Konten dari Pengguna

Menelaah Hubungan Hereditas dan Lingkungan dalam Perkembangan

Ahmad Awtsaqubillah
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
1 Oktober 2024 15:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Awtsaqubillah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto oleh Thirdman dari Pexels: https://www.pexels.com/id-id/foto/dua-gadis-berjalan-di-dalam-kelas-8926408/
zoom-in-whitePerbesar
Foto oleh Thirdman dari Pexels: https://www.pexels.com/id-id/foto/dua-gadis-berjalan-di-dalam-kelas-8926408/
ADVERTISEMENT
Hubungan antara hereditas (faktor genetik) dan lingkungan perkembangan merupakan konsep kunci dalam psikologi perkembangan dan pendidikan di Indonesia. Kedua faktor ini saling mempengaruhi dalam membentuk perkembangan fisik, kognitif, emosional, serta sosial individu. Hereditas menyediakan dasar biologis bagi perkembangan, sedangkan lingkungan memberikan konteks di mana potensi biologis tersebut dapat berkembang sepenuhnya.
ADVERTISEMENT
A. Hereditas
Hereditas merujuk pada karakteristik genetik yang diwariskan dari orang tua, yang dapat memengaruhi berbagai aspek perkembangan individu, seperti fisik, kecerdasan, dan kepribadian. Individu yang memiliki latar belakang keluarga dengan kecerdasan tinggi, misalnya, cenderung memiliki potensi intelektual yang lebih besar. Menurut Bimo Walgito, faktor genetik berfungsi sebagai fondasi dalam pembentukan kepribadian, namun potensi tersebut hanya dapat diwujudkan secara optimal melalui dukungan positif dari lingkungan. Meskipun hereditas memainkan peran penting dalam pembentukan ciri-ciri individu, pengaruhnya tidak bersifat mutlak. Potensi genetik sering kali memerlukan interaksi dengan, lingkungan yang sesuai agar dapat berkembang secara penuh. Hal ini menegaskan bahwa hereditas hanya menyediakan dasar potensial, sedangkan lingkungan menentukan bagaimana potensi tersebut berkembang.
ADVERTISEMENT
B. Lingkungan Perkembangan
Lingkungan perkembangan mengacu pada segala faktor eksternal yang mempengaruhi indivu, mulai dari keluarga, pendidikan, teman sebaya, hingga budaya. Kondisi lingkungan yang mendukung, seperti keluarga yang hangat dan sekolah yang berkualitas, dapat memberikan stimulus yang optimal bagi perkembangan anak. Kartini Kartono menyatakan bahwa lingkungan sangat berpengaruh dalam perkembangan moral, sosial, dan intelektual anak. Anak-anak yang tumbuh di lingkungan keluarga yang harmonis dan suportif cendurung memiliki perkembangan sosial dan emosional yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang hidup dalam situasi keluarga yang penuh konflik. Lebih lanjut, faktor-faktor seperti gizi selama masa prenatal dan pengasuhan pada tahun-tahun pertama kehidupan dapat berdampak besar terhadap perkembangan otak. Lingkungan yang buruk, seperti kurangnya nutrisi atau stress berkepanjangan, dapat menghambat perkembangan kognitif dan emosional anak. Soetjiningsih mengemukakan bahwa kekurangan gizi di masa awal kehidupan dapat menghambat perkembangan otak dan berpengaruh negative pada kemampuan belajar serta perilaku sosial di kemudian hari.
ADVERTISEMENT
C. Hubungan Hereditas dan Lingkungan
Interaksi antara faktor genetik dan lingkungan adalah kunci dalam memahami perkembangan manusia. Keduanya bekerja bersama-sama dalam mempengaruhi hasil akhir perkembangan individu. Genetik dapat memberikan potensi tertentu, tetapi realisasi potensi tersebut sangat bergantung pada dukungan lingkungan.Sebagai contoh, seorang anak yang mewarisi bakat musik secara genetik mungkin tidak dapat mengembangkan potensi ini sepenuhnya tanpa adanya lingkungan yang mendukung, seperti tersedianya alat musik atau pelatihan yang memadai. Sarlito Wirawan Sarwono menjelaskan bahwa interaksi antara hereditas dan lingkungan akan membentuk karakteristik individu secara keseluruhan, di mana gen mengarahkan arah perkembangan dan lingkungan menentukan kualitas pencapaian potensi tersebut . Penelitian dalam bidang epigenetika juga mengungkap bahwa lingkungan dapat memengaruhi ekspresi gen. Sebagai contoh, stres yang dialami ibu selama masa kehamilan dapat mempengaruhi ekspresi gen pada janin, yang berimplikasi terhadap perkembangan anak di masa mendatang, tanpa mengubah struktur.
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan, hereditas dan lingkungan perkembangan bekerja secara sinergis dalam mempengaruhi perkembangan individu. Hereditas memberikan potensi genetik dasar, sementara lingkungan menentukan bagaimana potensi tersebut berkembang. Dengan demikian, pemahaman yang holistik mengenai perkembangan manusia memerlukan analisis yang mendalam terhadap kedua faktor ini serta interaksi di antara keduanya.
DAFTAR PUSTAKA
Barlow, David H, and Mark Durand. Yogyakarta. Psikologi Abnormal. 2009: Pustaka Pelajar.
Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaha Rosdakarya.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hartini, Sri. 2011. Perkembangan Anak: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kartono, Kartini. 2003. Pengantar Metodologi Riset Sosial . Bandung: Mandar Maju.