Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Etika Generasi Muda dalam Tren Kabur aja Dulu
8 Maret 2025 15:36 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Ayu sunita sari Munthe tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam dan budaya, generasi muda Indonesia seharusnya dapat memanfaatkannya untuk kemajuan dan keberlanjutan negara. Namun, kenyataan yang ada sering kali jauh dari harapan. Berbagai masalah sosial, ekonomi, dan politik terus menghantui bangsa ini. Salah satu fenomena yang muncul di tengah ketidakpastian ini adalah gerakan dalam tren kabur aja dulu.
ADVERTISEMENT
Gerakan tren "kabur aja dulu" muncul sebagai bentuk protes terhadap berbagai masalah yang melanda Indonesia, mulai dari korupsi yang merajalela, ketidakadilan sosial, hingga kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat. Dalam pandangan mereka, banyak peluang yang lebih menjanjikan di negara lain dibandingkan dengan kondisi saat ini di tanah air.
Namun, gerakan ini juga mencerminkan rasa putus asa dan kehilangan harapan dari generasi muda terhadap masa depan bangsa. Mereka merasa bahwa suara mereka tidak di dengar dan bahwa sistem yang ada tidak memberikan ruang bagi mereka untuk berkontribusi secara positif. Akibatnya, banyak dari mereka memilih untuk "kabur" daripada berjuang untuk perubahan.
Seberapa berantakan negeri ini sehingga menyebabkan para generasi muda berkeinginan untuk meninggalkan tanah air?
Pertama, korupsi yang merajalela yang telah menjadi masalah kronis di Indonesia. Mulai dari tingkat daerah hingga pusat, praktik korupsi menggerogoti anggaran negara dan menghambat pembangunan.
ADVERTISEMENT
Kasus-kasus korupsi besar yang melibatkan beberapa perusahaan BUMN seperti PT Timah, Pertamina, PT Asuransi Jiwasraya dan Garuda Indonesia serta para pejabat publik yang sering kali terungkap, Namun penegakan hukum masih lemah. Hal ini menciptakan ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan institusi negara.
Kedua, kesenjangan sosial kaya dan miskin semakin melebar. Meskipun Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup baik dalam beberapa tahun terakhir, manfaat dari pertumbuhan tersebut tidak dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Banyak orang masih hidup dalam kemiskinan, sementara segelintir orang menikmati kekayaan yang melimpah.
Ketiga, Pendidikan yang tidak merata di mana sistem pendidikan di Indonesia masih menghadapi banyak tantangan. Akses pendidikan berkualitas belum merata di seluruh wilayah, terutama di daerah terpencil. Banyak anak-anak di daerah tersebut terpaksa putus sekolah karena keterbatasan ekonomi atau kurangnya fasilitas pendidikan.
ADVERTISEMENT
Keempat, diskriminasi dan ketidakadilan. Diskriminasi berdasarkan suku, agama, ras, dan gender masih menjadi masalah serius di Indonesia. Ketidakadilan dalam perlakuan terhadap kelompok-kelompok tertentu menciptakan ketegangan sosial dan merusak persatuan bangsa.
Lalu bagaimana seharusnya seorang generasi muda bersikap di tengah kekacauan yang sedang terjadi?
Dalam menghadapi berbagai tantangan tersebut, tentunya etika generasi muda sangat penting. Generasi muda memiliki potensi besar untuk membawa perubahan positif melalui nilai-nilai etika yang kuat Terutama untuk mengentaskan korupsi yang marak di mana-mana. Siapa pun saat ini bisa melakukan korupsi, namun siapa pun juga bisa melawan korupsi dimulai dari kita dan sekitar kita, bahkan bisa dimulai dari hal terkecil.
Dalam Pasal 2 UU Nomor 31 Tahun 1999 dimaksud, korupsi adalah perbuatan melawan hukum dengan maksud memperkaya diri sendiri atau orang lain, baik perorangan maupun korporasi, yang dapat merugikan keuangan negara/perekonomian negara. Sesuai UU Nomor 31 Tahun 1999 juncto UU Nomor 20 Tahun 2001, tindak pidana korupsi bisa dikategorikan menjadi 7 jenis yaitu merugikan keuangan negara, suap-menyuap, pemerasan, penggelapan dalam jabatan, perbuatan curang, benturan kepentingan dalam pengadaan serta gratifikasi.
ADVERTISEMENT
Penulis melihat betapa pentingnya untuk menerapkan aspek aspek etika dalam kehidupan generasi muda untuk menghadapi tantangan-tantangan dalam negeri ini seperti kejujuran dan integritas, ini merupakan fondasi utama dalam membangun kepercayaan antara individu dan masyarakat.
Generasi muda harus menanamkan nilai kejujuran dalam setiap tindakan mereka, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam dunia profesional. Dengan mencontohkan integritas dalam berperilaku, mereka dapat mempengaruhi orang lain untuk melakukan hal yang sama.
Kemudian tanggung jawab sosial, generasi muda harus menyadari bahwa mereka memiliki tanggung jawab sosial terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar. Tanggung jawab ini mencakup partisipasi aktif dalam kegiatan sosial, lingkungan hidup, serta advokasi terhadap isu-isu ketidakadilan.
Kritis terhadap kebijakan publik juga sangat penting di mana generasi muda perlu mengembangkan sikap kritis terhadap kebijakan publik dan keputusan pemerintah. Mereka harus berani menyuarakan pendapat dan aspirasi mereka melalui berbagai saluran komunikasi, termasuk media sosial.
ADVERTISEMENT
Dengan cara ini, mereka dapat mendorong pemerintah untuk lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat serta menghargai perbedaan dalam masyarakat yang majemuk seperti Indonesia. Sikap toleransi ini akan membantu memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
Untuk mengatasi rasa frustrasi generasi muda terhadap kondisi negeri ini dan mendorong mereka agar tidak memilih jalan "kabur", perlu ada jembatan antara gerakan kabur aja dulu dengan penerapan etika generasi muda yang bisa di lakukan dengan pendidikan karakter, di mana pendidikan karakter harus menjadi bagian integral dari kurikulum pendidikan formal maupun informal.
Sekolah-sekolah perlu mengajarkan nilai-nilai etika seperti kejujuran, tanggung jawab sosial, dan toleransi sejak usia dini agar generasi muda tumbuh menjadi individu yang dapat dipercaya. Kemudian menciptakan ruang diskusi bagi generasi mudah untuk berbagi ide dan pendapat tentang isu-isu sosial politik sangat penting. Forum-forum diskusi dapat membantu mereka merasa didengar dan memberikan kesempatan untuk berkontribusi dalam mencari solusi atas masalah-masalah negeri.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya mengadakan kampanye kesadaran sosial tentang pentingnya etika dalam kehidupan sehari-hari dapat membantu membangun kesadaran di kalangan generasi muda mengenai tanggung jawab mereka sebagai warga negara. Selain itu juga organisasi pemuda dapat menjadi wadah bagi generasi muda untuk berkolaborasi dalam proyek-proyek sosial atau lingkungan hidup. Melalui kolaborasi ini, mereka bisa belajar bekerja sama serta mengembangkan keterampilan kepemimpinan.
Gerakan kabur aja dulu mencerminkan rasa frustrasi generasi muda terhadap kondisi negeri ini yang semakin kacau akibat berbagai masalah sosial, politik dan ekonomi yang kompleks. Namun, daripada memilih jalan "kabur", generasi muda seharusnya mengambil sikap proaktif dengan menerapkan etika dalam setiap aspek kehidupan mereka.
Dengan menanamkan nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab sosial, sikap kritis terhadap kebijakan publik, serta penghargaan terhadap perbedaan, generasi muda dapat menjadi agen perubahan yang membawa harapan baru bagi bangsa ini. Indonesia membutuhkan generasi muda yang tidak hanya peduli dengan masa depan pribadi mereka tetapi juga masa depan bangsa secara keseluruhan. Dengan semangat kolaboratif dan etika yang kuat, kita dapat bersama-sama membangun negeri ini menuju arah yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Ayu Sunita Sari Munthe mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Katolik St. Thomas