Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Pengaruh Kepadatan Penduduk Terhadap Eksistensi Virus Covid-19
21 Desember 2020 4:57 WIB
Tulisan dari Awanda Gita Rahma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dengan menggunakan data yang dirilis oleh Divisi Populasi, Departemen Ekonomi dan Masalah Sosial, PBB, diperkirakan jumlah penduduk di dunia pada tahun 2020 ini mencapai 7.794.798.739 jiwa atau hampir sebesar 7,8 milyar jiwa. Negara yang menempati jumlah penduduk paling banyak di dunia adalah China atau Tiongkok dengan jumlah penduduk sebanyak 1.379.302.771 orang. Kemudian disusul oleh India, dengan jumlah penduduk sebanyak 1.281.935.911 orang dan Amerika Serikat dengan jumlah penduduk sebanyak 326.625.791 orang. Diperkirakan pada tahun 2020 ini, jumlah penduduk negara yang berada di wilayah Asia Timur ini sebesar 1,44 milyar jiwa atau 18,47% dari jumlah penduduk dunia.
ADVERTISEMENT
Indonesia menempati posisi ke-4 sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia yang diperkirakan mempunyai penduduk sebesar 274 juta jiwa pada tahun 2020. Dengan menempati posisi ke-4 sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia, maka kepadatan penduduk per km2 di Indonesia pun sudah dapat dipastikan cukup tinggi. Ditambah lagi dengan adanya ketidakmerataan persebaran penduduk di wilayah negara Indonesia, tentunya mengakibatkan daerah yang kepadatan penduduknya tinggi rentan terkena permasalahan kesehatan.
Tri Dewi Virgiyanti selaku Direktur Perkotaan Perumahan dan Permukiman Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas mengatakan, permukiman padat penduduk memiliki resiko ancaman kesehatan yang cukup tinggi hal ini disebabkan oleh kondisi layanan infrastruktur dasar seperti air bersih dan sanitasi yang tidak memadai, sehingga menyebabkan kondisi lingkungan tersebut dapat dikategorikan tidak layak huni. Dewi menambahkan, permukiman yang tingkat kepadatan penduduknya tinggi rentan menjadi pusat penyebaran wabah virus Covid-19 karena biasanya kawasan tersebut aksesibilitasnya sulit. Hal ini selaras dengan peta penyebaran virus Covid-19 yang menunjukkan bahwa peta persebaran Covid-19 paling tinggi terjadi di daerah yang padat penduduk.
ADVERTISEMENT
Contohnya dalam kasus di DKI Jakarta sebagai pusat metropolitan, dimana banyak terdapat permukiman padat penduduk yang menjadikan daerah DKI Jakarta sebagai zona merah dalam peta persebaran virus Covid-19 di Indonesia. Ahli Epidemiologi Universitas Indonesia (UI), Dr Pandu Riono mengatakan, risiko penyebaran Covid-19 di kawasan padat penduduk jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kawasan yang tidak memiliki kepadatan penduduk yang tinggi hal ini dikarenakan masyarakat di dalamnya hampir tidak mungkin melakukan physical distancing pada saat melakukan kegiatan mobilisasi dalam kebutuhan sehari-hari karena saking padatnya kawasan tersebut. Kondisi ini masih ditambah lagi dengan kurangnya kesadaran masyarakat untuk rajin mencuci tangan karena minimnya sarana air bersih dan fasilitas sanitasi.
Namun disisi lain, biasanya masyarakat yang tinggal di kawasan padat penduduk pada umumnya terdiri dari kalangan menengah ke bawah sehingga mereka tidak dapat menyediakan masker yang mencukupi untuk kegiatan mobilisasi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tentunya sudah menjadi PR untuk pemerintah kota ataupun kabupaten setempat terutama yang memiliki jumlah kepadatan penduduknya yang tinggi untuk mencukupi kebutuhan masker ataupun fasilitas sanitasi untuk warganya pada masa pandemi ini. Karena pada dasarnya, untuk mengatasi pandemi virus Covid-19 yang sedang terjadi ini dibutuhkan kerjasama yang baik antara pemerintah dengan masyarakat setempat. Pemerintah membuat program penyuluhan mengenai langkah-langkah agar terhindar dari virus Covid-19 sebagai langkah preventif dengan harapan masyarakat dapat mentaatinya.
ADVERTISEMENT
Mobilitas penduduk yang tinggi di kawasan padat penduduk membuat mereka yang tinggal di wilayah tersebut menjadi sangat rentan terhadap penyebaran Covid-19. Oleh karena itu diharapkan baik dari pemerintah setempat maupun warganya tetap disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan. Hal ini merujuk pada kenyataan bahwa memang kawasan perkotaan yang padat penduduk tentu akan menyebabkan transmisi virus Covid-19 lebih cepat dengan rantai penyebaran yang lebih kompleks, sehingga lebih sulit dilakukan pelacakan dengan siapa saja pasien virus Covid-19 melakukan kontak.