Konten dari Pengguna

Apakah Anak-Anak Tunawisma Berkehidupan Lebih Layak Dari Orang Tua Mereka?

Azizah Nurazizah
Mahasiswa Semester 5 Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
16 Desember 2024 15:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Azizah Nurazizah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pasar Tohaga Parung Bogor Foto: Azizah Nurazizah
zoom-in-whitePerbesar
Pasar Tohaga Parung Bogor Foto: Azizah Nurazizah
ADVERTISEMENT
Anak-anak Tunawisma masih ada dalam lingkaran kemiskinan. Fenomena dari anak-anak tunawisma ini menjadi faktor ketidak pastian yang mereka alami seperti halnya ekonomi, sosial, dan keluarga. Studi kasus yang digunakan, yaitu pasar tohaga parung bogor yang dimana para tunawisma ini sudah cukup lama bermukim dipasar.
ADVERTISEMENT
Secara umum kehidupan anak-anak tunawisma masih belum bisa dikatakan hidup lebih layak dari orang tua mereka. Anak-anak tunawisma merasakan hinaan maupun cacian, bahkan diskriminasi yang membuat garis pembatas antara mereka dengan masyarakat. Kondisi ini bertambah buruk dengan adanya kekerasan fisik, eksploitasi, kekurangan gizi, kekurangan akses pendidikan, dan akses kesehatan. Dalam hal ini, bisa mempengaruhi perkembangan fisik dan mental mereka.
Mereka tidak bisa merasakan bermain selayaknya anak-anak pada umumnya. Karena mereka dari sejak kecil dengan kisaran umur anak-anak Sd hingga remaja, sudah membantu orang tuanya mencari nafkah. Pekerjaan yang dilakukan anak-anak tunawisma diantaranya memulung botol-botol, mengamen di jalanan, menjual kantung plastik, bahkan ada yang meminta-minta.
Studi kasus dari Pasar tohoga parung bogor, sebagai salah satu tempat tunawisma bermukim dan juga berkumpulnya para pedagang kaki lima. Kurangnya uang yang didapat, membuat mereka meminta kepada anak-anaknya untuk membantu mencari nafkah. Dengan itu, anak-anak tunawisma secara tidak langsung ditekankan untuk mandiri. Mereka tidur ditempat yang tidak nyaman dengan fasilitas yang tidak memadai. Oleh karena itu, kondisi ini menujukan rentannya berbagai bahaya, fisik, emosional yang bisa berdampak dalam jangka panjang bagi mereka.
ADVERTISEMENT
Namun hal ini, ada juga beberapa dinamika yang bisa menjadi pengecualian yang dimana anak-anak tunawisma bisa memiliki kesempatan untuk belajar mandiri seperti memperoleh keterampilan. Dalam hal ini, bisa membantu mereka bertahan hidup lebih baik dari orang tua mereka dalam jangka pendek. Akan tetapi, potensi ini sangat terbatas dengan tergantungnya pada akses pendidikan, dukungan sosial, dan intervensi dari lembaga-lembaga seperti dinas sosial maupun lembaga sosial dari swasta.
Meskipun ada beberapa anak yang mungkin menunjukkan ketahanan yang luar biasa atau keterampilan tertentu. Kehidupan anak-aank tunawisma tetap jauh dari layak dibandingkan dengan orang tua mereka yang lebih tua, lebih berpengalaman, dan memiliki sedikit lebih banyak kesempatan untuk mencari nafkah. Oleh karena it, perlu adanya intervensi yang lebih kuat, seperti pendidikan, dukungan psikolososial, dan penyediaan fasilitas yang lebih layak untuk anak-anak tunawisma agar mereka dapat memilki kehidupan lebih layak dan menghindari lingkaran kemiskinan yang terus menerus atau sedang berlangsung.
ADVERTISEMENT
Pentingnya peran pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat luas untuk memberikan perhatian maupun bantuan kepada anak-anak tunawisma dipasar tohaga maupun ditempat-tempat lainnya. Dengan ini, mereka bisa memiliki peluang yang lebih baik untuk masa depan layak. Bantuan dan perhatian ini membuat anak-anak tunawisma merasakan adanya kepedulian anatar sesama manusia.