Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.1
Konten dari Pengguna
Mengajarkan kepedulian melalui keteladanan
29 Agustus 2017 8:43 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
Tulisan dari Ayu Sukmayani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam pendidikan, kecerdasan memang menjadi tujuan sebagian besar orang, namun sejatinya pendidikan lebih dari itu. Penanaman karakter demi perubahan perilaku siswa sejatinya harus menjadi pemikiran dan tujuan yang lebih utama. Nilai-nilai moral, sosial, salah satunya rasa peduli mulai terkikis. Inilah semestinya yang harus ditingkatkan di sekolah. Sekolah bukanlah tempat menyuapi anak dengan teori-teori matematika, mengisi otak anak dengan materi-materi IPA, mengajarkan anak untuk menguasai 3 bahasa sekaligus. Sekolah seharusnya menjadi lingkungan yang senantiasa menanamkan kebaikan, kesopanan,kepedulian dan nilai-nilai lainnya yang dapat menjadikan anak menjadi pribadi yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Dalam buku Educating for Character banyak dijelaskan cara-cara untuk menanmkan kepedulian kepada anak di luar kelas. Namun, sejatinya Islam telah mencotohkan jauh lebih dulu. Sosok Nabi Muhammad SAW adalah taudalan yang paling mulia untuk di contoh. Tak perlu mencari sosok yang lain, dengan mengajak anak untuk lebih dekat dan mengenal Rasulullah anak akan melihat model manusia yang sebaik-baiknya. Rassulullah telah memberikan contoh dan taudalan bagaimana kita harus menjalani kehidupan, tak hanya hubungan dengan Allah sang pencipta tetapi juga hubungan dengan sesama manusia apalagi masalah kepedulian.
Salah satu cara agama Islam dalam mengajarkan dan menanamkan rasa kepedulian adalah dengan diperintahkannya kita untuk berpuasa. Guru harus menjadi fasilitator dalam memberikan pemaknaan akan kewajiban ini. Karena puasa bukan hanya bermakna menahan haus dan lapar. Tapi, lebih dari itu puasa mengajarkan manusia untuk ikut merasakan bagaimana ketika kita berada pada posisi tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan makan, bagaimana rasanya ketika harus menahan haus di siang hari dan menahan lapar hingga malam harinya. Inilah cara islam mendidik ummat manusia. Mendidik manusia untuk lebih peduli terhadap sesama.
ADVERTISEMENT