Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
PELATIHAN PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN SEBAGAI SILASE DAN MEDIA TANAM
13 Agustus 2020 5:55 WIB
Tulisan dari ayu anggrainingrum tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kayen, Pati (12/08) – Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tim II Umiversitas Diponegoro dilaksanakan pada tanggal 5 Juli – 15 Agustus 2020. Adanya pandemi Covid-19 mengharuskan pelaksanaan KKN secara individu di daerah asal mahasiswa masing-masing. KKN kali ini mengusung tema “Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19 Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s). Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dilakukan mahasiswa KKN di Desa Jimbaran Kecamatan Kayen Kabupaten Pati diketahui bahwa masyarakat belum mampu mengolah limbah pertanian dan peternakan dengan baik. Menurut Bapak Sulistyo Agung selaku Kepala Desa juga mengatakan bahwa belum adanya solusi yang tepat dalam pemanfaatan limbah pertanian dan masyarakat Desa Jimbaran yang memiliki halaman rumah yang kosong belum digunakan dengan baik.
ADVERTISEMENT
Sesuai dengan permasalahan yang ditemui program kerja mahasiswa KKN yaitu memberikan pelatihan pembuatan silase kepada remaja Desa Jimbaran yang dilaksanakan pada Sabtu, 18 Juli 2020 – Senin, 20 Juli 2020. Silase merupakan salah satu cara pengolahan limbah pertanian untuk dijadikan pakan ternak yang difermentasi dapat digunakan sebagai pakan pengganti hijauan. Silase juga mampu meningkatkan nilai gizi pada jerami padi/jagung sebagai pakan ternak. Pelaksanaan program dimulai dengan diskusi online melaui Whatsapp grup tentang silase, karena masih banyak yang belum mengetahui. Saat diskusi partisipan diberikan poster mengenai pengertian, manfaat dan cara pembuatan silase. Cara pembuatannya yaitu siapkan limbah pertanian, larutan EM4, tetes tebu, dan dedak padi yang akan dijadikan sebagai bahan baku. Pada pelatihan ini menggunakan tebon dan bonggol jagung yang sudah kering. Tebon dan bonggol jagung dipotong kecil-kecil, dapat menggunakan mesin chopper atau sabit. Semua bahan dicampur menjadi satu. EM4 dan tetes tebu diencerkan dengan perbandingan 1 : 4. Kemudian dimasukkan ke dalam tempat yang kedap udara seperti tong atau jika menggunakan karung maka dilapisi menggunakan plastik. Diamkan sekitar 2-3 minggu. Ciri-ciri silase yang sudah jadi yaitu baunya asam, tekstur bonggol dan tebon jagung masih jelas, tidak berjamur, tidak berlendir ataupun menggumpal.
ADVERTISEMENT
Program kerja yang ke dua yaitu mengajarkan masyarakat Desa Jimbaran terutama ibu-ibu tentang pembuatan kebun mini organik dengan media tanam batang pisang. Pelaksanaan program dilakukan pada Jum’at, 7 Agustus 2020. Kebun mini organik akan ditanami sawi, pakcoy dan empon-empon. Keunggulan batang pisang yaitu kandungan pati yag banyak dapat menjadi sumber nutrisi bagi tanaman, mengandung mikroorganisme dekomposer lokal yang dapat membentuk kompos secara langsung di dalam batang pisang tersebut, memiliki senyawa seperti Antrakuinon Saponin dan Flavonoid yang baik untuk pertumbuahan akar tanaman, dan kandungan air tinggi. Langkah pembuatan media tanam dari batang pisang yaitu satu batang pisang dipotong menjadi 2 bagian supaya tidak terlalu panjang (1 batang pisang untuk sawi caisim dan 1 batang pisang untuk pakcoy). Kemudian pohon pisang diposisikan tidur dan permukaannya dibuat lubang tanam dengan diameter 5cm sedalam 10 cm. jarak antar lubang sekitar 15-20 cm dan dibuat selang-seling. Siapkan tanah yang sudah dicampur dengan kompos dan dimasukkan ke setiap lubang tanam sebanyak setengah dari kedalaman lubang tanam. Setelah itu benih ditanam di setiap lubang dan ditutup dengan tanah kembali. Siram dengan air secukupnya
ADVERTISEMENT
Program yang telah diajarkan oleh mahasiswa KKN kepada masyarakat Desa Jimbaran diharapkan mampu mengurangi jumlah limbah pertanian, lingkungan menjadi bersih dan asri, tidak perlu mengeluarkan biaya lebih untuk membeli sayuran dan empon-empon, dan dengan membuat silase peternak menjadi lebih hemat biaya, tenaga dan waktu. Selain itu, jika kedua program tersebut diterapkan dapat sebagai pengisi waktu luang di tengah pandemi Covid-19 yang sebagian besar waktunya dihabiskan dirumah.
Penulis : Andhika Ayu Anggrainingrum (FPP)