John Glen, Dedikasikan Hidup untuk Kembangkan Standar Anestesi Modern

Award News
oleh : pandangan Jogja
Konten dari Pengguna
17 September 2018 17:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Award News tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi operasi (Foto: pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi operasi (Foto: pixabay)
ADVERTISEMENT
Anugerah The Lasker Awards 2018 kategori Lasker-DeBakey Clinical Medical Research diberikan kepada John B. (Iain) Glen (73 tahun), atas dedikasinya dalam bidang anestesi. Glen berjasa menciptakan, mengembangkan, serta memodernisasi cara pembiusan dalam proses pembedahan dan berbagai pengobatan.
ADVERTISEMENT
Penghargaan yang diumumkan pada 11 September lalu merupakan salah satu penghargaan prestisius dalam bidang biomedis. Penghargaan yang sering disebut sebagai American Nobels karena 87 penerima penghargaan biasanya akan memenangi Nobel Prize bidang biomedis.
Dikutip dari laman resmi The Lasker Awards, penghargaan dari Yayasan Lasker yang didirikan Albert Lasker dan istrinya ini diberikan kepada ilmuwan yang memiliki kontribusi besar dalam ilmu kedokteran. Tahun ini setiap pemenang berhak mendapatkan 250 ribu dollar AS.
Penghargaan tahunan tersebut diberikan dalam empat kategori. Selain Lasker-Debakey Clinical Medical Research, juga Lasker-Koshland Special Achievement Award in Medical Science yang diberikan kepada Joan Argetsinger Steitz dari Universitas Yale atas pencapaiannya selama empat dekade dalam bidang biomedis, dengan penemuan-penemuan dalam biologi Ribonucleic Acid (RNA), serta salah satu dari sedikit wanita yang suntuk dalam sains.
ADVERTISEMENT
Sementara Albert Lasker Basic Medical Research Award diterima oleh C. David Allis dari Universitas Rockefeller dan Michael Grunstein dari Universitas California atas yang mengembangkan modifikasi kimiawi pada protein tertentu pada kromosom yang dapat mengubah dan mematikan gen.
Propofol Obat Terpenting
John Glen, Dedikasikan Hidup untuk Kembangkan Standar Anestesi Modern (1)
zoom-in-whitePerbesar
John Glen menemukan dan mengembangkan propofol, senyawa kimiawi yang digunakan sebagai obat bius untuk mengurangi rasa sakit pada pembedahan dan berbagai prosedur pengobatan lainnya.
Propofol adalah obat anestesi intravena yang paling sering digunakan saat ini. Pada 2016, WHO menganggap propofol sebagai salah satu obat yang paling penting, yang pada tahun itu telah digunakan pada lebih dari 190 juta pasien.
Karir farmasi Dr. Glen sejatinya bukan pada anestesi tubuh manusia. Selama bertahun-tahun ia mengajarkan anestesi hewan di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Glasgow. “Saya membius anjing, kucing, kuda, serta semua hewan yang membutuhkan,” kata Dr. Glen dalam sebuah wawancara, dikutip dari The New York Times. Suatu kali ia juga menggunakan anestesi pada burung pelikan ketika operasi paruh.
ADVERTISEMENT
Pada 1972 Dr. Glen bergabung dengan Imperial Chemistry Industries (ICI), yang kemudian diakuisisi oleh Astra Zenecca, dan mengalihkan penelitiannya pada anestesi manusia. Ia tergabung dalam tim penelitian untuk mencari obat bius yang bekerja dengan cepat dan tanpa efek samping yang besar. Sebelumnya, para dokter memakai senyawa theopental dengan pembiusan lewat kain.
Theopental bereaksi dengan cepat pada tubuh namun rentan efek samping yang sering menyebabkan pasien mual, muntah, dan pening setelah operasi. Senyawa theopental juga menumpuk dalam tubuh, sehingga penggunaan terus menerus pada pasien menyebabkan ketidaksadaran yang lama sesudahnya.
Senyawa yang mereka cari haruslah memiliki dua kriteria utama. Pertama, mampu mengurangi efek setelah anestesi berupa mual dan muntah. Kedua, senyawa itu haruslah sesuatu yang bisa larut di dalam lemak serta bersifat cair. Hal ini memungkinkan senyawa tersebut dihantar darah dengan cepat menuju otak dan segera menghentikan kerja otak.
ADVERTISEMENT
Bersama dengan kimiawan ICI, Roger James, Dr. Glen mulai mencoba beberapa senyawa yang diuji-sampel dengan tikus. Pada tahun 1973, ia menunjukkan bahwa salah satu bahan kimia bernama propofol (Diisopropilfenol, Diprivan), memiliki reaksi yang baik pada serangkaian uji laboratorium.
Propofol lebih kuat 1,8 kali dibanding theopental, sehingga mampu merangsang otak dengan cepat. Propofol juga tidak membuat otot kejang, serta dapat dikombinasikan secara aman dengan berbagai obat penenang lainnya.
Dari beberapa tes laboratorium, Dr. Glen dan timnya menemukan bahwa propofol tidak menumpuk di dalam tubuh, bahkan setelah beberapa suntikan. Dengan suntikan berkali-kali, efek ketidaksadaran pasien hanya bertambah beberapa menit.
Berbeda dengan theopental yang berefek sampai beberapa jam lamanya. Tes berikutnya menunjukkan bahwa propofol bisa melebur dan dengan mudah dikeluarkan tubuh, berbeda dengan theopental. Tes tersebut berhasil, bahkan setelah diuji pada lebih dari 1.000 pasien. Propofol bekerja dengan lancar dan aman, dan pasien bisa pulih dengan cepat, dengan kepeningan yang minimal, tanpa rasa mual dan muntah.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, penggunaan propofol sempat ditangguhkan karena dosisnya yang bereaksi tinggi dan bisa mengancam nyawa beberapa pasien. Sebelum akhirnya Glen, bekerjasama dengan ahli kimia dan farmasi ICI, mencoba mencampur propofol dengan minyak kedelai untuk mengurangi reaksi yang berlebihan dari senyawa propofol.
Pencampuran tersebut ternyata berdampak baik bagi tubuh manusia. Hampir 1.500 pasien yang diberikan anestesi propofol versi baru ini tetap berfungsi dengan cepat dan minim efek samping, ditambah dengan penurunan reaksi yang berlebihan ada tubuh.
Pada 1986, temuan Dr. Glen tersebut diakui dan dipakai pada pengobatan di Inggris dan di Amerika Serikat tiga tahun berselang. Hingga saat ini, propofol dalam bidang anestesi telah dipakai lebih dari 90 negara.
ADVERTISEMENT
Lewat serangkaian uji klinis, propofol yang sering diistilahkan sebagai “susu penghilang ingatan” karena cairannya yang menyerupai susu, telah digunakan dalam wilayah pengobatan yang lebih luas. Bukan hanya membantu proses operasi, propofol juga aman bagi pasien anak-anak dan penawar bagi rasa sakit.
Lewat Infus
John Glen, Dedikasikan Hidup untuk Kembangkan Standar Anestesi Modern (2)
zoom-in-whitePerbesar
John B. (lain) Glen. Sumber Foto: Sciencemag.org
Dr. Glen dan para kolega pun telah melakukan pembaharuan media. Dari yang awalnya disuntikkan, lantas dikembangkan dengan media infus, sesuatu yang masih jarang digunakan dalam medis ketika itu dan Glen menjadi salah satu yang memodernisasi bidang anestesi.
Penggunaan medium infus yang dipadukan dengan teknologi komputer, diprogram dengan model farmakokinetik untuk mendapatkan gambaran yang utuh bagaimana tubuh menerima propofol, menghitung jumlah yang diperlukan setiap tubuh, dan menyesuaikan laju infus dengan laju darah.
ADVERTISEMENT
Modernisasi ini memungkinkan pengawasan otomatis bagaimana senyawa tersebut masuk ke dalam tubuh dan bekerja. Sehingga dapat mengurangi resiko yang tak diharapkan.
Di samping ketekunannya di dalam laboratorium, Dr. Glen juga mewariskan beberapa artikel yang dikarangnya dalam bidang kedokteran, dan anestesi khususnya. Di antaranya adalah “Pharmacology of an Emolsion Formulation of ICI35868” yang ditulis bersama S.C. Hunter (British J. Anaesth: 1984).
Melalui visi dan ketekunannya selama lebih dari dua puluh tahun, Glen mengantar senyawa propofol yang bekerja dengan cepat dan minim efek samping bagi hampir seluruh dokter di dunia. Para dokter memakainya di ruang operasi, unit gawat darurat, rawat inap, dan rawat jalan. Kini, hasil jerih payah Dr. Glen menjadi standar anestesi di dunia. (Ahmad Aswar / YK-1)
ADVERTISEMENT