Perjuangan untuk Mengundang Menteri

Ayu Novita Pramesti
Aparatur Sipil Negara yang melayani guru, tenaga kependidikan, dan pemangku kepentingan di bidang pendidikan di Direktorat Jenderal GTK, Kemendikbud
Konten dari Pengguna
11 April 2021 14:54 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ayu Novita Pramesti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Perjuangan untuk Mengundang Menteri
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
“Mbak Ayu, tolong perbaiki suratnya! Kalau di surat ini menteri dipanggil ‘Saudara’, nanti kita bisa dipecat!”
ADVERTISEMENT
Saya melihat kembali draf surat yang baru saja dikoreksi oleh atasan saya. Kesalahan tersebut wajar karena saya belum mengetahui kata sapaan yang tepat untuk dituliskan pada surat yang ditujukan kepada menteri. Ternyata, kata sapaan yang tepat adalah ‘Bapak’. Bukan ‘Saudara’. Sapaan ‘Bapak’ lebih menunjukkan rasa hormat dan menandakan posisi beliau yang lebih tinggi dari atasan saya dan saya sendiri.
Saya akhirnya memperbaiki surat itu. Surat yang meminta agar menteri berkenan membuka dan memberikan pengarahan pada kegiatan Simposium Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah harus segera selesai. Setelah diperbaiki, surat diperiksa kembali oleh atasan saya. Setelah atasan saya menyetujui, langkah selanjutnya adalah meminta paraf direktur dan paraf sekretaris direktorat jenderal.
Setelah kedua paraf tersebut diperoleh, barulah direktur jenderal bisa menandatangani surat itu. Memang panjang. Namun, prosedur seperti itu yang harus dilalui karena surat tersebut ditujukan untuk orang nomor satu di kementerian.
ADVERTISEMENT
Kurang lebih dua pekan sebelum hari H kegiatan, ternyata ada perubahan tanggal. Kegiatan Simposium Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah harus disesuaikan jadwalnya agar tidak berbentrokan dengan kegiatan lain. Mau tidak mau, surat yang ditujukan untuk menteri harus diralat.
Ya, berarti prosedur yang sudah saya ceritakan di atas harus diulangi lagi. Namun, saya bersyukur karena dibantu oleh sekretaris yang sudah terbiasa memproses surat untuk pimpinan.
Hati saya lega ketika dia berkata, ”Tenang, Mbak. Sudah beres ya. Suratnya sudah masuk ke aplikasi. Suratnya akan langsung sampai ke menteri sehingga beliau bisa langsung membacanya.”
Beberapa hari menjelang kegiatan, diadakan rapat koordinasi. Satu di antara yang diundang adalah perwakilan tim protokol yang sehari-hari memang mendampingi menteri. Di rapat itu, perwakilan tersebut mengatakan bahwa sepertinya sangat sulit mengharapkan kehadiran menteri. Karena baru saja dilantik, menteri masih memiliki banyak agenda lain yang harus diselesaikan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (12/12/2019). Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Setelah mendengar penjelasan dari perwakilan tim protokol itu, atasan saya tetap merasa optimis. Beliau sangat yakin bahwa menteri tetap bisa hadir. Oleh karena itu, beliau berusaha menemui staf khusus menteri untuk bernegosiasi agar menteri bersedia hadir pada kegiatan yang akan mengundang perwakilan kepala sekolah dan pengawas sekolah dari seluruh Indonesia ini.
ADVERTISEMENT
“Saya sampaikan kepada staf khususnya, menteri perlu hadir agar pesan penting dari beliau langsung sampai ke akar rumput karena yang akan hadir adalah kepala sekolah dan pengawas sekolah”, ujar beliau yang bercerita kepada saya dan rekan-rekan lain setelah negosiasi berlangsung.
Kegiatan Simposium Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah akhirnya resmi dibuka di sebuah hotel yang berada di pusat kota Jakarta. Namun, konfirmasi kehadiran menteri masih belum ada. Di tengah kesibukan mengurus rangkaian kegiatan, tiba-tiba saya dikejutkan oleh telepon atasan saya. ”Mbak Ayu, tolong ke ruangan VIP sekarang! Dipanggil direktur!” ujar beliau dengan nada agak tinggi.
Saya bergegas menuju ruangan VIP. Setelah sampai di ruangan VIP, direktur bertanya kepada saya,”Mbak, berapa yang hadir sampai hari ini dan dari mana saja?”
ADVERTISEMENT
“Yang sudah hadir ada sekitar 250 orang, Bu. Saya akan cek kembali jumlah peserta yang pasti dan asalnya dari mana saja,” ujar saya.
“Tolong kirimkan ke nomor WhatsApp saya daftar peserta yang sudah hadir sampai hari ini! Ditunggu segera ya, Mbak!”
Setelah dipanggil dan menerima perintah direktur, saya segera mengerjakan hal yang diminta. Beruntungnya, sudah ada rekan saya yang membuat daftar hadir peserta sehingga saya tinggal memeriksanya kembali.
Setelah diperiksa, saya segera mengirimkan daftar hadir tersebut kepada direktur. Saya kemudian baru mengetahui ternyata daftar hadir tersebut akan disampaikan kepada staf khusus menteri.
Setelah daftar hadir tersebut disampaikan oleh direktur kepada staf khusus menteri, akhirnya berhasil didapatkan konfirmasi bahwa menteri akan hadir memberikan pengarahan kepada perwakilan kepala sekolah dan pengawas sekolah dari seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
Seluruh tim yang terlibat dalam kegiatan merasa senang sekaligus khawatir. Senang karena menteri bisa hadir, tetapi khawatir apabila penyambutan untuk menteri kurang maksimal.
Koordinasi dengan tim protokol menteri langsung dilakukan. Direktur juga langsung memberikan arahan kepada tim agar dapat menyambut menteri dengan sebaik-baiknya.
Setelah perjuangan panjang selama tiga pekan, menteri akhirnya berkenan hadir untuk memberikan pengarahan yang sangat inspiratif mengenai Kepemimpinan Sekolah.
Terima kasih Bapak!