Konten dari Pengguna

Spesies Baru Dari Jawa Itu Bernama "Cyrtodactylus belanegara"

Awal Riyanto
Ahli Peneliti Madya Herpetologi di Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN
17 November 2024 12:02 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Awal Riyanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Indonesia negara megabiodiversiti

Indonesia memang sudah dikenal sebagai negara megabiodiversiti, pun demikian masih banyak khasanah keanekaragaman hayati tersebut yang belum terungkap. Hal ini dibuktikan masih banyaknya spesies-spesies baru yang dideskripsi setiap tahunnnya. Kekayaan hayati tersebut sebagai anugerah Yang Maha Kuasa disebabkan karena situasi dan kondisi Indonesia yang sangat unik seperti berupa negara kepulauan yang terhampar di tiga zona zoogeografi, beriklim tropis, Sejarah proses geologi dan banyak gunung berapi. Di dalam ilmu pengetahuan, situasi dan kondisi tersebut sangat mendukung terjadinya peristiwa evolusi suatu mahkluk hidup, demikian pula mekanisme persebarannya baik vicarian maupun dispersal.
ADVERTISEMENT

Spesies baru dari Jawa

Jawa adalah salah satu pulau terbesar di Indonesia, pulau yang paling padat penghuni ternyata masih banyak khasanah kekayaan hayatinya belum terungkap. Dari kelompok hewan yang hidup di dua alam dan melata (herpetofauna) masih saja terungkan dan terdeskripsi spesies baru tiap tahunnya. Salah satu spesies baru yang berhasil dideskripsi adalah cecak marga Cyrtodactylus atau jarilengkung. Bersumber dari jurnal Herpetologica tahun 2024 volume 80 nomor 4, spesies baru tersebut diberi Cyrtodactylus belanegara.
Cyrtodactylus belanegara spesies baru ke-3 marga cecak jarilengkung yang dideskripsi dari Indonesia. Foto: Awal Riyanto
Deskripsi spesies baru ini merupakan hasil kolaborasi antara peneliti dari Badan Riset Dan Inovasi Nasional (BRIN), Universitas Pertahanan, dan Universitas Indonesia: Awal Riyanto, Amir Hamidy, Thasun Amarasinghe, Isna A Hikmah dan Abinawanto. Cecak baru ini merupakan spesies dari marga Cyrtodactylus baru ke-3 yang dideskripsi dari tanah air, setelah Cyrtodactylus tehetehe dan C. mamberamo. Penamaan “belanegara” selain mengacu misi Universitas Pertahanan Indonesia, tempat spesies baru tersebut ditemukan juga sebagai pengingat bagi seluruh bangsa terurama generasi muda untuk selalu ingat membela negara Indonesia tercinta. Deskripsi spesies baru ini menyebabkan jumlah spesies cecak jarilengkung di pulau Jawa menjadi 4 spesies, yaitu: C. marmoratus, C. semiadii, C. petani dan C. belanegara.
ADVERTISEMENT
Cyrtodactylus belanegara mempunyai karakter unik yang membedakan dari kerabat lainnya, yaitu dewasa dapat mencapai ukuran 55 mm panjang moncong ke kloaka, jumlah sisik bibir atas atau supralabial sebanyak 11 hingga 13, sisik bibir bawah atau infralabial sebanyak 9 hingga 11, permukaan dorsal lengan atas tidak mempunyai struktur tuberkel, sepanjang lipatan kulit ventrolateral terdapat tuberkel, jumlah baris tuberkel di punggung sebanyak 18 hingga 20, jumlah tuberkel yang tersususn melintang di punggung sebanyak 27 hingga 34, jumlah baris sisik ventral sebanyak 37 hingga 40, jantan mempunyai ceruk precloacal, pori precloacal sebanyak 12 hingga 13 dipisahkan oleh 5 hingga 7 sisik femoral dari baris pori femoral yangberjumlah 2 hingga 4, jumlah lamela pada jari ke-4 kaki sebanyak 18 hingga 23 dan sisik subcaudal tidak membesar.
ADVERTISEMENT
Tampak muka Cyrtodactylus belanegara. Foto: Awal Riyanto
Para peneliti membuktikan secara molekuler maupun morfologi bahwa C. belanegara masuk dalam kelompok kompleks C. marmoratus. Jarak genetik bedasarkan gen ND2, spesies baru ini mempunyai perbedaan sebesar 21.9% dengan C. marmoratus, 21.3 hingga 22.3% % dengan C. semiadii dan 21.9% hingga 22.6% dengan Indonesia memang sudah dikenal sebagai negara megabiodiversiti, pun demikian masih banyak khasanah keanekaragaman hayati tersebut yang belum terungkap. Hal ini dibuktikan masih banyaknya spesies-spesies baru yang dideskripsi setiap tahunnnya. Kekayaan hayati tersebut sebagai anugerah Yang Maha Kuasa disebabkan karena situasi dan kondisi Indonesia yang sangat unik seperti berupa negara kepulauan yang terhampar di tiga zona zoogeografi, beriklim tropis, Sejarah proses geologi dan banyak gunung berapi. Di dalam ilmu pengetahuan, situasi dan kondisi tersebut sangat mendukung terjadinya peristiwa evolusi suatu mahkluk hidup, demikian pula mekanisme persebarannya baik vicarian maupun dispersal.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana kerabat dekat lainnya, spesies baru ini juga aktif di malam hari. Mereka hidup di betuan dalam semak-semak. Spesies ini mempunyai suara yang cukup melengking, meskipun sangat jarang bersuara.
Temuan dan deskripsi spesies baru ini hanyalah pintu awal dalam memahami dan modal dasar untuk bagaimana menyibak mesteri kegunaan dalam hal bioprospektifnya. Sudahlah tentu studi lanjut baik ekologi, perilaku, kimia dan seterusnya sangatlah diperlukan.
Ayo, wahai generasi muda belanegara mu dengan sibak, ungkap, cermati, kuasai dan manfaatkan secara arif kekayaan hayati nusantara ini untuk kamajuan dan kemakmuran nagara mu.