Konten dari Pengguna

Peran Ekonomi Hijau Dalam Pemulihan Global Pasca Pandemi

mefta ayu
Universitas Sriwijaya, Mahasiswa
31 Oktober 2024 13:04 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari mefta ayu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Penulis : Mefta Ayu Wulandari, Universitas Sriwijaya
Artikel ini akan membahas bagaimana ekonomi hijau dapat membantu pemulihan dunia setelah pandemi COVID-19. Pandemi ini memperburuk masalah ekonomi dan sosial di seluruh dunia selain menyebabkan krisis kesehatan. Akibatnya, banyak negara harus mencari solusi jangka panjang yang dapat membantu pemulihan berkelanjutan dan mengurangi ketergantungan mereka pada sumber daya berbahaya. Penulis berpendapat bahwa ekonomi hijau adalah solusi penting untuk pemulihan pandemi di seluruh dunia. Jadi, penulis akan berfokus pada tiga argumen utama: peningkatan lapangan kerja, mitigasi perubahan iklim, dan stabilitas ekonomi jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Argumen pertama membahas pengembangan ekonomi hijau yang dapat menciptakan adanya peningkatan lapangan kerja baru, terutama di bidang seperti teknologi ramah lingkungan, energi terbarukan, dan pengelolaan sampah. Laporan dari International Labour Organization (ILO) menyatakan bahwa transisi ke ekonomi rendah karbon dapat menciptakan sekitar 24 juta pekerjaan baru pada tahun 2030. Akibatnya, investasi di sektor ini dapat membantu mengatasi peningkatan pengangguran yang disebabkan oleh pandemi dan mendukung pembangunan infrastruktur hijau yang berkelanjutan.
Penambahan pekerjaan ini tidak hanya menciptakan peluang ekonomi bagi pekerja, tetapi juga mendukung inovasi dalam teknologi hijau. Negara-negara yang berfokus pada pengembangan sektor hijau dapat menarik investasi internasional, karena semakin banyak perusahaan global yang mencari tempat dengan sumber energi bersih dan stabilitas regulasi lingkungan.
ADVERTISEMENT
Karena permintaan yang terus meningkat untuk teknologi ramah lingkungan dan solusi hijau yang akan tetap relevan di masa mendatang, lapangan kerja di sektor hijau cenderung lebih stabil dan berkelanjutan dibandingkan dengan sektor berbasis sumber daya yang tidak terbarukan, seperti gas dan minyak.
Pada argumen kedua ini, terkait perubahan iklim, bahwa mengurangi emisi karbon dan mengatasi perubahan iklim dapat dicapai melalui ekonomi hijau. Menurut Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), tindakan manusia, terutama dalam bidang energi dan transportasi, berkontribusi secara signifikan terhadap pemanasan global. Dengan mengadopsi energi terbarukan seperti angin dan surya, kita dapat mengurangi emisi dan memperlambat dampak perubahan iklim (IPCC, 2021).
Negara-negara dapat mencapai target iklim mereka dengan investasi dalam infrastruktur hijau, seperti sistem transportasi umum yang lebih efisien, bangunan hemat energi, dan teknologi pertanian yang ramah lingkungan. Misalnya, dalam "Perjanjian Hijau Eropa", Uni Eropa berjanji untuk menjadi benua pertama yang tidak menghasilkan karbon pada tahun 2050. Perjanjian ini memberikan contoh bagi dunia tentang bagaimana ekonomi hijau dapat membantu perjuangan global melawan perubahan iklim (Komisi Eropa, 2019).
ADVERTISEMENT
Inisiatif hijau ini akan mendukung biodiversitas dan melindungi ekosistem alami, yang juga terancam oleh aktivitas ekonomi tradisional. Dengan beralih ke pendekatan ekonomi yang lebih ramah lingkungan, negara-negara dapat membantu mencegah bencana lingkungan yang lebih parah di masa depan.
Argumen ketiga adalah ekonomi hijau dapat meningkatkan stabilitas ekonomi dalam jangka panjang dengan mengurangi ketergantungan kita pada sumber daya alam. Negara-negara menjadi lebih tahan terhadap fluktuasi harga gas dan minyak yang sering mengguncang pasar global ketika mereka berinvestasi dalam energi terbarukan dan teknologi hijau (World Bank, 2020).
Ekonomi hijau juga mendorong keberlanjutan, yang baik bagi lingkungan dan masyarakat secara keseluruhan. Dengan menggunakan sumber daya secara lebih efisien dan mengurangi limbah, negara-negara dapat memiliki fondasi ekonomi yang stabil untuk masa depan yang lebih berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pengembangan ekonomi hijau memungkinkan pemerintah untuk menerapkan pendekatan baru untuk mengelola sumber daya dan mengembangkan pasar baru yang berfokus pada keberlanjutan. Misalnya, pertanian berkelanjutan dan pasar untuk produk daur ulang dapat membuat kita kurang bergantung pada sumber daya yang terbatas. Adanya insentif untuk produk yang lebih ramah lingkungan mendorong bisnis di seluruh dunia untuk mengadopsi praktik bisnis yang lebih berkelanjutan, yang pada akhirnya akan menguntungkan ekonomi dunia. Oleh karena itu, transisi menuju ekonomi hijau akan menghasilkan stabilitas ekonomi dalam jangka panjang yang menguntungkan baik ekonomi maupun sosial dan lingkungan.
Dapat disimpulkan dari ketiga argumen di atas, yaitu peningkatan lapangan kerja, mitigasi perubahan iklim, dan stabilitas ekonomi jangka panjang, telah menunjukkan bahwa ekonomi hijau merupakan strategi yang tepat dan mendesak untuk pemulihan global pasca pandemi. Dengan mengutamakan pembangunan yang ramah lingkungan, negara-negara dapat mengatasi krisis ekonomi yang disebabkan oleh pandemi dan menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan dan adil bagi generasi mendatang. Oleh karena itu, pergeseran ke arah ekonomi yang lebih hijau adalah kebutuhan yang sangat penting untuk membangun dunia yang lebih tangguh dan lestari.
ADVERTISEMENT