Konten dari Pengguna

Di Balik Euforia Semu: Pengaruh Narkoba pada Kesehatan Mental

Azizah Nurhaliza
Mahasiswa Kesejahteraan Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah jakarta
12 November 2024 18:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Azizah Nurhaliza tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi narkoba merusak mental health. Sumber: www.pixabay.com/mental health
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi narkoba merusak mental health. Sumber: www.pixabay.com/mental health
ADVERTISEMENT
Penggunaan narkoba seringkali dipandang sebagai cara cepat untuk menemukan kebahagiaan atau melepaskan diri dari tekanan hidup. Seperti yang dipaparkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Pasal 1 Ayat 1. Pasal ini mendefinisikan narkotika sebagai "zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, yang dapat menimbulkan efek merugikan bagi kesehatan dan memiliki potensi menyebabkan ketergantungan."Zat-zat tersebut mampu menimbulkan perasaan euforia singkat sehingga membuat penggunanya merasa tidak ada yang salah. Namun, di balik euforia palsu tersebut, narkoba mempunyai dampak yang serius dan bertahan lama terhadap kesehatan mental penggunanya. Penyalahgunaan narkoba tidak hanya merusak kesehatan fisik, namun juga dapat menyebabkan gangguan psikologis dan mengganggu kualitas hidup jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Remaja merupakan kelompok yang rentan terhadap penyalahgunaan narkoba. Selama periode pencarian identitas ini, rasa ingin tahu dan tekanan sosial dapat mendorong mereka untuk mencoba narkoba. Meski mereka tahu risikonya, euforia narkoba sering kali menutupi dampak yang lebih berbahaya. Bagi remaja yang otak dan emosinya masih berkembang, dampak kesehatan mentalnya bisa sangat parah.
Dampak narkoba terhadap kesehatan mental bervariasi, mulai dari depresi, skizofrenia, hingga gangguan bipolar. Depresi, misalnya, kerap dialami pengguna narkoba yang kehilangan kemampuan merasa puas tanpa zat tersebut. Rasa putus asa, rendah diri, bahkan kecenderungan untuk bunuh diri menjadi efek samping yang umum terjadi. Sementara itu, penyalahgunaan ganja dapat memicu halusinasi, delusi, dan gejala-gejala psikotik yang mengarah pada skizofrenia. Gejala gangguan bipolar juga bisa muncul sebagai perubahan drastis antara mania dan depresi akibat ketidakseimbangan neurotransmitter yang disebabkan oleh narkoba.
ADVERTISEMENT
Upaya preventif untuk melindungi generasi muda dari bahaya narkoba memerlukan pendekatan yang mendidik dan mendukung. Pendidikan tentang bahaya narkoba perlu dilakukan tidak hanya melalui sosialisasi formal namun juga menggunakan metode yang sesuai dengan generasi muda. Metode interaktif, seperti diskusi kelompok, kegiatan berbasis proyek, atau simulasi efek narkoba, dapat membantu mereka memahami bahaya narkoba dari sudut pandang yang lebih pribadi. Dukungan dari keluarga, guru dan masyarakat juga sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang sehat bagi perkembangan psikologis remaja.
Penyalahgunaan narkoba memberikan kebahagiaan semu yang pada akhirnya hanya merusak kesehatan mental penggunanya. Memahami bahaya ini dan mencegah penggunaannya melalui edukasi yang tepat akan sangat membantu mencegah generasi muda dari dampak buruk narkoba.
ADVERTISEMENT