Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
10 Pria Paling Horny dalam Karya Sastra
29 Juli 2018 19:24 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
Tulisan dari Award News tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Novel terakhir pengarang Indonesia kontemporer yang karyanya paling banyak diterjemahkan ke berbagai bahasa dunia, Eka Kurnaiwan, “Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Lunas” bercerita tentang Ajo Kawir yang burungnya lembek tak bisa ereksi.
ADVERTISEMENT
“[Si burung) bagaikan seekor beruang yang ingin hibernasi dalam waktu yang sangat lama. Burungnya tidak mati, tidak juga hidup, ia damai seperti seorang pertapa,” kata narator di novel itu. Melalui burung yang tak bisa horny Eka mendorong kisah dari berbagai karakter yang muncul dari dunia para sopir truk.
Nah, sebaliknya, pada 17 lalu, The Cut sebuah situs media jaringan New York Media, menurunkan sebuah artikel yang membahas 10 pria paling horny yang ada di karta sastra .
Sekumpulan pria horny The Cut ini bukan hanya sekumpulan orang-orang yang gila seks, namun juga mereka yang sering memikirkan, membayangkan, serta mengobsesikan sesuatu yang tak lepas dari alat kelamin. Kebalikan dari novel Eka, para pria horny ini seolah ingin menyampaikan pada kita para pembaca, bahwa horny bisa menjadi sebuah penjelasan dari sifat karakter, baik karakter baik maupun karakter buruk. Berikut ini adalah kumpulan 10 pria paling horny dalam karya sastra dunia versi The Cut.
ADVERTISEMENT
1. Nino Sarratore – dalam novel Neapolitan karya Ellena Ferrante
Dalam novel tersebut, Nino Sarratore diceritakan sebagai pria yang terangsang pada banyak hal. Untuk melampiaskan rasa horny itu, dia sering membuat sebuah monolog yang di dalamnya ia berusaha meyakinkan orang-orang bahwa rasa horny yang dialaminya adalah sebuah efek dari rasa panas yang sering menjangkiti pinggangnya tanpa sebab, dan ia menyebut hal itu sebagai “kejantanan yang berlebihan”.
2. Alexander Portnoy – dalam novel Portnoy’s Complain karya Philip Roth
Alexander Portnoy adalah salah satu tokoh yang paling ikonik dalam karya Philip Roth. Dalam novel Portnoy’s Complain, diceritakan bahwa pemuda itu mencumbui sebuah apel dengan penuh gairah.
3. Elio Perman – dalam novel Call Me By Your Name karya Andre Aciman
ADVERTISEMENT
Tokoh Elio dalam Call Me By Your Name jauh lebih menarik dan lebih mendunia dibanding Portnoy, terutama dalam hal mana di antara keduanya yang paling bikin horny. Salah satu bagian menarik dalam novel itu adalah ketika Elio menciptakan sebuah kata “Apricock” – sebuah kata gabungan paling horny dalam sejarah sastra – yang digunakan untuk mendeskripsikan gairah pemuda itu yang terus membesar terhadap seorang lelaki yang tinggal bersama keluarganya selama musim panas. Pada akhirnya gairahnya terhadap lelaki itu terbalaskan. “Jika kau berhenti, kau akan membunuhku,” geram Elio sambil mengatakan kalimat itu berulang-ulang saat mereka bercinta. Itulah sebuah perkataan paling emosional yang terucap dalam keadaan horny.
4. Rob – dalam novel High Fidelity karya Nick Hornby
ADVERTISEMENT
Rob terkadang berpikir bahwa horny adalah segalanya tentang obsesi, tentang memberikan perhatian pada detil, dan bagaimana hal itu diinteraksikan dan dirasakan. Untuk melampiaskan keterangsanganya, ia memiliki banyak variasi masturbasi. Dia juga memiliki hobi unik yaitu membuat daftar nama berisi nama-nama wanita yang ia tahu melalui film dan lagu. Selain itu dia juga jatuh cinta pada rekamannya sendiri, kesedihannya, perkembangannya, dan saat-saat ketika ia mencela diri sendiri sebagai seorang pecundang.
5. Ishmael – dalam novel Moby Dick karya Herman Melville
Ishmael adalah seorang pemuda yang tahu segalanya tentang paus. Ia mengikuti pelayaran bersama Kapten Ahab, seseorang yang ingin membalas dendam atas salah satu kakinya yang hilang kepada seekor paus bernama Moby Dick. Dalam novel itu diceritakan bahwa ia banyak melakukan penyimpangan terhadap tulang paus, cairan minyak sprema paus, dan gigi paus. Dia menggunakan semua itu untuk melampiaskan rasa horny-nya sebagaimana yang juga dilakukan Kapten Ahab.
ADVERTISEMENT
6. Para Narator – dalam novel The Virgin Suicides karya Jeffrey Eugenides
Para remaja puber yang menarasikan The Virgin Suicides adalah tokoh orang pertama jamak yang membacakan sebuah cerita seperti sebuah paduan suara Yunani yang sedang horny.
Obsesi kolektif mereka terhadap lima bersaudari dari Lisbon bertahan hingga mereka dewasa. Dalam novel itu diceritakan bahwa mereka membagi cerita tentang diri mereka masing-masing degan membaca diary dan memata-matai para gadis itu.
Dalam sebuah potongan percakapan, para remaja itu secara kompak berkata,”Kita pada akhirnya tahu bahwa gadis-gadis itu selama ini menyembunyikan kalau mereka sebenarnya tahu tentang cinta atau bahkan kematian, dan tugas kita hanyalah membuat kegaduhan dan memuaskan mereka.”
7. Count Dracula – dalam novel Dracula karya Bram Stoker
ADVERTISEMENT
Dalam novel itu diceritakan bahwa Count Dracula gemar mengincar para wanita dan kemudian menghipnotisnya untuk diambil darahnya. Selain memiliki minat pada arsitektur dan perubahan bentuk, Count Dracula memiliki hobi mengubah sifat perempuan yang berbudi luhur menjadi perempuan pecandu seks.
Tokoh Count sendiri menginspirasi banyak kajian akademis dengan beberapa pertanyaan dasar diantaranya: apa yang ingin disimbolkan dari “darah” dalam novel itu? Atau apa tujuan Count sebenarnya terhadap semua perbuatannya itu? Bila dibandingkan dengan tokoh Lestat dalam The Vampire Lestat karya Anne Rice atau tokoh Edward dalam The Twilight karya Stephenie Meyer, kunci yang mengacu pada sifat mereka sangat jelas; rasa horny yang tak pernah terpuaskan.
8. Para anggota band Motley Crue – dalam autobiografi The Dirt karya Mötley Crüe
ADVERTISEMENT
Cukup adil bila dikatakan bahwa para anggota band Motley Crue bukanlah para penulis sastra. Namun menurut Neill Strauss, sebagai sebuah memoar mengenai grup band, buku itu menjadi karya terbaik yang menceritakan tentang pesta pora yang tiada henti dengan para anggota grup mereka, obat-obatan, dan stok video seks yang melimpah.
Dalam autobiografi itu drummer Motley Crue, Tommy Lee, berkata,”Apa yang orang-orang suka dari Motley Crue adalah karena mereka menjadi band yang sangat kacau: bisa bebas berkeliaran di kamar sambil menghirup alkohol, menikmati gadis-gadis, mengonsumsi obat-obatan, dan menjumpai masalah sekaligus.”
9. Jasper – dalam novel Made For Love karya Alissa Nutting
Cerita utama dalam novel itu bukanlah tentang seorang lelaki sekarat yang memiliki sebuah boneka mainan yang dijadikan mainan seks, namun tentang Jasper, seorang mantan penipu yang tinggal “di dalam gelombang klaustrofobia dari sebuah obsesi seksual antar-spesies yang vulgar”.
ADVERTISEMENT
Dalam novel itu diceritakan bahwa Jasper begitu terangsang ketika melihat lumba-lumba. Bahkan ia mempunyai mimpi untuk bisa mencumbui lumba-lumba.
10. Bruce Patman – dalam novel Sweet Valley High karya Francine Pascal
Dalam novel itu diceritakan bahwa Bruce Patman menghabiskan hampir seluruh hidupnya untuk berkencan dengan banyak gadis. Dia selalu mengajak gadis-gadis yang dikencaninya untuk minum minuman keras dan kemudian mencoba menyentuh payudara mereka.
Selain itu, salah satu hal yang menarik dari Bruce adalah ia menyusun sebuah buku yang sangat tebal. Buku itu kemudian diberi judul Bruce’s Story yang berisi berbagai macam tips kencan. (Agam Shan )