Konten dari Pengguna

Pencegahan Penipuan di E-Commerce

AYU PUTRI NIDAYANTHI
Mahasiswa Bisnis Digital Institut Teknologi Purwokerto
13 Desember 2022 10:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari AYU PUTRI NIDAYANTHI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi belanja online  (sumber: https://pixabay.com/id/photos/perdagangan-elektronik-2140604/)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi belanja online (sumber: https://pixabay.com/id/photos/perdagangan-elektronik-2140604/)
ADVERTISEMENT
Pesatnya perkembangan internet mempengaruhi peningkatan internet untuk transaksi bisnis komersial atau e-commerce. E-commerce merupakan aktivital pembelian atau penjualan produk secara online melalui internet. Konsumen lebih memilih menggunakan e-commerce karena tidak perlu membuang banyak waktu, dan dapat dilakukan dimana saja. Sistem pembayaran pada e-commerce menggunakan sistem pembayaran digital jadi lebih memudahkan konsumen dalam bertransaksi.
ADVERTISEMENT
Perkembangan pada e-commerce tidak selalu berdampak positif. Dampak negatif dari e-commerce yaitu dengan maraknya penipuan yang terjadi. Penipuan e-commerce yang biasa terjadi yaitu toko palsu, pembayaran yang dimanipulasi, dan kerusakan barang atau barang tidak dikirim. Penipuan e-commerce ini terjadi karena kurangnya waspada dalam bertransaksi atau disebabkan oleh penjual dan pembeli yang tidak bertemu secara langsung.
Akar penyebab penipuan e-commerce adalah peretas, pelanggan yang buruk, pelanggan yang marah, penjual yang tidak bertanggung jawab, dan penjual yang bersaing. Transaksi bisnis e-commerce dapat dibagi menjadi empat kategori: Bisnis ke bisnis (B2B) mencakup transaksi dengan perusahaan lain, bisnis ke konsumen (B2C) mencakup penjual dan pembeli individu, konsumen ke bisnis (C2B) mencakup transaksi individu dan transaksi dengan perusahaan, dan konsumen ke konsumen (C2C) mencakup individu seperti seorang penjual dan pembeli
ADVERTISEMENT
Contoh penipuan yang terjadi pada B2B yaitu penipuan pihak pertama di mana perusahan ritel melakukan penipuan terhadap pengecer. Penipuan lainnya adalah human clickers, jadi perusahaan e-commerce dibayar setiap tautan iklan di situs web mereka diklik yang mengarah ke konten perusahaan sponsor.
Contoh penipuan C2B yaitu pembuatan desain logo yang dibuat oleh seseorang untuk suatu perusahaan platform. Jadi orang yang membuat logo membawa kabur sejumlah uang dari perusahaan platform tersebut. Maka dari itu perusahaan platform harus memilih orang-orang yang berkualitas dan dapat diandalkan dalam mendesain logo.
Contoh penipuan C2C yaitu penipu dapat menggunakan banyak akun. Ketika ada barang lelang penipu akan menjual barang dengan harga yang tinggi. Jadi ketika penipu ingin membeli barang dia bisa menyamar jadi banyak orang untuk memperebutkan barang tersebut.
ADVERTISEMENT
Implementasi jual beli online sebenarnya sering menimbulkan berbagai macam masalah, misalnya yang terjadi pada bisnis kepada konsumen (B2C) yang dapat disebabkan oleh ketidakjujuran, kesalahan manusia, atau kesalahan yang disebabkan oleh sistem elektronik, sehingga banyak konsumen mengalami kerugian yang menyebabkan konsumen takut untuk berbelanja online.
Pihak-pihak yang terlibat dalam belanja online cenderung tidak sepenuhnya saling percaya, pedagang harus memperhatikan keamanan konsumen, privasi konsumen dan reputasi tokonya untuk mempengaruhi kepercayaan konsumen dalam berbelanja online. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari penipuan e-commerce adalah tidak mudah tergiur harga murah, menjaga akurasi kuitansi pembayaran, tidak mudah terkena penipuan refferal, meminta foto asli produk yang dibeli, selalu menanyakan nomor pengiriman.
Oleh karena itu, diharapkan penjual dan pembeli harus lebih waspada saat bertransaksi online. Saat melakukan transaksi jual-beli dalam e-commerce, pastikan semua transaksi dilakukan di dalam platform yang tersedia dan jangan pernah mengirim uang langsung ke rekening pribadi penjual. Semua platform memiliki aturannya masing-masing, jadi ikutilah standar dan ketentuan yang berlaku.
ADVERTISEMENT
Ayu Putri Nidayanthi, mahasiswa Bisnis Digital