Konten dari Pengguna

Fair Trade: Pintu menuju Kesetaraan dalam Perdagangan

Ayu Diah Candra Kumala Dewi
Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Udayana
1 Juli 2024 11:59 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ayu Diah Candra Kumala Dewi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Peningkatan Harga Kopi ketika Menaiki Rantai Perdagangan (Sumber: Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Peningkatan Harga Kopi ketika Menaiki Rantai Perdagangan (Sumber: Pribadi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pernahkah kamu bertanya mengapa harga kopi yang kamu beli di coffee shop cenderung mahal? Atau, mungkinkah kamu langsung membandingkan harga tersebut dengan pendapatan petani kopi di kebunnya? Jika iya, mungkin kamu akan tertarik untuk menyimak tulisan ini. Perbandingan antara pendapatan petani kopi dengan harga kopi di pasaran tentu menjadi salah satu hal yang menarik untuk diperbincangkan. Bahkan, pembicaraan semacam ini sebenarnya telah dimulai pada beberapa dekade silam yang menyoroti ketimpangan antara rendahnya penghasilan produsen (tangan pertama) dengan perusahaan atau entitas yang menjual olahan produk tersebut yang memiliki keuntungan yang besar. Perbincangan ini pada akhirnya membawa kita kepada pintu baru perdagangan yang menekankan kepada asas keadilan, atau biasa kita kenal sebagai fair trade. Tulisan ini akan membahas terkait salah satu prinsip fair trade terkait kesetaraan yang juga akan dibahas dengan studi kasus yang menarik juga.
ADVERTISEMENT
Jika melihat konteks sejarahnya, konsep fair trade (perdagangan yang adil) ini berakar dari upaya untuk mengatasi ketimpangan dalam rantai pasok global. Pada tahun 1940-an dan 1950-an, organisasi nirlaba dan gerakan sosial mulai memperhatikan nasib para petani dan produsen kecil di negara-negara berkembang yang seringkali menerima harga yang sangat rendah untuk produk mereka. Tujuan utama dari gerakan ini adalah menciptakan kondisi perdagangan yang lebih adil dan mengurangi kesenjangan ekonomi antara negara maju dan berkembang. Fair trade menjadi lebih terstruktur pada tahun 1980-an dengan pembentukan sertifikasi fair trade, yang menetapkan standar dan memberikan label kepada produk yang memenuhi kriteria tertentu. Produk-produk dengan label fair trade menjamin bahwa petani dan pekerja menerima harga minimum yang layak, kondisi kerja yang aman, dan investasi dalam komunitas lokal mereka.
ADVERTISEMENT
Perdagangan adil sendiri digambarkan sebagai pendekatan yang menekankan dialog, transparansi, dan saling menghormati untuk mencapai kesetaraan dalam perdagangan internasional. Dalam sistem perdagangan adil, nilai-nilai seperti keadilan, kesetaraan, dan keberlanjutan menjadi prioritas utama. Perdagangan adil tidak hanya berhenti pada kritik terhadap ketimpangan pendapatan antara produsen pertama dengan perusahaan besar, namun ia juga mulai memperhatikan ketimpangan antar pekerja yang berada di dalam siklus perdagangan. Salah satu prinsip perdagangan adil adalah komitmen untuk tidak mendiskriminasi, mengutamakan kesetaraan gender, dan kebebasan berasosiasi, yang membuat perdagangan adil menjadi salah satu jalan menuju pembangunan yang bermanfaat bagi berbagai pihak. Entitas dalam perdagangan adil tidak boleh membedakan perlakuan dalam perekrutan, pemberian imbalan, akses pelatihan, promosi, atau pensiun berdasarkan ras, kasta, asal negara, agama, kekurangan fisik, gender, orientasi seksual, keanggotaan dalam organisasi, keterlibatan politik, status HIV, atau usia. Entitas perdagangan adil harus menyediakan kesempatan bagi wanita dan pria untuk mengembangkan keterampilan mereka dan secara aktif mempromosikan perempuan untuk mendapatkan pekerjaan dan posisi pemimpin dalam organisasi.
ADVERTISEMENT
Koperasi Kopi Wanita Gayo adalah contoh konkret bagaimana prinsip-prinsip fair trade dapat diterapkan untuk mencapai kesetaraan gender dan keberlanjutan ekonomi. Terletak di dataran tinggi Gayo, Aceh, koperasi ini terdiri dari petani kopi wanita yang berkomitmen untuk memproduksi kopi berkualitas tinggi sambil memberdayakan perempuan di komunitas mereka. Dataran tinggi Gayo terkenal dengan kondisi iklimnya yang ideal untuk budidaya kopi Arabika berkualitas tinggi. Namun, sebelum adanya koperasi ini, banyak petani kopi, terutama wanita, menghadapi berbagai kendala. Mereka sering kali harus menjual hasil panen mereka kepada tengkulak dengan harga yang sangat rendah karena keterbatasan akses ke pasar yang lebih luas. Selain itu, minimnya pengetahuan tentang praktik pertanian yang berkelanjutan dan keterbatasan dalam pengembangan keterampilan menyebabkan hasil panen mereka kurang optimal. Beberapa dari anggota koperasi ini sebelumnya adalah anggota koperasi lain, yang didominasi oleh anggota laki-laki. Konteks budaya masyarakat Islam mereka menyebabkan para wanita jarang menyuarakan apa yang mereka pikirkan di tempat kerja. Koperasi Kopi Wanita Gayo didirikan sebagai respon dari tantangan ini sehingga perlu untuk mengorganisasi para perempuan agar suara mereka didengar dan aspirasi mereka dapat diungkapkan dengan bebas. Dengan dukungan dari berbagai organisasi non-pemerintah dan inisiatif fair trade, koperasi ini mulai membangun jaringan yang memungkinkan anggotanya untuk menjual kopi mereka secara langsung ke pasar internasional. Kopi yang diproduksi oleh koperasi ini kini mendapatkan sertifikasi Fair Trade, yang menjamin bahwa para petani menerima harga yang adil dan premi tambahan yang digunakan untuk investasi dalam proyek-proyek komunitas.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya fokus pada aspek ekonomi, Koperasi Kopi Wanita Gayo juga sangat menekankan pada pemberdayaan perempuan. Koperasi ini memberikan pelatihan kepada anggotanya dalam berbagai aspek produksi kopi, termasuk teknik pertanian berkelanjutan, pengolahan pascapanen, dan manajemen bisnis. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk dan efisiensi produksi, serta memberikan keterampilan yang diperlukan untuk mengelola koperasi dengan efektif. Salah satu inisiatif penting dari koperasi ini adalah program pendidikan dan pelatihan khusus bagi perempuan. Program ini dirancang untuk memberdayakan perempuan agar dapat mengambil peran yang lebih aktif dalam proses produksi dan pengambilan keputusan. Sebagai hasilnya, banyak anggota perempuan kini mampu menduduki posisi-posisi penting dalam struktur organisasi koperasi, mulai dari manajer hingga pengurus harian.
ADVERTISEMENT
Koperasi Kopi Wanita Gayo juga menjalankan berbagai proyek sosial yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas. Contohnya, koperasi ini telah mendanai pembangunan fasilitas kesehatan dan pendidikan di desa-desa tempat para anggotanya tinggal. Investasi dalam infrastruktur ini tidak hanya membantu meningkatkan kualitas hidup para anggotanya, tetapi juga memperkuat kohesi sosial dan solidaritas dalam komunitas. Selain itu, koperasi ini juga berkomitmen pada praktik pertanian yang ramah lingkungan. Dengan bantuan dari para ahli agronomi, koperasi ini menerapkan teknik-teknik pertanian berkelanjutan yang tidak hanya meningkatkan hasil panen tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan. Teknik-teknik ini termasuk penggunaan pupuk organik, pengendalian hama terpadu, dan konservasi tanah dan air.
Keberhasilan Koperasi Kopi Wanita Gayo dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip fair trade telah memberikan dampak positif yang signifikan. Para petani wanita tidak hanya menikmati peningkatan pendapatan, tetapi juga memperoleh rasa percaya diri dan kemandirian yang lebih besar. Mereka kini menjadi model bagi komunitas lain di wilayah tersebut, menunjukkan bahwa dengan kerja sama dan penerapan prinsip fair trade, adalah mungkin untuk mencapai kesetaraan gender dan keberlanjutan ekonomi. Secara keseluruhan, Koperasi Kopi Wanita Gayo adalah bukti nyata bahwa fair trade bukan sekadar tentang mendapatkan harga yang lebih baik untuk produk, tetapi juga tentang menciptakan kondisi yang memungkinkan para petani untuk berkembang dan berkontribusi secara maksimal dalam komunitas mereka. Dengan terus mendukung inisiatif seperti ini, kita dapat membantu menciptakan sistem perdagangan global yang lebih adil dan berkelanjutan bagi semua pihak yang terlibat.
ADVERTISEMENT