggal bersama orangtua lagi sehingga membutuhkan orang untuk membantu membereskan rumah.
Sejak awal, kami anggap beliau bagian dari keluarga. Terlebih bagiku, beliau seperti sosok ibu yang sangat aku sayangi. Lebih dari 17 tahun berlalu, beliau masih setia mengabdi meski usianya tak muda lagi.
Pernah suatu hari kami berbincang di dapur sembari beliau mengipasi nasi di baskom yang baru saja matang. Aku menanyakan apa yang paling diinginkannya saat ini. Beliau menjawab, selain menginginkan melihat anak bungsunya menikah, beliau ingin sekali pergi ke Baitullah.
Baginya, Baitullah adalah tempat impian yang sangat ingin ia sambangi dan selalu dirindukan. Dalam setiap sujudnya, ia tak henti-hentinya berdoa memohon supaya rezekinya dicukupkan dan diberikan kesempatan untuk bisa bertamu di rumah Allah.
Ibu Eneng bercerita, saat musim haji tiba, beliau senang sekali karena bisa menyaksikan liputan ibadah haji di televisi. Meski tak ada di sana, beliau sudah cukup senang turut melafalkan kalimat talbiyah saat para jamaah haji tawaf mengelilingi Ka’bah dengan kalimat “Labbaik allahumma labbaik”.
Namun, dalam lubuk hati terdalamnya, kerinduannya akan Baitullah tetap belum tersampaikan secara sempurna hingga beliau menginjakkan kakinya di tanah suci. Dalam obrolan kami, ia sempat mengatakan, “Orang seperti ibu mah enggak tau bisa ke sana apa enggak, kaya mimpi aja, ongkosnya aja makin mahal ya sekarang,” lontarnya padaku.
“Insyaallah, rezeki kan enggak ada yang tau, Bu. Siapa tahu nanti ibu dapat rezeki terus bisa langsung daftar deh. Soalnya, umrah atau haji itu kan undangan Allah, Bu, jadi enggak ada yang enggak mungkin,” ucapku penuh keyakinan. Terlihat binaran penuh harap dari matanya seolah mengaminkan semua perkataanku.
Suatu waktu, keluargaku diberikan rezeki oleh Allah untuk datang berkunjung ke rumah-Nya. Sebelum kami sekeluarga berangkat, ia tak henti-henti meminta kepadaku, “Tolong panggil nama Ibu ya, di sana. Doain Ibu juga bisa ke sana,” ucapnya.
Dengan mantap, aku mengiyakan keinginannya sembari meminta doanya agar kami sekeluarga diberikan kelancaran beribadah. Bagiku, Ibu Eneng bukan sekadar orang yang membantu di rumah kami. Kesabaran, ketulusan, ketaaatan, dan ketegarannya sangat menginspirasiku. Beliau adalah sosok ibu 6 anak yang kuat dan tegar, membesarkan anak-anaknya seorang diri karena suaminya tak lagi di sisinya.
Doa untuk pergi ke tanah suci terus ia panjatkan setiap hari dalam solat malamnya demi mewujudkan mimpi dan kerinduannya untuk bertamu di rumah Allah. Dan di kesehariannya, beliau selalu #AwaliDenganKebaikan. Karena beliau percaya, satu kebaikan akan membawa kebaikan lainnya.

#AwaliDenganKebaikan Melalui Produk Asuransi Syariah Allianz

Ibu Eneng seperti menjadi Ibu kedua bagiku. Oleh karenanya, aku ingin sekali memberikan sesuatu yang bermanfaat untuknya. Mungkin aku belum bisa mewujudkan mimpinya untuk pergi ke tanah suci. Namun rasanya, jika ada rezeki lebih, ingin rasanya aku #AwaliDenganKebaikan padanya melalui Produk Asuransi Syariah dari Allianz atau dikenal dengan AlliSya.
AlliSya Protection Plus adalah Produk Asuransi Syariah dari Allianz yang berfokus pada asuransi jiwa. Produk ini dapat memberikan perlindungan untuk berbagai risiko yang mungkin datang di kemudian hari bagi pemegang polis dan keluarga.
Perlindungan critical Illness 100 yang memberikan santunan untuk 100 kondisi kritis bisa menjadi investasi kesehatan penting untuk Ibu Eneng di usianya yang tak lagi muda. Selain itu, fitur hospital & surgical care + premier syariah yang ditawarkan juga menjadi nilai plus tersendiri. Layanan ini bertujuan untuk mengganti biaya perawatan di rumah sakit sesuai tagihan dengan wilayah pertanggungan yang cukup luas.
AlliSya Protection Plus juga memberikan layanan santunan ketika pemegang polis meninggal dunia karena sakit atau kecelakaan. Dengan begitu, keluarga yang ditinggalkan masih bisa melanjutkan hidup ke depannya.
Tak hanya itu, fitur tambahan wakaf dalam polis AlliSya Protection Plus juga dapat menjadi sarana sedekah meski pemegang polis meninggal dunia. Pasalnya, santunan yang diwakafkan bisa membawa keberkahan dan pahala yang tidak terputus melalui fitur wakaf ini.
Jadi, selain memberikan manfaat di dunia, fitur tambahan dalam asuransi AlliSya Protection Plus juga membawa keberkahan hingga ke akhirat. Dengan kredibilitas Allianz sebagai perusahaan asuransi syariah Indonesia, rasanya aku tak lagi ragu untuk memberikan hadiah ini suatu hari nanti pada Ibu Eneng.
Bagi kamu yang ingin menceritakan sosok inspiratif di sekitarmu, yuk ikuti program #AwaliDenganKebaikan dari Allianz seperti yang kulakukan pada Ibu Eneng.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten