Limbah Kulit Nanas dan Jeruk Bisa Jadi Bahan Utama Pembuatan Hand Sanitizer

Azis Saputra
Renewable Energy Engineering and Business Development
Konten dari Pengguna
14 Maret 2022 15:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Azis Saputra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Buah Nanas (Sumber: Pexels.com/Marta)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Buah Nanas (Sumber: Pexels.com/Marta)
ADVERTISEMENT
Hand Sanitizer tampaknya telah menjadi salah satu kebutuhan primer yang wajib dimiliki setiap orang. Di era mobilitas yang semakin tak terbendung ini, sebagian orang dihadapkan dengan berbagai kesibukan. Hal ini membuat orang tidak terlalu peduli dalam menjaga kebersihan terutama kebersihan tangan. Padahal tangan merupakan salah satu organ tubuh manusia yang berkontak langsung dengan benda sekitar.
ADVERTISEMENT
Ditambah kondisi pandemi covid-19 yang terjadi membuat kita harus lebih peduli dengan kebersihan tangan. Dalam hal ini hand sanitizer menjadi solusi sebagai pembersih tangan yang efektif karena bersifat instan dan praktis. Namun pada awal gempuran pandemi hand sanitizer seakan bertransformasi menjadi benda yang langkah.
Secara definisi, hand sanitizer merupakan gel yang mempunyai kemampuan sebagai antibakteri untuk menghambat pertumbuhan maupun membunuh bakteri. Bahan utama dalam pembuatan hand sanitizer adalah alkohol atau etanol serta ditambahkan dengan bahan pengental. Kandungan alkohol di dalam sebuah hand sanitizer mencapai 60 hingga 95%.
Kandungan alkohol yang besar ini ternyata menyimpan dampak negatif pada manusia. Alkohol merupakan pelarut organik yang dapat melarutkan lapisan lemak dan sebum pada kulit yang berfungsi sebagai pelindung terhadap infeksi mikroorganisme. Selain itu, alkohol mudah terbakar dan dapat menyebabkan kekeringan bahkan iritasi pada kulit apabila dipakai berulang kali.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi hal ini, kita bisa melakukan inovasi dalam pembuatan hand sanitizer. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan limbah organik sebagai bahan utama. Limbah kulit nanas dan kulit jeruk merupakan 2 di antara limbah organik yang dapat diandalkan dalam hal ini.
Melihat buah nanas sebagai salah satu komoditas buah unggulan di Indonesia. Bahkan berdasarkan Angka Tetap (ATAP) tahun 2014 produksi nanas mencapai 1,84 juta ton. Untuk wilayah Asia Tenggara sendiri, Indonesia termasuk penghasil nanas terbesar ketiga setelah Filipina dan Thailand. Namun kulit nanas yang merupakan hasil sisa produksi dari buah nanas yang dibuang begitu saja.
Sama halnya dengan nanas, jeruk juga merupakan komoditas buah unggulan di Indonesia dengan produksi sebesar 1,79 juta ton pada tahun 2014. Begitu pula nasib dari kulit jeruk yang hanya menjadi limbah dan dibuang begitu saja. Padahal keduanya memiliki kandungan yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan hand sanitizer.
ADVERTISEMENT
Banyak penelitian membuktikan bahwa keduanya memiliki kandungan antibakteri yang baik. Ekstrak kulit nanas dan kulit jeruk dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini karena keduanya mengandung senyawa flavonoid. Kandungan ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri bahkan membunuhnya.
Pada tahun 2017, penelitian yang dilakukan Temmy, Azis dan Fadlin menunjukkan bahwa perpaduan antara ekstrak kulit nanas dan kulit jeruk dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Pada pengujian tersebut, sample diujikan kepada bakteri Salmonella Thypi. Hasilnya, percobaan tersebut berhasil. Zona hambat dari bakteri mencapai 10,6 mm.
Inovasi ini kemudian mendapat penghargaan sebagai juara 3 Lomba Karya Tulis Ilmiah Biology Show In 2017. Penelitian ini barulah sebatas awal. Tentu masih banyak hal yang dapat dikembangkan lagi kedepannya. Untuk itu, kita sebagai anak muda, masih sangat bisa untuk melakukan studi lanjutan. Memberikan kontribusi terbaik kita untuk Indonesia. Maju terus ilmu pengetahuan Indonesia.
ADVERTISEMENT