Konten dari Pengguna

Steven Wilson, Musisi Besar Inggris yang Belum Pernah Kamu Dengar

Award News
oleh : pandangan Jogja
28 September 2018 15:04 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Award News tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Steven Wilson, Musisi Besar Inggris yang Belum Pernah Kamu Dengar
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Steven Wilson (Sumber foto: Stevenwilsonhq.com)
Mari kita mulai dari Plato: seni haruslah dibagi dalam dua domain, seni yang menghibur dan seni yang memahamkan. Kesimpulan itu didapatnya setelah diskusi berhari-hari dengan orang-orang Yunani Kuno yang sedang mencoba merumuskan bagaimana sebaiknya dunia ini berjalan.
ADVERTISEMENT
Bukan berarti ada seni yang baik dan ada seni yang tidak baik. Sebab manusia ditakdirkan memiliki perasaan yang rendah serta perasaan yang tinggi. Seseorang mungkin akan mengisakkan tangis ketika mendengarkan lagu-lagu melow, atau melompat-lompat mendengarkan alunan musik yang menghentak.
Namun di saat tertentu seseorang lebih suka pada lagu-lagu yang harus ia dengarkan berkali-kali baru paham bagaimana lagu itu mengisahkan sesuatu yang lebih rumit tentang dunia dan permasalahannya.
Lalu, di tahun 1960-an, musisi di Inggris mulai membuat kategori lebih spesifik: musik industri dan musik sekolahan. Musik industri merupakan musik yang mainstream, mengikuti pasar, dan tujuan utamanya menggiring pendengar pada perasaan-perasaan yang picisan.
Sedang musik sekolahan adalah musik yang dimainkan oleh orang-orang yang dengan serius mempelajari musik di kampus-kampus atau otodidak, mencoba keseluruhan genre, mengakrabi musik-musik etnik, belajar filsafat dan sastra; lantas keseluruhan itu digabung dalam satu lagu. Musik sekolahan tersebut lalu disebut rock progresif: prog.
ADVERTISEMENT
Prog, sebutan populernya adalah musik anti-mainstream. Tidak banyak yang bisa terhibur mendengar lagu-lagu dari genre ini. Mereka hanya didengarkan oleh orang-orang yang berada di komuni tertentu, di gedung-gedung kesenian yang megah, bukan di sebuah konser yang didengarkan massa kebanyakan.
Steven Wilson, Musisi Besar Inggris yang Belum Pernah Kamu Dengar (1)
zoom-in-whitePerbesar
Prog-issue steven wilson starsdie.com.
“Musik prog diciptakan untuk didengarkan, bukan untuk menari,” jelas Allan F Moore dalam bukunya Song Means: Analysing and Interpreting Recorded Popular Song. Jika tempo musik kebanyakan adalah ganjil/ganjil atau mayor/mayor, maka musik genre prog akan mengubahnya menjadi ganjil/genap atau mayor/minor. Lagu-lagunya cukup panjang, bahkan beberapa sampai setengah jam.
Musik ini menggabungkan musik rock dengan elemen-elemen dari musik klasik, avant-garde, jazz, gaya artistik, dan musik eksperimental. Dan mereka mengadakan konser di gedung-gedung elite semacam Royal Albert Hall Inggris, yang hanya dihadiri oleh para pemujanya.
ADVERTISEMENT
Steven Wilson adalah salah satu di antaranya. “Musisi terbaik Inggris yang tak pernah didengar orang kebanyakan,” begitu sampul album Steven Wilson To the Bone yang dirilis pada 2017 silam. Mungkin ada benarnya. Wilson telah melakukan konser di berbagai pemanggungan elite Inggris, namun tak ada yang begitu mengenalinya. 2015 lalu, albumnya Hand. Cannot. Erase, menduduki peringkat 13 di tangga lagu Inggris, dan albumnya di 2017 menduduki peringkat pertama tangga lagu.
Sebelumnya, dia tidak pernah tampil di TV atau radio, namun beberapa kali diundang melantunkan lagu di Glastonbury dan didengarkan oleh Paus dan musisi-musisi ternama Inggris.
Steven Wilson dijuluki sebagai raja musik rock progresif. Ia begitu serius menggarap album Hand. Cannot. Erase dalam satu tema pokok tentang Joyce Carol Vincent, seorang wanita yang meninggal di apartemennya dan tak ada yang menyadari selama tiga tahun lamanya.
ADVERTISEMENT
Jasad Joyce membusuk dan tak ada yang membauinya. Dia memiliki teman dan keluarga tetapi tidak ada yang mempertanyakan kabar dan mengunjungi apartement-nya selama tiga tahun. Beragam alat musik digunakan dalam album tersebut, beragam genre dipadukan, dengan lirik puitis.
Steven Wilson, Musisi Besar Inggris yang Belum Pernah Kamu Dengar (2)
zoom-in-whitePerbesar
Lagu-lagu itu mengantarkan Steven Wilson pada malam 13 September lalu di Globe Theatre London, ketika ia memenangkan penghargaan Progressive Music Awards, bersama dengan Steve Howe dan Caravan. Penghargaan tahunan yang telah memasuki tahun ketujuh ini dipandu oleh komedian Al Murray, di tengah-tengah musisi rock progresif yang berkumpul di malam itu.
Steven Wilson masuk dalam tiga nominasi yang akhirnya memenangkan dua di antaranya, yakni kategori Album of the Year untuk To The Bone dan kategori UK Band/Artist of the Year. Midas Fall memenangkan the Limelight Award, sementara Orphaned Land memenangkan Video of the Year untuk “Orpheus.” Rock progresif Italia, PFM, memenangkan International Band/Artist of the Year. Alan Parsons memenangkan Reissue of the Year Award untuk proyek Alan Parsons Project’s Eye In The Sky.
ADVERTISEMENT
Legenda rock progresif Steve Howe turut hadir malam itu, setelah santer diberitakan akan mendapatkan kategori Prog God of the Year. Malam itu dia sendiri yang mengambil pialanya. Selain beberapa nama besar rock prog tersebut, beberapa kategori lainnya adalah Lifetime Achievement Award yang dimenangkan oleh Caravan, Visionary of the Year yang dimenangkan oleh John Lees.
Steven Wilson, Musisi Besar Inggris yang Belum Pernah Kamu Dengar (3)
zoom-in-whitePerbesar
Ilmuwan Musik
Steven John Wilson (lahir 3 November 1967) adalah musisi, penyanyi, pencipta lagu, dan produser rekaman. Ia menggabungkan berbagai genre dalam musiknya. Namun lebih dikenal dalam genre rock progresit. Kini ia berkarir solo, dikenal sebagai pendiri, gitaris utama, vokalis dan pencipta lagu band Porcuine Tree; dan pernah menjadi anggota beberapa band lainnya.
Talentanya yang unik memungkinkan dia memasuki bermacam ruang dalam musik. Wilson juga seorang komposer, produser, pemain gitar dan keyboard, gitar bass, harpa, dan flut. Meski ia dikenal sebagai raja rock progresif, namun pengaruh musiknya terasa di berbagai genre musik di Inggris, termasuk psychedelia, pop, metal ekstrem, jazz; karena kesukaannya bereksperimentasi dalam setiap albumnya.
ADVERTISEMENT
Dalam berbagai konsernya ia menggabungkan quadraphonic dan efek visual yang rumit. Dia juga pernah bermain bersama artis seperti Opeth, King Crimson, Pendulum, Jetro Tull, Andy Partridge, Yes, Marillion, Tears for Fears, Roxy Music, dan Anathema.
Selama 30 tahun karier musiknya, Steven Wilson telah menerima berbagai penghargaan. Di antaranya masuk empat nominasi Grammy Awards, dua bersama dengan bandnya Porcupine Tree, kolaborasinya dengan Storm Corrosion, dan satunya untuk kategori penyanyi solo.
Pada 2015, ia menerima tiga kategori penghargaan Progressive Music Awards, dan dinobatkan sebagai raja musik rock progresif. Namun karyanya tidak dikenal mainstream. Bahkan oleh The Daily Telegraph, ia dijuluki sebagai “Musisi besar Inggris yang belum pernah Anda dengar.”
Steven Wilson, Musisi Besar Inggris yang Belum Pernah Kamu Dengar (4)
zoom-in-whitePerbesar
Wilson telah merilis 50 album, dan lebih dari setengahnya tidak bergenre rock progresif. Dia suka menggabungkan dan bereksperimen dengan berbagai musik anti-mainstream seperti bass communion, posmodern rock, dan dreamy trip-hop.
ADVERTISEMENT
Album To the Bone menampilkan gema-gema gitar yang tidak terlalu bising, namun dengan nada yang tidak beraturan. Album ini sebenarnya dikritik banyak kalangan karena dianggap tidak cukup progresif. Bahkan seorang jurnalis Spanyol rela terbang ke Inggris hanya untuk bertemu dan memberitahu Wilson bahwa album terbarunya itu “sampah!”
Musik Wilson berada di luar mainstream. Dia tidak terlalu mempedulikan apakah karyanya akan diapresiasi oleh orang kebanyakan. Asalkan apa yang ia inginkan dan eksplorasi berjalan sesuai dengan keinginannya. Katanya suatu kali, “Pop tidak mesti menjemukan. Pop yang baik adalah bagaimana alunan musiknya bisa mengejutkan pendengarnya, bahkan melampaui imajinasi.”
Sejatinya, Steven Wilson bukanlah artis penghibur, tetapi dia adalah seorang ilmuwan yang sedang bereksperimentasi dengan musik. Itulah mengapa kita yang mencari musik sebagai hiburan, tidak mendapati musik-musik Steven Wilson. (Muhammad Aswar/YK-1)
ADVERTISEMENT