Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Peran Vital Jurnalisme Agama dalam Membangun Toleransi dan Kerukunan Antar Umat
30 Maret 2024 16:42 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ayu Wulandari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jakarta (18/03/2024). Dalam menghadapi dinamika masyarakat yang semakin kompleks, peran jurnalisme agama menjadi semakin penting dalam mempromosikan kebebasan beragama dan kerukunan antar agama. Hari ini, kami berkumpul dalam konferensi pers yang bertujuan untuk menyoroti peran vital jurnalisme agama dalam menghadapi tantangan dan memberikan panduan bagi para jurnalis dalam meliput berita agama.
ADVERTISEMENT
Salah satu narasumber utama kita hari ini adalah Endy Bayuni, seorang yang memiliki pengalaman yang luas dalam dunia jurnalisme, terutama dalam konteks agama. Bayuni pernah menjabat sebagai Pemimpin Redaksi The Jakarta Pusat pada periode 2004-2010 dan 2016-2018. Selain itu, beliau juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif The International Association of Religion Journalists dari tahun 2016 hingga 2021.
Bayuni memaparkan materi tentang "Jurnalisme Agama: Meliput Kegiatan dari Seorang Wartawan Religius." Beliau menyoroti perkembangan tren cara meliput berita tentang agama di Indonesia yang semakin kompleks. Kini, agama tidak hanya terbatas pada ranah keagamaan, tetapi juga merambah ke ranah politik, budaya, ekonomi, dan hiburan. Hal ini menuntut wartawan agama untuk memiliki pemahaman yang mendalam dan sensitif terhadap konteks yang beragam.
ADVERTISEMENT
Salah satu tantangan utama yang dihadapi wartawan agama adalah kapasitas. Masih terdapat kekurangan dalam pelatihan jurnalistik khusus agama, serta kurangnya konferensi pers yang dapat menjadi wadah untuk pertukaran informasi dan pemahaman. Bayuni menekankan pentingnya media dan redaksi memberikan dukungan dan kewajiban dalam memberikan pelatihan yang memadai bagi jurnalis agar dapat meliput berita agama dengan kapasitas yang baik.
Tantangan lainnya adalah adanya predisposisi atau prejudis yang dimiliki oleh setiap individu, termasuk wartawan. Bayuni menekankan perlunya menghindari agar prejudis tersebut tidak mempengaruhi objektivitas jurnalis dalam meliput berita agama. Wartawan harus mampu melindungi agama sendiri dan menghormati agama lain, serta menjaga netralitas dalam pemberitaan.
Bayuni juga menyoroti prinsip-prinsip yang harus menjadi pedoman bagi jurnalis Indonesia dalam meliput berita agama. Walaupun prinsip-prinsip jurnalisme bersifat universal, namun dalam konteks agama terdapat tuntutan tersendiri. Wartawan harus menjaga agar pemberitaannya tepat dan netral, demi menghindari konflik atau kekacauan yang dapat terjadi akibat pemberitaan yang tidak akurat.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, jurnalisme agama diharapkan dapat menjadi bagian dari solusi untuk memperkuat kerukunan antar agama. Meskipun kesadaran akan pentingnya kerukunan agama masih belum optimal di Indonesia, media memiliki peran penting dalam menjembatani informasi yang benar kepada masyarakat.
Untuk para jurnalis muda yang tertarik pada bidang jurnalisme agama, Bayuni memberikan pesan bahwa mendalami bidang ini tidak akan pernah rugi. Agama memiliki peran yang sangat signifikan dalam kehidupan masyarakat global, dan pemahaman yang mendalam akan bidang ini dapat menjadi dasar untuk mengembangkan diri dalam berbagai jenis jurnalisme lainnya.
Dalam mengakhiri konferensi pers ini, kita diingatkan kembali akan pentingnya peran jurnalisme agama dalam mempromosikan kebebasan beragama dan kerukunan antar agama. Melalui komitmen untuk memberikan informasi yang akurat dan berimbang, kita dapat menjadi agen perubahan untuk mewujudkan masyarakat yang lebih toleran dan harmonis. Terima kasih kepada para narasumber dan peserta yang telah hadir dalam konferensi pers ini.
ADVERTISEMENT
Contact:
[Endy Bayuni - The Jakarta Pusat](mailto:[email protected])
[The International Association of Religion Journalists](https://www.religionjournalists.org/)
Teks: Ayu Wulandari