Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.1
Konten dari Pengguna
Mengajarkan Masalah Kontroversial
12 Juni 2017 1:04 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
Tulisan dari Ayu Sukmayani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Masalah kontroversial merupakan hal-hal yang merangsang otak seseorang untuk dipikirkan dan menarik perhatian banyak orang. Namun terkadang sekolah dan masyarakat menghindari untuk membahas permasalahan-permasalahan kontroversial ini seperti wabah.
ADVERTISEMENT
Guru khawatir tentang diskusi yang tidak terkendali, para administrator khawatir tentang keberatan orang tua. Setiap orang khawatir tentang ketidakjelasan dalam menangani masalah-masalah ketika ada rasa ketidak adilan dan diskriminasi terjadi.
Dalam buku Educating For Character ini Thomas Lickona memberikan beberapa solusi untuk menangani kekhawatiran para pendidik dan tanaga kependidikan serta masyarakat dalam mengajarkan permasalah kontroversial pada anak.
Masalah yang bersifat kontroversial seharusnya tidak perlu di tutupi atau di hindari dari kurikulum sekolah. Siswa harus diberikan kesempatan untuk mengungkapkan pandangan mereka terkait permasalahan yang bersifat kontroversial ini.
Mungkin banyak kekahawatiran bahwa pembahasan terkait masalah-masalah kontroversial seperti aborsi, narkoba, hukuman mati dan lain-lain akan menimbulkan diskriminasi terhadap beberapa kalangan siswa atas pendapat yang mereka utarakan.
ADVERTISEMENT
Nah, di sinilah peran seorang Guru. Guru sebagai desainer dalam pembelajaran bertugas untuk mengemas pembelajaran masalah kontrversial ini kedalam suasana yang demokratis.
Guru harus mengkondisikan kelas menjadi tempat yang nyaman dan meyakinkan siswa bahwa mereka hanya perlu mengungkapkan pendapat mereka dan siswa yang lain harus mendengarkan dan menghargai pendapat masing-masing, serta membaut kelas dalam kondisi aman dari perbedaan sudut pandang sehingga suasana demokratis dapat terbentuk.
Mengemas pembelajaran dengan metode debat menjadi solusi yang di tawarkan dalam buku ini. Namun, sebelumnya guru harus benar-benar mempersiapkan bahan pembelajaran dan siswa agar mereka siap untuk melakukan debat.
Guru dapat menyiapkan materi yang mengandung 2 opini terkait sebuah isu atau permasalahan kontroversial. Satu pendapat menyatakan pro dan pendapat lain kontra, sehingga siswa terbuka untuk menerima pendapat siswa yang lainnya.
ADVERTISEMENT
Selama berjalannya debat, guru hanya bertindak sebagai pendengar, dan siswa lebih aktif dalam menyampaikan pendapat mereka. Guru hanya boleh menyampaikan pendapat mereka ketika siswa bertanya, ini dilakukan untuk menghindari guru dalam menanamkan opininya terhadap sebuah permasalahan.
Namun, guru dapat memberikan konfirmasi di akhir pembelajaran jika memang dirasa itu perlu.
Pembahasan terkait permasalahan kontroversial juga tabu di sekolah, banyak kekhawatiran dari pihak sekolah akan perdebatan di kalangan orang tua siswa. Sehingga dibutuhkan sebuah kurikulum yang dapat mengatur materi apa yang sebaiknya ada atau tidak ada, materi yang sebaiknya di sampaikan dan tidak perlu untuk di sampaiakn di sekolah.
Di sinilah letak peran serta orang tua siswa, sekolah dan orang tua siswa harus secara bersama-sama merancang kurikulum yang tepat untuk anak.
ADVERTISEMENT
Ketika kurikulum tersebut sudah di buat secara bersama-sama, maka telah terjadi kesepakatan antara pihak sekolah dan wali siswa terkait materi apa saja yang akan anak-anak mereka pelajari ketika di sekolah, pihak wali siswa dapat melakukan pengawasan terkait kurikulum tersebut sehingga perdebatan antra sekolah dan wali siswa bisa dihindari.
Kesimpulannya, guru bertugas dalam pendekatan beberapa subjek kontroversial yang membantu murid mengembangkan ilmu pengetahuan yang solid untuk membentuk opini mereka masing-masing. Persetujuan demokratis tidak datang secara natural, tetapi itu dipelajari.
Memberikan siswa praktik diskusi isu kontroversial dan secara bersama-sama belajar tentang sosial dan konflik etika adalah salah satu jalan yang meningkatkan komponen rasional dari karakter dan pada saat yang bersamaan mendidik masyarakat untuk berdemokrasi.
ADVERTISEMENT