Konten dari Pengguna

Akibat Belajar Tanpa Guru Beserta Solusinya

Muhammad Anwar Mulyaman
Mahasiswa UIN Jakarta 2021
3 Februari 2025 6:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Anwar Mulyaman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Muhammad Anwar Mulyaman, By: dok pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Muhammad Anwar Mulyaman, By: dok pribadi
ADVERTISEMENT
Jelang awal tahun 2025, publik di suguhkan berita yang menggembirakan tentang naiknya peningkatan literasi masyrakat Indonesia. Dilansir dari Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) nasional tahun 2024 mencatat pencapaian luar biasa dengan skor 73,52, melampaui target 71,4 dan hasil tahun lalu yang berada di angka 69,42. Capaian ini diumumkan dalam acara publikasi hasil Kajian Perpustakaan Indonesia 2024 oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) di Hotel Luminor, Jalan Raya Mangga Besar, Jakarta Barat, Senin (30/12/2024).
ADVERTISEMENT
Dibalik kegembiraan itu, publik juga disuguhkan dengan berita yang tidak mengenakkan mengenai masyarakat yang seringkali berasumsi secara pribadi tanpa landasan yang jelas. Pasalnya, peningkatan literasi tersebut tidak dibimbing dan diarahkan oleh guru. Hasilnya menyebabkan penyimpangan pemikiran yang keluar dari konteksnya. Hal ini, dikiyaskan dari hasil perdebatan guru gembul melawan ustadz Nurudin dalam pembahasan akidah.
Sebagai seorang muslim, menuntut ilmu adalah suatu kewajiban. Sebagaimana dalam sabda Nabi SAW "Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan." (HR. Ibu Majah). Sebagai penuntut ilmu kita perlu penuhi 6 syarat dalam menuntut ilmu, yang dijelaskan dalam kitab Ta'limul Muta'alim. Syarat-syarat menuntut ilmu ada 6, yaitu:
أَخي لَن تَنالَ العِلمَ إِلّا بِسِتَّةٍ سَأُنبيكَ عَن تَفصيلِها بِبَيانِ ذَكاءٌ وَحِرصٌ وَاِجتِهادٌ وَبُلغَةٌوَصُحبَةُ أُستاذٍ وَطولُ زَمانِ
ADVERTISEMENT
“Saudaraku, tidak akan memperoleh ilmu kecuali dengan enam perkara yang akan saya beri tahukan perinciannya yaitu kecerdasan, semangat, sungguh-sungguh, berkecukupan, bersahabat/belajar dengan ustadz dan membutuhkan waktu yang lama.”
Dalam proses belajar kita perlu dibantu dan dibimbing sosok guru, karena itu merupakan salah satu komponen yang paling penting dalam menuntut ilmu. Syarat diatas memiliki maksud dan tujuan, mengapa sosok guru menjadi syarat bagi penuntut ilmu. Dalam kajian Ustadz Nurudin, beliau menjelaskan akibat dari murid yang belajar tanpa dibimbing guru yang di ungkapkan oleh para ulama dari kalangan tasawuf:
مَنْ لا شَيْخَ لَهُ فَشَيْخُهُ الشَّيْطَانُ
"Seseorang yang tidak mempunyai guru, maka gurunya adalah setan."
Namun, tidak perlu khawatir bagi kalian yang tidak memiliki biaya untuk mencari guru. Dalam kajiannya, ustadz Nurudin menjelaskan mengenai solusi bagi seseorang yang ingin menuntut ilmu tapi tidak mempunyai biaya untuk mencari guru.
ADVERTISEMENT
الإِكْثَار مِنَ الصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى النَّبِيِّ شَيْخُ مَنْ لَا شَيْخَ لَهُ
"Banyak baca solawat kepada Nabi, bisa menjadi guru spritual tersembunyi bagi orang-orang tidak punya guru."
Kalam tersebut merupakan salah satu solusi bagi penuntut ilmu yang terkendala apapun dalam mencari guru. Selain itu, solawat juga sebagai Yufarrijul Qulub "Penghilang kesulitan". Maka dari itu, diperlukan keseimbangan spiritual keagamaan dalam proses menuntut ilmu.