Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Butterpie, Saat Pie Berlandaskan Insting Menjadi Pie House Juara dari Bandung
21 Juni 2023 11:03 WIB
Tulisan dari Alya Salsabila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dengan interior bak rumah pedesaan di Eropa, varian menu yang beragam, dan harga yang cukup terjangkau, Dessert Cafe asal Bandung, Butterpie berhasil menarik berbagai kalangan pembeli. Homey, adalah kesan pertama yang penulis rasakan ketika berkunjung ke Butterpie di Jalan Cendana, Bandung.
ADVERTISEMENT
Learning by Doing
Memiliki background sebagai sarjana komunikasi, Neni Laela Ahiriyani, atau yang akrab disapa Neni membuatnya minim memiliki pengalaman di bidang kuliner. Sehingga, Neni belajar mengolah semua masakan dan menu secara otodidak. Berawal dari coba-coba, tidak mencari referensi, dan hanya mengandalkan insting, Neni berhasil membuat beragam varian pie yang saat ini sangat diminati sebagian warga Bandung bahkan di luar Bandung.
Awalnya, Neni hanya membuat segala jenis makanan yang ditujukan kepada keluarganya. Oleh karena itu, makanan yang ia olah sehat dan halal untuk dikonsumsi. Lalu pada awal tahun 2018, Neni mulai mencoba untuk mengembangkan usahanya yang berawal dari sistem pre-order di rumah, hingga memiliki toko tetap. Dalam memilih menu yang akan dihidangkan pun, Neni berusaha untuk mencari menu yang jarang disajikan oleh toko lainnya.
ADVERTISEMENT
“Jadi, Butterpie bukan bisnis yang diawali dengan management yang serius karena semuanya benar-benar learning by doing. Kita sesuaikan dengan keadaan, kebutuhan customer seperti apa, dan sebagainya. Meskipun begitu, kita tetap punya pakem, kita gak mau kebawa arus seperti fomo gitu,” tuturnya.
Ramah Kesehatan dan Ramah Lingkungan
Uniknya, salah satu alasan mengapa Neni memilih pie sebagai menu andalannya adalah karena ia mempertimbangkan aspek kemasan. Kesadaran akan tidak semua lapisan masyarakat memiliki perhatian terhadap lingkungan ini lah yang membuat Neni memilih pie sebagai highlight utama di tokonya. Menurutnya, pie adalah makanan yang cocok dengan jenis kemasan corrugated box yang ramah lingkungan sehingga kemasan ini mudah untuk didaur ulang.
Tidak hanya dari segi kemasan, Neni juga memperhatikan bahan baku yang digunakan. Semua produk berbahan daging ia olah sendiri. Begitu juga dengan merica yang ia giling sendiri bijinya dan selai yang ia olah sendiri. Sehingga, dapat dipastikan bahan-bahan yang digunakan bebas dari msg, pewarna, dan zat buatan lainnya.
ADVERTISEMENT
Re-open Butterpie
Setiap beberapa bulan sekali, Butterpie mengeluarkan inovasi dengan adanya upgrade menu. Selama perjalanannya, Butterpie sudah memiliki beberapa jenis pie mulai dari Apple Pie, Strawberry Chessetart, Choco Royce, Tiramisu Tart dan lainnya. Selain itu, ada juga varian cheesecake seperti Burnt Cheesecacake dan Lotus New York Cheesecake. Namun, primadona dari Butterpie adalah Strawberry Cheesetart yang memiliki cita rasa gurih, manis namun tidak giung, dan asam segar. Tidak hanya menyediakan varian pie yang manis, Butterpie juga memiliki varian asin yang tidak kalah enak seperti Triple Cheese Chicken, Beef Quiche, Chicken Mushroom, dan lainnya. Tidak ketinggalan, varian side dish-nya seperti Pistachio Fudgy Brownie dan Choux.
“Tapi sebetulnya, kalau best seller sih varian yang lain mengikuti juga karena tiap varian punya fans masing-masinglah. Jadi ketika customer nanya menu paling enak, selalu saya kembalikan ke customer, mereka suka taste yang seperti apa?” Ucap Neni.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya varian pienya, Butterpie juga berhasil memikat pembeli dengan interiornya. Dengan interior vintage ala rumah pedesaan di Eropa, Butterpie berhasil menghadirkan nuansa homey atau nyaman seperti di rumah. Ketika saya berkunjung ke Butterpie, saya banyak melihat pengunjung yang datang sendiri untuk mengerjakan tugas atau hanya sekedar me time sembari menikmati suasana di Butterpie dan beberapa pasangan yang menghabiskan waktunya di Butterpie. Ketika pengunjung masuk ke Butterpie, akan terlihat bar yang menyebarkan aroma kopi sehingga membuat suasana Butterpie semakin nyaman.
Ayka, seorang pengunjung Butterpie mengatakan bahwa Butterpie memiliki tempat yang nyaman “Mungkin lain waktu akan ke sini lagi, sih. Tempatnya instagrammable dan cocok buat me time,” ucapnya.
Namun, sebenarnya toko Butterpie di Jalan Cendana bukan lah toko pertama dari Butterpie. Sebelumnya, Butterpie pernah memiliki toko di Jalan Cisadea, Bandung. Tapi, karena Neni merasa toko tersebut kurang luas dan tidak memungkinkan untuk dine in, ia memutuskan untuk re-open sekaligus scale up Butterpie di Jalan Cendana Nomor 17, Bandung, yang dapat dikunjungi dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB. Re-open ini juga disertai dengan inovasi yaitu adanya sliced pies, sliced cakes, dan varian minuman yang beragam.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, Butterpie juga sudah melayani pesan antar hingga luar kota. Namun, varian yang dapat dipilih untuk pemesanan ke luar kota juga terbatas mengingat beberapa varian menggunakan buah-buahan fresh yang hanya tahan satu hingga dua hari. Maka, varian yang menggunakan buah-buahan tidak direkomendasikan untuk pengiriman jarak jauh. Sehingga semakin jauh tujuan pengirimannya, maka semakin terbatas pula pilihan varian yang dapat dipesan. Varian yang direkomendasikan untuk pengiriman jarak jauh adalah varian yang memiliki jenis baked pies dan varian lainnya seperti Choco Royce, Brownie, Cheesecakes, dan Frozen Risolicious.
Ketika ditanya apa harapannya untuk Butterpie, Neni mengatakan “Harapannya bisa langgeng, sejak awal saya gak mau fomo dengan mengikuti membuat menu-menu yang sedang viral, saya maunya punya produk yang legend, timeless, bisa bermanfaat bagi banyak orang, dan bisa jadi pilihan untuk oleh-oleh dari Bandung,” tutupnya.
ADVERTISEMENT