Konten dari Pengguna

Hijrah Saputra, Perkenalkan Kota Sabang Melalui Desain Merchandise Kreatif

Ayo Naik Kelas
Media Komunitas UMKM Muda Indonesia
5 Maret 2022 16:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ayo Naik Kelas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Hijrah Saputra dan Piyoh Design di Wirausaha Muda Mandiri 2013
zoom-in-whitePerbesar
Hijrah Saputra dan Piyoh Design di Wirausaha Muda Mandiri 2013
ADVERTISEMENT
Jakarta - Inspirasi membangun bisnis bisa datang darimana saja, dari permasalahan yang terjadi di lingkungan, potensi lokal di daerah hingga passion dalam suatu bidang. Keduanya dapat dikombinasikan sehingga menjadi usaha yang bukan hanya menguntungkan namun juga berdampak bagi lingkungan.
ADVERTISEMENT
Hijrah Saputra, putra daerah Aceh ini semenjak usia sekolah dasar memang telah jatuh cinta dengan kegiatan menggambar. Berlanjut di masa kuliah, Ia mengaplikasikan desain kreatifnya untuk memperkenalkan program studinya, yaitu Perencanaan dan Tata Kota Universitas Brawijaya yang belum dikenal baik di kalangan mahasiswa melalui desain merchandise.
Setelah menyelesaikan studinya di Universitas Brawijaya, Duta Wisata Kota Sabang 2008 ini pun tergerak untuk mendirikan Piyoh Design pada tahun yang sama.
“Pertama kali saya bikin bisnis sendiri, saya bilang mau bikin konsep Piyoh Design, karena saya pengen mengangkat pariwisata Aceh. Itu banyak banget yang nentang dan bilang, udah Jrah kamu berhenti aja, gak bakal berhasil, mending kamu jadi PNS aja,” tuturnya.
Idenya yang kala itu kurang mendapat dukungan dari lingkungan terdekat, membuat Hijrah merasa tertantang untuk membuktikan bahwa Ia mampu memperkenalkan kota Sabang melalui produk kreatif.
ADVERTISEMENT
Piyoh Design sendiri merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi merchandise dengan mengangkat tema lokal, khususnya Kota Sabang, Aceh. Piyoh diambil dari Bahasa Aceh yang berarti singgah.
“Waktu mulai usaha Piyoh Design tahun 2008, saya mencoba menggabungkan idealisme, kreatifitas dan kebutuhan industri. Awal pertama saya memperkenalkan produk Piyoh melalui social media, seperti Friendster, Facebook dan blog. Saya juga membuat desain potensi wisata Sabang yang dibagikan di tempat-tempat yang banyak dilalui pengunjung, sehingga informasinya bisa menarik mereka untuk berwisata ke Sabang,” kenangnya.
Sebagai Putra Daerah Aceh, Hijrah tak hanya ingin memiliki usaha yang bisa menghasilkan keuntungan untuk dirinya tetapi juga bisa memberi manfaat bagi orang-orang di sekitarnya, bahkan membangun kota kelahirannya, yaitu Sabang.
ADVERTISEMENT
“Saya sebagai putra daerah, saya pengen banget Aceh ini bisa semenarik kota-kota besar yang ada di Indonesia, kayak di Jawa dan Bali. Saya ngeliat Aceh ini memang banyak banget tantangan dan masalah yang saya dan teman-teman harus bikin program untuk bergerak bersama,”paparnya.
Saat berusaha membangun Piyoh Design, ternyata Piyoh Design mendapat sambutan baik dari wisatawan. Hingga kini, Piyoh Design dikenal sebagai ikon khas Kota Sabang.
Namun, seperti kebanyakan usaha lainnya di masa pandemi, terutama sektor pariwisata yang mengalami kemerosotan pendapatan, hal ini pun turut memengaruhi penjualan Piyoh Design. Dari sana Hijrah kembali memiliki ide, untuk mengembangkan potensi lokal yang selama ini hanya menjadi limbah dan terbuang sia-sia.
“Seusai menyelesaikan Program S2 di Jepang, saya lihat kondisi pariwisata mengalami penurunan. Saya pun terinspirasi dari tempat kuliah saya dulu di Kyushu untuk membuat Kokedama (bola lumut) di Aceh. Lalu saya ada ide untuk membuat inovasi produk baru, dengan core yang lebih relate ke potensi Aceh, yaitu serabut kelapa,”
ADVERTISEMENT
Hingga akhirnya terbentuklah Cocodama, usaha tanaman hias yang terinpirasi dari kokedama dengan memanfaatkan serabut kelapa sebagai media tanam. Bahkan, hingga saat ini Cocodama juga memiliki komunitas Cocodama Lovers yang anggotanya mayoritas terdiri dari mahasiswa Aceh.
“ Jadi saya berkenalan dengan mahasiswa yang ikut inkubasi bisnis di salah satu universitas di Aceh. Saya mengajak mereka untuk bersama-sama menjalankan usaha Cocodama ini dan membuat pelatihan dari Sabang, Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh Utara sampai ke Aceh Tengah,” tuturnya.
Melalui usaha Cocodama, Hijrah mengajak milenial untuk belajar mengembangkan usaha, komunitas serta menyelesaikan permasalahan di suatu tempat.
Lebih lanjut, Hijrah juga menyampaikan hal yang selama ini menjadi motivasinya untuk membangun usaha tanpa ragu.
ADVERTISEMENT
“Saya mungkin bukan tipe orang pekerja kantoran yang hanya bikin rencana semata sampai begadang. Tetapi saya mau buat kerjaan yang saya bisa liat real progress-nya dan ada hasilnya. Walaupun pas sudah nemuin konsepnya, ada aja tantangannya di masyarakat.” pungkasnya.