Konten dari Pengguna

Melihat Konsumsi Listrik Indonesia di Mata Dunia

Azis Saputra
Renewable Energy Engineer
18 Oktober 2022 15:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Azis Saputra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Jaringan Listrik (Sumber: Pexels.com/UjjwalKishore
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Jaringan Listrik (Sumber: Pexels.com/UjjwalKishore
ADVERTISEMENT
Konsumsi listrik suatu negara adalah salah satu parameter yang dapat kita gunakan dalam menilai pertumbuhan ekonomi. Semakin bertumbuhnya ekonomi suatu negara, maka konsumsi listriknya akan meningkat pula.
ADVERTISEMENT
Kondisi pandemi yang baru terjadi telah membuat laju ekonomi mengalami perlambatan. Hasilnya listrik Indonesia surplus. Pembangkit-pembangkit listrik yang sudah ada tidak sejalan dengan konsumsi yang memadai.
Jika kita lihat laporan capaian kinerja KESDM (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral) 2021, maka kita dapat menemukan data konsumsi listrik per kapita. Sekilas tidak ada yang aneh, namun jika kita cermati lagi, maka kita akan menemukan hal yang menarik dari data tersebut.
Namun sebelum itu mari lihat data kapasitas terpasang pembangkit listrik yang ada di Indonesia. Total ada 74 GW (Gigawatt) kapasitas pembangkit listrik terpasang pada tahun 2021. Angka tersebut terdiri dari semua bauran energi yang ada. Pertanyaannya apakah angka tersebut besar?
Jika melihat posisi Indonesia sebagai negara dengan populasi penduduk terbesar keempat di dunia, itu bukanlah hal yang buruk. Berdasarkan energi listrik yang diproduksi dan dikonsumsi secara global, Indonesia berada di peringkat 12. Sementara Cina, Amerika, dan India berturut-turut berada di posisi 1, 2, dan 3, berbanding lurus dengan jumlah populasi penduduk mereka.
ADVERTISEMENT
Lalu kita bergeser ke data konsumsi listrik per kapita. Artinya adalah konsumsi listrik per orang dalam satu tahun. Bagaimana posisi Indonesia di peringkat dunia dalam hal ini?
Peringkat Indonesia masih sangatlah rendah. Secara global, data 2021 menunjukkan Indonesia masih berada di posisi 140. Sementara Amerika berada di peringkat 10 dan diikuti oleh Cina yang berada di peringkat 47. Sedangkan negara dengan konsumsi listrik per kapita terbesar adalah Islandia.
Poin menariknya adalah pada tahun 2021 konsumsi listrik per kapita Indonesia sebesar 1.123 kWh. Jika kita bagi dengan 365 hari (jumlah hari dalam satu tahun), maka hasilnya adalah 3,07 kWh. Selanjutnya jika hasil ini kita bagi dengan 24 jam, maka hasilnya adalah 0,128 kW atau 128 Watt.
ADVERTISEMENT
Inilah konsumsi listrik satu orang Indonesia. Jika kita ambil contoh sebuah alat elektronik, televisi dengan daya 128 Watt, berarti 1 warga Indonesia hanya memiliki satu televisi yang digunakan selama 24 jam dalam satu tahun penuh.
Analogi sederhana yang menggambarkan perekonomian rata-rata orang Indonesia saat ini, termasuk sektor industri. Karena sejatinya angka konsumsi listrik tersebut adalah data keseluruhan, baik rumah tangga, maupun industri. Bisa dibayangkan jika data tersebut didominasi oleh sektor industri. Berarti 1 warga Indonesia bisa mengkonsumsi daya lebih rendah lagi, di bawah 128 Watt.
Jika kita bandingkan dengan Cina misalkan yang memiliki konsumsi listrik per kapita 5,985 kWh. Artinya 1 warga Cina menghabiskan daya 683 Watt atau setara dengan memiliki 5 televisi 128 Watt yang sama dengan orang Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sisi baiknya adalah Indonesia masih mengungguli negara ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) lainnya. Namun tentu kita mengharapkan bahwa Indonesia mampu menjadi lebih baik lagi. Menanggapi hal ini, pemerintah mengusulkan program penggunaan kendara listrik dan kompor listrik yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan konsumsi listrik per kapita.
Dengan program-program tersebut, tentunya konsumsi listrik per kapita akan meningkat. Pada akhirnya perekonomian nasional akan makin bertumbuh. Hal ini akan sejalan dengan meningkatnya taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat Indonesia, termasuk kita semua.