Konten dari Pengguna

Strategi Santri Membangun Personal Branding di Era Digital

Yahya Ayyash Robbani
Mahasiswa Aktif Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
29 April 2025 14:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yahya Ayyash Robbani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Berani Memulai, Berani Berbeda (https://pixabay.com/)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Berani Memulai, Berani Berbeda (https://pixabay.com/)
ADVERTISEMENT
Di tengah derasnya arus digitalisasi, personal branding bukan lagi milik kalangan profesional atau influencer saja. Santri pun kini punya ruang luas untuk tampil, menyampaikan nilai, dan memberi manfaat melalui media sosial. Namun, berbeda dengan tren konten viral yang sering mengedepankan sensasi, santri memiliki pendekatan yang lebih berakar: membangun citra diri berdasarkan akhlak, ilmu, dan kebermanfaatan. Di era di mana eksistensi sering dinilai dari angka dan estetika, santri menawarkan alternatif: branding yang bernilai, nyata, dan berlandaskan prinsip keislaman.
ADVERTISEMENT
Personal Branding Bukan Soal Viral, Tapi Soal Manfaat
Di era digital, santri bisa memanfaatkan media sosial untuk berbagi ilmu, refleksi, dan aktivitas positif. Personal branding ala santri tidak dimulai dari keinginan viral, melainkan dari keinginan bermanfaat.
Konten Edukatif dari Kehidupan Sehari-hari
Cerita harian di pondok, pengalaman belajar, hingga refleksi pribadi bisa menjadi konten edukatif. Kuncinya ada pada realita dan konsistensi dalam membagikan cerita.
Menjaga Akhlak dalam Setiap Konten
Akhlak tetap menjadi pondasi utama santri. Sopan santun, adab, dan kejujuran dalam konten akan membangun kepercayaan audiens secara alami.
Belajar Skill Digital Tanpa Kehilangan Jati Diri
Skill baru seperti desain grafis, copywriting, atau video editing bisa menjadi alat syiar modern. Ilmu ini memperkuat dakwah, bukan menghilangkan keimanan santri.
ADVERTISEMENT
Mulai Sekarang: Berani Tampil, Berani Berbeda
Tidak ada kata terlambat. Santri harus berani memulai, berani berinovasi, dan berani menunjukkan jati diri yang bermanfaat di dunia digital.
Menjadi Santri yang Keren di Era Digital
Personal branding santri bukan soal estetika semata, tapi tentang nilai, manfaat, dan realita yang disampaikan dalam setiap karya digital.