Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ini Pesan Tuan Guru Bajang kepada Jurnalis Muslim
21 Februari 2018 10:58 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
Tulisan dari Awie tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
MATARAM--Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Dr. TGH. M. Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) berpesan kepada jurnalis muslim agar senantiasa menyebarkan konten kebenaran dan mencerdaskan.
ADVERTISEMENT
Pesan ini disampaikan TGB kepada peserta Musyawarah Kerja Nasional I Forum Jurnalis Muslim (Forjim) di aula Islamic Center NTB, Selasa (20/2/2018). TGB mengungkapkan bahwa keberadaan Forjim ini dapat menjadi wadah bagi jurnalis muslim bersatu padu menyuarakan kebenaran.
“Mukernas Forjim ini akan menjadi titik awal dari kebangkitan jurnalis muslim di kancah nasional dalam meyuarakan kebenaran dan ide-ide serta gagasan untuk kebangkitan bangsa,” tutur TGB.
TGB menceritakan kiprah media Islam yang begitu berperan membangun semangat keislaman umat Islam pada masa Orde Baru. Ia mencontohkan Majalah Panjimas yang didirikan oleh Buya Hamka.
TGB mengaku menjadi pembaca setia Majalah Panjimas sejak Sekolah Dasar. Menurutnya, ia selalu menanti-nanti setiap terbitnya Majalah Panjimas. Tulisan-tulisan di majalah tersebut sangat menarik dan mengunggah kesadaran. Padahal, majalah panjimas beredar di masa Orde Baru, saat kebebasan pers tidak sebebas saat ini.
ADVERTISEMENT
Dengan suasana reformasi yang berbeda pada massa Orde Baru sudah semestinya jurnalistik Islam semakin berkembang.
"Pasarnya harusnya meluas berbanding lurus dengan kesadaran keagamaan masyarakat menengah yang sedang meningkat,"ungkapnya.
Ia menyayangkan, mengapa pada masa dulu ada media Islam berkembang dengan cukup baik, namun sekarang justru hilang. "Ketika kesadaran agama bertambah kuat, harusnya jurnalistik islam semakin berkembang,"harapnya.
Lebih jauh, TGB menggambarkan bahwa jurnalis muslim tidak selalu indentik dengan isi berita mengenai ilmu Fiqih dan ilmu agama saja, tetapi juga berbicara Indonesia yang terintegrasi dengan agenda-agenda keumatan, baik dalam posisi ekonomi yang berkeadilan. Jurnalis muslim adalah para dai yang bertugas untuk mengajak umat menuju kebaikan.