Konten dari Pengguna

Jalan Panjang Kembali ke Fitrah

Ayu Novita Pramesti
Aparatur Sipil Negara yang melayani guru, tenaga kependidikan, dan pemangku kepentingan di bidang pendidikan di Direktorat Jenderal GTK, Kemendikbud
5 Agustus 2024 8:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ayu Novita Pramesti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber foto : https://pixabay.com/illustrations/bridge-forest-fantasy-trees-light-19513/
zoom-in-whitePerbesar
sumber foto : https://pixabay.com/illustrations/bridge-forest-fantasy-trees-light-19513/
ADVERTISEMENT
Di tengah ramainya perbincangan tentang film 'Siksa Neraka' di akhir tahun 2023 lalu, ada kisah viral tentang seseorang yang sudah menonton film tersebut. Inces alias Yanto, yang diajak menonton film besutan Anggi Umbara itu oleh temannya, mendadak mengubah penampilannya. Yanto yang sudah berpenampilan sehari-hari seperti perempuan selama lima tahun, langsung bertransformasi kembali menjadi laki-laki. Yanto berhasil kembali kepada jati diri aslinya. Kisah transformasi Yanto selengkapnya dapat dilihat di sini.
ADVERTISEMENT
Fenomena laki-laki yang menyerupai perempuan adalah fakta yang tak terbantahkan. Mulai dari pola asuh yang keliru, lingkungan pergaulan yang salah serta faktor-faktor yang lain, membuat fenomena itu kerap dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana Islam memandang fenomena ini?
Fitrah atau kodrat seorang manusia sebenarnya jelas. Allah sudah menciptakan manusia dalam dua jenis, yaitu laki-laki dan perempuan.
(Surat Al Lail:3)
Ketika menjelaskan maksud ayat di atas, Gus Baha mengatakan bahwa dalam pandangan Allah, hanya ada laki-laki dan perempuan. Adapun jenis yang ketiga (laki-laki yang seperti perempuan atau sebaliknya) adalah buatan manusia. Selengkapnya penjelasan Gus Baha tersebut, dapat disimak di sini.
Lebih lanjut, Rasulullah SAW dalam sabdanya memperjelas bagaimana kedudukan jenis yang ketiga itu dalam sabda beliau.
ADVERTISEMENT
Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki” (HR. Bukhari no. 5885).
Hadits tersebut memang keras dalam lafalnya. Namun, dalam implementasinya, Buya Yahya berpesan agar masyarakat tidak langsung melaknat jenis yang ketiga ini. Diberitahukan dengan cara yang baik adalah satu di antara solusi agar mereka bisa kembali kepada fitrahnya sebagai laki-laki atau perempuan. Penjelasan Buya Yahya mengenai hadits di atas selengkapnya dapat disimak di sini.
Lalu, bagaimana sikap terbaik umat dalam menyikapinya fenomena ini?
Pertama, tidak menganggap perilaku laki-laki yang seperti perempuan atau sebaliknya sebagai suatu hal yang wajar. Misalnya, ada konten di media sosial yang pemerannya laki-laki namun menirukan gaya perempuan. Sebaiknya konten semacam itu tidak perlu di-like atau dikomentari. Memang konten tersebut bisa jadi lucu. Namun, di balik kelucuan itu ada perilaku yang sebenarnya kurang pantas.
ADVERTISEMENT
Kedua, tidak langsung menghakimi dan berusaha mendampingi. Bisa jadi perilaku demikian muncul karena berbagai macam faktor, seperti ketiadaan figur dan kasih sayang orang tua serta pengaruh buruk lingkungan. Contoh konkret dari hal ini sudah dilakukan oleh Pengurus Muhammadiyah Jawa Tengah dalam mendampingi waria untuk kembali ke jalan yang benar.
Sinyo Egie, seorang konselor dan founder Peduli Sahabat, pernah berkata,"Ujung (akhir hidup) setiap orang kita nggak tahu... "
Saat ini, perilaku saudara/i kita yang jenis ketiga itu memang menyimpang. Namun di akhir hidupnya, bisa jadi mereka sudah mendapat petunjuk dan dapat kembali kepadaNya dalam keadaan yang terbaik.
Wallahu a'lam.