Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Substansi Hari Raya Qurban: Makna dan Kepentingannya
17 Juni 2024 13:25 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Nazwan Azhari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Hari Raya ‘Iedul Qurban, yang juga dikenal sebagai Idul Adha dalam tradisi Islam, merupakan salah satu momen penting dalam kalender agama Muslim. Perayaan ini tidak sekadar ritual keagamaan semata, tetapi memiliki substansi mendalam yang mencerminkan nilai-nilai spiritual, sosial, dan kemanusiaan yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Dalam Islam, Qurban berarti pengorbanan. Setiap tahun selama bulan Dhul Hijjah, umat Islam di seluruh dunia menyembelih hewan - kambing, domba, sapi, atau unta - untuk mencerminkan kesediaan Nabi Ibrahim untuk mengorbankan putranya Ismail demi Allah.
Di balik pelaksanaan Qurban terdapat makna yang sangat signifikan. Asal kata "qurban" dalam bahasa Arab berasal dari kata kerja "qaraba" (قَرَبَ), yang berarti mendekatkan atau menghadirkan sesuatu dengan tujuan tertentu. Dalam konteks Qurban atau Idul Adha dalam Islam, kata "qurban" digunakan untuk merujuk kepada pengorbanan hewan ternak sebagai ungkapan rasa syukur dan pengabdian
kepada Allah SWT. Tindakan ini mengingatkan umat Muslim akan kesetiaan Nabi Ibrahim AS dan ketundukan mutlaknya kepada kehendak Allah.
ADVERTISEMENT
Hari Raya Qurban juga menjadi momen untuk menguatkan rasa solidaritas dan empati terhadap sesama. Ketika seorang Muslim melaksanakan Qurban, daging hasil kurban tersebut dibagi-bagikan kepada yang membutuhkan, termasuk fakir miskin, yatim piatu, dan mereka yang kurang mampu. Hal ini tidak hanya sebagai tindakan kebaikan sosial, tetapi juga sebagai implementasi nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari.
Perayaan Hari Raya Qurban mengajarkan umat Muslim untuk meningkatkan ketakwaan mereka kepada Allah SWT serta kesabaran dalam menghadapi cobaan dan ujian hidup. Seperti dalam kisah Nabi Ibrahim AS yang siap untuk mengorbankan anaknya, Ismail AS, sebagai bentuk pengabdian dan kepatuhan kepada perintah Allah. Umat muslim harus senantiasa yakin bahwa setiap perintah Allah akan membawa kebaikan, tidak akan merugikan, juga membawa keselamatan dunia dan akhirat.
ADVERTISEMENT
Meskipun tradisi Qurban berasal dari zaman Nabi Ibrahim AS, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya tetap relevan dalam kehidupan modern. Banyak diantara muslim hari ini terlena dengan kehidpuan dunia, hingga tega untuk menggadaikan imannya untuk kenikmatan dunia semata. Qurban memberikan makna kepada kita akan arti kehidupan milik Allah SWT, qurban juga mengajarkan pentingnya pengorbanan dalam mencapai tujuan yang lebih besar, baik itu dalam konteks spiritual maupun dalam memperkuat hubungan sosial dan komunitas.
Secara keseluruhan, Hari Raya Qurban bukan hanya perayaan keagamaan rutin, tetapi juga sebuah kesempatan untuk mendalami nilai-nilai fundamental dalam Islam seperti ketakwaan, kemanusiaan, dan pengorbanan. Melalui pelaksanaan Qurban, umat Muslim diingatkan akan komitmen mereka terhadap Allah SWT dan tanggung jawab mereka terhadap sesama manusia. Dengan demikian, substansi dari Hari Raya Qurban tidak hanya berdampak pada individu yang melaksanakannya, tetapi juga pada masyarakat secara keseluruhan, memperkuat kebersamaan dan solidaritas di antara mereka.
ADVERTISEMENT