Thrifting di Era Modern : Memburu Barang Preloved yang Unik dan Berkelanjutan

Nanda Ammaa TR
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang - prodi Manajemen Semester 1
Konten dari Pengguna
11 Januari 2024 6:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nanda Ammaa TR tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
pict edit by me
zoom-in-whitePerbesar
pict edit by me
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Nanda Ammaa TR - Universitas Muhammadiyah Malang
Dalam zaman modern ini, semakin banyak orang yang mengadopsi konsep konsumsi berkelanjutan. Salah satu fenomena yang semakin populer adalah thrifting, yaitu membeli barang bekas. Hal ini menjadi alternatif yang murah namun tetap berkualitas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kini, thrifting telah menjadi gaya hidup yang menekankan pada kesadaran lingkungan dan menemukan barang-barang unik. Artikel ini akan menjelaskan mengapa thrifting menjadi tren yang tak terbendung dan sangat populer.
ADVERTISEMENT
Apa aja si, sini mimin kasi tau
1. Yang pertama, keunikan barang preloved
keunikan dari barang preloved yang sulit di temukan di tempat lain ini adalah salah satu alasan mengapa thrifting semakin populer. Karna dalam era fashion, banyak orang mencari berbagai cara untuk membedakan diri mereka dengan pakaian dan aksesoris yang tidak umum. Sehingga thrifting memberikan kesempatan untuk menemukan barang yang benar benar unik dan memiliki cerita di baliknya. Hal ini membuat setiap pembeli menjadi lebih berarti dan personal.
2. Yang kedua, Harga yang terjangkau:
selain keunikan, harga yang terjngkau menjadi daya tarik utama dalam thrifting. Dalam kehidupan yang semakin mahal, banyak orang mencari cara untuk menghemat pengeluaran. Nah, thrifting sendiri memberikan kesempatan untuk mendapatkan barang berkualitas dengan harga yang jauh lebih murah di banding membeli barang baru. Dengan thrifting, seseorang bisa berfashion mengekspresikan gaya pribadi tanpa harus menguras dompet. Akan tetapi semakin maraknya tren fashion memberikan kesadaran dari penjual sehingga beberapa yang memiliki bisnis thrifting ini memberikan harga yang mahal.
ADVERTISEMENT
3. Yang ketiga, Thrifting menjadi pilihan yang ramah lingkungan
Dengan membeli barang bekas, kita bisa mengurangi limbah tekstil yang dapat mencemari lingkungan. Selain itu, thrifting juga membantu mengurangi permintaan untuk produksi baru yang berkontribusi terhadap emisi karbon dan penggunaan sumber daya alam yang berlebihan. Sehingga kita bisa berkontribusi pada perubahan positif dalam upaya menjaga bumi.
4. Yang terakhir dari mimin, Komunitas thrifting yang solid
Dimana dengan adanya thrifting, dapat menciptakan komunitas yang solid di ntara komunitas para penggemarnya. Dalam toko-toko barang bekas atau platform online, orang orang dapat bertukar cerita, tips dan temuan mereka dalam pengalamannya saat membeli barang bekas. Sehingga komunitas ini memberikan rasa kebersamaan dan kesempatan untuk berinteraksi dengan orang orang yang memiliki minat yang sama. Hal ini menciptakan kesadaran kolektif akan kepentingan menjaga keberlangsungan dan keunikan thrifting.
ADVERTISEMENT
Maraknya thrifting di era modern ini memiliki dampak yang positif menemukan barang barang unik, dapet menghemat pengeluaran, serta berkontribusi pada pelestarian lingkungan. Sehingga thrifting tak hanya menjadi tren populer melainkan berkelanjutan. Akan tetapi thrifting juga memiliki dampak yang negatif bagi mikro ekonomi yakni penurunan permintaan terhadap produk tekstil lokal dan menurunnya daya saing UMKM tekstil.
Akan tetapi, ilegalnya thrifting juga berdampak pada hilangnya pajak dan pendapatan negara. Meningkatnya popularitas thrifting dapat membawa manfaat ekonomi ke komunitas setempat, sementara sebaliknya, jika bisnis ritel tradisional mengalami penurunan, ini dapat memiliki dampak negatif pada tingkat lokal. Analisis dampak thrifting terhadap mikroekonomi dapat bersifat kompleks dan tergantung pada konteks spesifik suatu wilayah atau industri. sehingga perlu di ketahui bahwa thrifting juga memiliki dampak positif dan dampal negatif. Oleh karena itu, perlu diatur regulasi yang jelas terkait bisnis thrifting agar tidak merugikan ekonomi dan lingkungan Indonesia.
ADVERTISEMENT