Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Akibat Pendidikan Yang Keras Terhadap Anak
13 November 2024 17:54 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Muhammad Anwar Mulyaman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mendidik anak adalah tugas penting orang tua dalam mempengaruhi tumbuh kembangnya, selain daripada faktor genetik kecerdasan dan fisik. Orang tua sangat berperan penting dalam kesuksesan anaknya, sebagai orang tua sudah semestinya memikirkan pendidikan untuk anak. Jauh lebih daripada itu, cara mendidik anak adalah hal yang paling penting untuk membentuk karakter anak dalam membantu menuju kesuksesan. Akan tetapi, orang tua kerap-kali melakukan pendidikan terhadap anak dengan cara yang menurut mereka baik dan benar, padahal tidak bagi si anak.
ADVERTISEMENT
Cara kasar juga kerap-kali dilakukan oleh orang tua, padahal cara mendidik yang kasar dapat memberikan dampak yang buruk terhadap karakter dan jiwa anak, terlebih lagi di usia anak yang masih BALITA. Hal tersebut pernah di ungkapkan oleh Pendakwah terkemuka, Buya Yahya "Kadang orang tua yang hanya bisa membentak dan marah kepada anak, tidak pernah anak merasakan lembutnya sentuhan tangan keduanya, maka akan menjadikan anak itu keras kepala, berbicara keras, perilakunya keras, karena hasil dari didikan yang keras."
Anak yang dibesarkan dalam pengasuhan penuh kekerasan verbal ataupun emosional, akan berdampak individu yang keras terhadap anak. Baik dalam nada berbicara, berperilaku dan juga pemikirannya. Karena dibentuk oleh lingkungan yang tidak menunjukkan kelembutan. Pada akhirnya karakter tersebut juga akan berdampak pada hubungan sosial anak di lingkungannya. Yang perlu diingat, dicatat dan di implementasikan oleh orang tua adalah anak sebagai peniru yang ulung, anak akan melihat, melakukan apa yang dilihat dan dirasakan sejak kecil.
Oleh sebab itu, bagi yang sudah dan ingin menjadi orang tua disarankan untuk menata emosional diri sendiri dan belajar parenting anak. Agar tumbuh kembang anak menjadi karakter yang baik dan tidak keras atau arogan. Banyak sekali yang sudah dicontohkan oleh banyak ibu di kalangan artis dan pengusaha, menjadikan anak sebagai sahabat. Dengan cara menghormati anak, tidak segan meminta maaf ketika orang tua salah, minta tolong ketika hendak menyuruh, minta izin ketika ingin melakukan sesuatu kepadanya. Sehingga anak merasa dihargai dan sayangi, sehingga mereka merasa nyaman dan tidak segan lagi untuk menceritakan banyak hal tentangnya.
ADVERTISEMENT
Output daripada kekerasan yang dilakukan orang tua adalah kerugian terhadap kesuksesan orang tua dan anaknya. Keduanya akan kehilangan arah tujuannya, walaupun pada dasarnya itu adalah niat yang baik. Tentunya, niat baik adalah sesuatu yang di kompromikan oleh keduanya sehingga bermuara pada pelabuhan yang sama. Orang tua hanya membantu mengarahkan dan fasilitator dan anak yang menjadi eksekutor dan tentu yang bertanggungjawab terhadap apa yang dipilih dan dikerjakannya. Orang tua harus tegas, bukan keras dan galak.