Konten dari Pengguna

Dampak Pandemi Covid-19, Aktivitas Produksi Menurun

Ayu Winarni
mahasiswi pendidikan ekonomi universitas pamulang
28 Desember 2020 13:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ayu Winarni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Pamulang, Ayu Winarni (foto: Dok)
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Pamulang, Ayu Winarni (foto: Dok)
ADVERTISEMENT
Ditulis oleh : Ayu Winarni
(Mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi Universitas Pamulang)
ADVERTISEMENT
Wabah virus corona yang pertama kali muncul di Wuhan pada akhir Desember 2019 lalu dengan cepat menyebar ke seluruh belahan dunia. Virus Corona ini termasuk virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia, biasanya menyebabkan infeksi saluran pernafasan, dari flu biasa hingga penyakit serius. Dalam kasus yang lebih parah, infeksi dapat menyebabkan pneumonia, SARS, gagal ginjal, dan kematian. Terkait Covid-19, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan penyakit tersebut sebagai pandemi, karena semua warga dunia mungkin terinfeksi Covid-19. Menurut data yang dilansir bps.go.id pada 30 Januari 2020, WHO menyatakan wabah Covid-19 sebagai Public Health Emergency of International Convern atau Darurat Kesehatan Global dengan pertimbangan bahwa virus ini telah menyebar ke lima wilayah WHO hanya dalam satu bulan saja. Sampai dengan 31 Maret 2020, jumlah kasus terdeteksi sebanyak 754.948 yang tersebar di 202 negara dengan jumlah penderita yang meninggal mencapai 36.571 jiwa.
ADVERTISEMENT
Pada saat ini masyarakat sedang dihadapkan oleh masalah perekonomian akibat dari adanya pandemi covid-19. Dilansir dari kompas.com, Minggu (27/11/2020) Indonesia mengonfirmasi kasus pertama infeksi virus corona penyebab covid-19 pada awal maret 2020. Pada saat covid-19 melanda Indonesia pemerintah melakukan berbagai tindakan penanggulangan untuk mengurangi dampak pandemi covid-19 di berbagai bidang. Akibat pandemi covid-19 sektor ekonomi terpukul parah. Pembatasan kegiatan masyarakat dapat memengaruhi kegiatan usaha, yang selanjutnya berdampak pada perekonomian. Situasi ini telah menurunkan perdagangan Indonesia, khususnya perdagangan internasional. Selama pandemi covid-19, hampir semua aktivitas perdagangan terhenti karena keadaan yang tidak memungkinkan. Akibat pembatasan eksplorasi luar negeri oleh pemerintah dan kawasan tertutup tertentu, aktivitas logistik dan perdagangan menjadi kawasan yang berdampak siginifikan terhadap merebaknya pandemi covid-19.
ADVERTISEMENT
Di bidang perdagangan internasional khususnya impor dan kegiatan ekspor mengalami penurunan. Berkurangnya aktivitas produksi membuat banyak komoditas sulit ditemukan atau langka, dan harga komoditas terus naik yang dapat mengakibatkan terjadinya inflasi. Akibat isolasi di beberapa daerah, bahan baku industri juga dibatasi. Misalnya pada awal pandemi Covid-19, peredaran masker di pasar menjadi langka akibat keresahan sosial, kemudian konsumen membeli masker sebagai persediaan, dan harga masker pun naik. Produksi masker di Indonesia juga mengalami penurunan karena pabrik kekurangan bahan baku yang diimpor dari China. Indonesia mengandalkan bahan baku impor karena Indonesia tidak memiliki cukup pasokan untuk memproduksi masker sesuai permintaan. Tidak hanya impor, beberapa ekspor Indonesia ke China juga mengalami penurunan. Akibat pandemi Covid-19, otomatis China akan mengurangi jumlah permintaan. Selain itu, banyak pabrik di China yang mengurangi produksinya karena kebanyakan orang tidak bisa bekerja akibat virus Covid-19.
ADVERTISEMENT
Berkurangnya aktivitas produksi ketika suatu negara menutup perbatasannya, banyak sektor industri (seperti pabrik) yang memutuskan hubungan kerja dengan karyawan. Ketika pendapatan industri dan perdagangan menurun, hal ini juga akan berdampak pada tingkat pengangguran yang juga akan berdampak pada sisi permintaan dan penawaran perekonomian. Dilansir dari www.kompas.com, minggu (27/12/2020) Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) per 7 April 2020, akibat pandemi covid-19, tercatat sebanyak 39.977 perusahaan di sektor formal yang memilih merumahkan, dan melakukan PHK terhadap pekerjanya. Total ada 1.010.579 orang pekerja yang terkena dampak iini. Rinciannya, 873.090 pekerja dari 17.224 perusahaan dirumahkan, sedangkan 137.489 pekerja di PHK dari 22.753 perusahaan. Sementara itu, jumlah perusahaan dan tenaga kerja terdampak di sektor informal adalah sebanyak 34.453 perusahaan dan 189.452 orang pekerja.
ADVERTISEMENT
Apabila waktu karantina diperpanjang dan kegiatan ekonomi dibatasi, maka dampaknya akan lebih serius. Penetapan jarak sosial tidak hanya akan memperpendek hubungan fisik manusia, tetapi juga merusak aktivitas ekonomi dalam masyarakat. Selama diberlakukannya lockdown, pertumbuhan ekonomi semakin melambat dan tingkat konsumsi masyarakat juga menurun. Dilansir dari www.cnnindonesia.com, Minggu (27/12/2020) menurut Ekonom CORE Yusuf Rendy Manilet mengatakan dampak resesi ekonomi yang paling terasa oleh masyarakat adalah pelemahan daya beli. Bila terus dibiarkan, hal ini akan melahirkan banyak penduduk miskin baru dan tingkat kemiskinan pun bertambah. Hal ini pun sudah terkonfirmasi dengan pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi 5,32 persen pada kuartal II 2020. Lesunya ekonomi tak lepas dari minimnya sumbangan konsumsi masyarakat yang jatuh ke minus 5,15 persen.
ADVERTISEMENT
Referensi :
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200908105412-532-543899/dampak-resesi-corona-mengalir-ke-berbagai-sektor
https://stoppneumonia.id/informasi-tentang-virus-corona-novel-coronavirus/
https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/11/102500165/pandemi-covid-19-apa-saja-dampak-pada-sektor-ketenagakerjaan-indonesia-?page=all