Konten dari Pengguna

Asal Usul Kata Buaya Darat Sebutan untuk Para Pria Hidung Belang

Lulu Awlya
mahasiswi uin syarif hidayatullah jakarta
18 Januari 2023 7:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lulu Awlya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi buaya. Foto: Ezequiel Becerra/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi buaya. Foto: Ezequiel Becerra/AFP
ADVERTISEMENT
Berbicara tentang lambang kesetiaan bisa jadi pikiranmu langsung tertuju pada roti buaya. Makanan yang biasanya hadir atau dibawa saat orang Betawi mengadakan lamaran dan pernikahan.
ADVERTISEMENT
Sebab, menurut orang-orang Betawi roti buaya menjadi lambang kesetiaan. Bukan hanya itu, keberadaan roti buaya dalam acara-acara mereka sudah berlangsung sangat lama.
Namun, seiring berjalannya waktu makna dari roti buaya justru berbanding terbalik dengan kata yang biasa digunakan banyak orang untuk menggambarkan pria tak setia dan hidung belang, yaitu buaya darat.

Asal Usul Buaya Darat

Ilustrasi selingkuh. Foto: Shutter Stock
Buaya darat sering menjadi sebutan yang digunakan untuk menyebut para pria hidung belang. Hal ini menjadi dua hal yang berlawanan, di saat orang-orang betawi menganggapnya sebagai lambang kesetiaan, namun zaman memvonisnya sebagai pasangan yang hanya mencari kesenangan atau tidak setia.
Padahal dalam penelitian tim ilmuwan dari Laboratorium Ekologi Sungai Savannah Universitas Georgia Amerika Serikat, bahwa 70% dari buaya menunjukkan kesetiaan kepada pasangannya (lance:2009), ini sangat jelas membuktikan bahwa buaya adalah salah satu hewan yang memiliki kesetiaan tinggi kepada pasangannya.
ADVERTISEMENT
Sejarah atau asal usul dari istilah "buaya darat" yang pertama berawal dari kisah di desa bernama Soronganyit daerah Jember. Pada tahun 1971 di daerah tersebut terdapat tambak buaya.
Pada tambak buaya tersebut sudah ada aktivitas rutin yang dilakukan oleh para buaya, yaitu ada waktunya berada di air dan ada waktunya juga berada di darat yang sudah terjadwal.
Seekor buaya terlihat di Sungai Tarcoles, sungai paling tercemar di Amerika Tengah, San Jose, Kosta Rika, Senin, (21/11/2022). Foto: Ezequiel Becerra/AFP
Pada suatu ketika, satu ekor buaya jantan dinyatakan hilang oleh pemiliknya. Tentu saja banyak warga yang merasa ketakutan. Melihat hal tersebut, banyak yang dilakukan para warga untuk mengatasi masalah ini.
Setelah tiga bulan, akhirnya buaya tersebut ditemukan di lingkungan lain yang sangat tandus, tidak ada air, dan sangat kering. Namun, hebatnya buaya tersebut bisa bertahan hidup bersama dengan buaya betina lain yang seumuran dengan anak buaya jantan tersebut.
ADVERTISEMENT
Dari kejadian itu, akhirnya istilah lelaki buaya darat digunakan untuk melambangkan ketidaksetiaan.
Namun, di balik apakah itu fakta atau mitos, perlu diketahui buaya dikenal sebagai binatang yang tidak diragukan lagi kesetiaannya.