Konten dari Pengguna

Selamat Datang, Bahtera Nuh Mikroba

Award News
oleh : pandangan Jogja
9 Oktober 2018 14:43 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Award News tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Selamat Datang, Bahtera Nuh Mikroba
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Peristiwa pengangkutan seluruh spesies unggul di dalam cerita tentang Nuh dan bahteranya adalah sebuah peristiwa yang sepertinya harus diulang kembali. Sebab, badai penyakit di era modern terus berdatangan, sementara sebagian besar manusia telah terjangkit. Satu-satunya cara adalah mencari manusia yang belum terkena badai, yang tinggal di pedalaman di dunia.
ADVERTISEMENT
Sebuah tim peneliti dari Universitas Rutgers tengah mempersiapkan penelitian skala besar mempersiapkan kehadiran Bahtera Nuh terpenting di era modern. Penelitian ini, sebagaimana Nabi Nuh lakukan pada seluruh flora dan fauna untuk diangkat ke bahtera, akan mencari dan melestarikan mikroba dari tubuh manusia di daerah yang belum tersentuh modernisasi di seluruh dunia.
Science Daily menyatakan penelitian ini merupakan tindakan sebelum manusia yang tidak mengonsumsi makanan dan obat-obatan modern yang memusnahkan organisme mikroba yang telah hidup selama ribuan tahun dan sangat penting untuk kesehatan.
Nantinya, jenis mikroba itu akan dikumpulkan dan diidentifikasi sehingga bisa dibudidayakan kembali sebelum orang-orang tradisional habis. Sebab, para saintis tersebut percaya, makanan dan obat-obatan modern telah membunuh mikroba di dalam tubuh yang bisa menangkal gejala penyakit modern mulai dari obesitas sampai diabetes.
ADVERTISEMENT
Mikroba di dalam tubuh manusia berjumlah triliunan organisme mikroskopis yang berkontribusi bagi kesehatan dengan berbagai cara. Sebuah studi yang dilakukan pada 2015 silam, menunjukkan bahwa manusia yang masih hidup dalam sistem tradisional dengan berburu dan meramu makanan, memiliki mikroba dan gen yang lebih banyak dan stabil ketimbang manusia modern yang telah mengonsumsi antibiotik, makanan olahan, dan cepat saji. Ketiga jenis itu yang masuk ke dalam tubuh, justru membunuh mikroba-mikroba baik di dalam tubuh.
Para saintis itu akan mengumpulkan segala organisme mikroba yang masih bisa ditemukan sebagaimana yang dikerjakan The Svalbard Global Seed Vault, sebuah laboratorium khusus di lereng gunung di Pulau Svalbard di Norwegia yang dibangun untuk melestarikan keragaman hayati.
ADVERTISEMENT
Sejak dibuka pada 2008 silam, laboratorium The Svalbard ini telah menyimpan lebih dari 4.000 benih tanaman, menghindari kepunahan yang diakibatkan oleh bencana alam dan kerusakan karena tangan manusia.
Selamat Datang, Bahtera Nuh Mikroba (1)
zoom-in-whitePerbesar
Di Bahtera Nuh mikroba, para peneliti, di antaranya, akan menyimpan koleksi kotoran manusia yang di dalamnya terdapat mikroba. Penelitian telah menunjukkan bahwa orang-orang di komunitas tradisional yang terisolasi cenderung memiliki mikroba yang jauh lebih beragam daripada orang-orang yang hidup di dunia modern.
Sebagai contoh, mikroba kebanyakan orang Amerika hanya separuh dari mikroba komunitas pemburu-perami di desa-desa terpencil Amazon. Hal itu berangkat dari sejumlah faktor, mulai dari antibiotik dan air yang diklorinasi hingga antiseptik dan operasi caesar.
ADVERTISEMENT
Proyek Bahtera Nuh akan dikerjakan oleh Dominguez-Bello dan rekan penulisnya Rob Knight dari Universitas California, Jack A. Gilbert dari Unibersitas Chicago, dan Martin J Blaser dari New York University Langone Medical Center.
Mereka percaya suatu hari mungkin kebanyakan penyakit bisa disembuhkan dengan mengembalikan mikroba yang hilang. Namun, permasalahan terbesarnya adalah bagaimana mengumpulkan mikroba dari populasi Amerika Latin dan Afrika tradisional yang cepat atau lambat akan mengalami urbanisasi. Mereka mengakui, setiap berangkat ke tempat-tempat tradisional, setiap saat masyarakat itu menuju arah modern.
Kematian Mikroba Kelahiran Penyakit Baru
Selamat Datang, Bahtera Nuh Mikroba (2)
zoom-in-whitePerbesar
Dalam rilis yang diterbitkan Majalan Science pada 5 Oktober lalu, para saintis itu mengatakan bahwa sejak awal abad ke-20 terutama sejak Perang Dunia II, penyakit dan gangguan seperti obesitas, asma, alergi, dan autisme telah meningkat secara dramatis, dimulai di seluruh negara industri dan menyebar belakangan ke negara berkembang.
ADVERTISEMENT
Bukti ilmiah semakin menunjukkan gangguan pada mikrobiota selama kehidupan awal, dan mengakibatkan kelainan metabolik selama pengembangan, sebagai faktor kunci. Biaya perawatan untuk obesitas lebih dari USD 2 triliun dan diabetes telah melampaui USD 1 triliun.
Mikroba (dan genom kolektifnya, mikrobioma) meliputi bakteri, archaea, virus, jamur, dan penjajah mikroeukariotik lainnya yang hidup di dalam atau di tubuh. Mereka memengaruhi proses penting, termasuk nutrisi, kekebalan, aktivitas hormon, permeabilitas usus, dan neurokimia. Mikroba sebagian besar diwariskan dari generasi ke generasi, di awal kehidupan, dari ibu ke anak-anak mereka.
Germline dan genom somatik, mikrobioma, dan lingkungan eksternal adalah semua fitur penting dari variasi populasi yang berguna untuk memprediksi penyakit.
Mikroba yang diperoleh pada awal kehidupan memainkan peran penting dalam membimbing pengembangan sistem kekebalan, metabolisme, dan saraf pada model hewan dan mungkin juga penting dalam perkembangan manusia, seperti yang ditunjukkan oleh bukti epidemiologi.
ADVERTISEMENT
Penelitian pada hewan menunjukkan penyebab hubungan antara asosiasi gangguan mikrobiom pada awal kehidupan dan perkembangan penyakit seperti obesitas, diabetes remaja, dan asma.
Selamat Datang, Bahtera Nuh Mikroba (3)
zoom-in-whitePerbesar
Perbandingan masyarakat tradisional dengan masyarakat industri menunjukkan bahwa hilangnya keragaman mikroba usus sangat terkait dengan industrialisasi, bukan dengan diet, etnis, atau geografi tertentu.
Industrialisasi mencakup bagaimana pengolahan air, makanan, dan perubahan pada lingkungan. Termasuk perawatan medis, pemberian antibiotik, operasi caesar, pemberian susu botol. Semuanya mengurangi keragaman mikroba yang ditransmisikan dan dipelihara, terutama selama tahap awal kehidupan seseorang.
Hilangnya keragaman mikrobiota membuka celah bagi penjajah oportunistik, yang sering tidak memiliki kendala koping (mekanisme tubuh beradaptasi dengan perubahan) yang sama.
ADVERTISEMENT
Usus bakteri Desulfovibrio, Bacteroides, Prevotella, Lactobacillus, Oxalobacter, dan garis keturunan dalam keluarga Succinivibrionaceae, Paraprevotellaceae, dan Spirochaetaceae menghilang dengan industrialisasi.
Sebagai contoh, Oxalobacter menggunakan oksalat yang tidak dapat dicerna dan kehilangannya mungkin menghalangi perlindungan terhadap pembentukan batu ginjal, yang tersusun dari kalsium oksalat.
Restorasi mikroba yang disengaja menekankan pencegahan daripada pengobatan. Perlu menjaga keragaman mikroba nenek moyang dari populasi manusia yang beraneka ragam secara global dan terutama termasuk mereka yang memiliki paparan paling sedikit terhadap urbanisasi.
Menggunakan teknologi saat ini, dan di bawah prinsip kehati-hatian--untuk menghindari pengenalan produk dan proses efek akhir yang tidak diketahui-- adalah penting untuk terus memperluas upaya menangkap dan melestarikan mikrobiota manusia saat masih ada. Ini langkah penting untuk membantu mengurangi risiko fatal akibat urbanisasi dan membantu manusia menentukan langkah menuju pemulihan. (Muhammad Aswar/YK-1)
ADVERTISEMENT