Refleksi Seorang ASN di Hari Keluarga Internasional

Ayu Novita Pramesti
Aparatur Sipil Negara yang melayani guru, tenaga kependidikan, dan pemangku kepentingan di bidang pendidikan di Direktorat Jenderal GTK, Kemendikbud
Konten dari Pengguna
15 Mei 2022 21:35 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ayu Novita Pramesti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber gambar: https://pixabay.com/illustrations/family-father-mother-child-girl-2057301/
zoom-in-whitePerbesar
sumber gambar: https://pixabay.com/illustrations/family-father-mother-child-girl-2057301/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mbak, mohon maaf di briefing nanti siang aku nggak bisa datang ya. Mau nemenin suamiku radiologi nanti.
ADVERTISEMENT
Pesan singkat dari team leader saya di kantor membuat saya tertegun. Dan kemudian membuat saya langsung membalas pesan itu dengan kalimat berikut.
Iya nggak apa-apa, Mbak. Itu lebih urgen.
Saya memang belum berkeluarga. Namun, saya berusaha untuk mengerti. Di saat-saat yang penting, misalnya ketika suami atau anak sakit, seorang istri sekaligus ibu harus hadir di samping mereka. Bukan hanya untuk menemani, tetapi juga untuk memberikan dukungan moral.
Di Hari Keluarga Internasional 2022 yang jatuh bertepatan pada hari Minggu, 15 Mei 2022, saya berusaha mengingat momen di atas. Dan pada hari yang sama, saya juga mengikuti kajian yang membahas tentang pentingnya keluarga. Momen di atas dan materi kajian yang saya dapatkan adalah dasar bagi saya untuk melakukan refleksi tentang keluarga melalui tulisan singkat ini.
ADVERTISEMENT
Selain diri sendiri, keluarga sangat penting untuk diprioritaskan dalam kehidupan ini. Jangan sampai pekerjaan di kantor membuat kita lalai terhadap prioritas untuk mengurus keluarga. Ya, memang sering sekali waktu untuk keluarga menjadi berkurang karena sudah digunakan untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan. Waktu yang masih tersisa setelah bekerja hendaknya kita gunakan sebaik-baiknya untuk melayani dan mendidik keluarga kita.
Apalah artinya karier yang cemerlang, namun keluarga kita berantakan. Apalah artinya jabatan yang tinggi apabila pasangan dan anak-anak kita tidak terpenuhi hak-haknya. Apalah artinya apresiasi dari pimpinan atas hasil kerja kita apabila kita sebagai ayah atau ibu tidak dirasakan kehadirannya oleh anak-anak di rumah. Silakan kita mengejar posisi setinggi-tingginya di kantor, namun kita tetap harus melaksanakan dua tugas pokok utama kita dalam kehidupan, yaitu menjaga diri sendiri dan keluarga.
ADVERTISEMENT
Diri dan keluarga yang terjaga dengan baik akan membuat masyarakat dan negara kita juga menjadi baik. Sebagai ASN, kita berusaha melakukan perbaikan di masyarakat dan negara. Namun, kunci dalam melakukan perbaikan itu bukan hanya terletak pada bagaimana kinerja kita di kantor. Kepedulian kita terhadap kondisi diri sendiri dan keluarga juga memiliki andil dalam perbaikan masyarakat dan negara.
Mulai hari ini dan seterusnya, mari berusaha untuk lebih memperhatikan diri dan keluarga kita. Kita lakukan hal tersebut agar terwujud perbaikan menyeluruh di negeri kita tercinta ini.
Setiap hari adalah hari untuk diri, keluarga, dan negeri kita.
Selamat Hari Keluarga Internasional.