Instagram sebagai Wadah Penyebaran Karya Sastra

Azizah Suryani
Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Penulis di Rumah Ryani
Konten dari Pengguna
13 November 2021 19:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Azizah Suryani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar ini diedit menggunakan aplikasi Canva
zoom-in-whitePerbesar
Gambar ini diedit menggunakan aplikasi Canva
ADVERTISEMENT
Perkembangan zaman kini semakin pesat dan membawa kemajuan pada teknologi di seluruh dunia terutama di Indonesia. Melalui perkembangan zaman kini, membawa pengaruh terhadap penyebaran karya sastra yang kini tidak lagi dalam bentuk lembaran surat non digital. Penulis mengupas tuntas tulisan sastra ini untuk memberitahukan kepada pembaca bagaimana penyebaran karya sastra dapat dicetak melalui media digital dengan munculnya sastra siber dan yang lebih kita kenal yakni media sosial baik Twitter, WhatsApp bahkan Instagram.
ADVERTISEMENT
Media sosial sendiri merupakan salah satu media virtual atau media yang diciptakan dalam jaringan (online) yang berguna untuk bertemu dengan seseorang atau menyampaikan dan memberikan hingga menciptakan suatu informasi yang tidak dibatasi oleh apapun. Kegunaan dari media sosial kini mendapatkan peran penting baik dalam keilmuan maupun hal lainnya. Media sosial pun juga memiliki peran positif dan negatif yang mestinya dapat kita pahami dan mengambil nilai-nilai positifnya saja dari salah satu media sosial yang sering digunakan oleh masyarakat dunia terutama Indonesia yakni, instagram.
Instagram merupakan media sosial yang diciptakan sebagai aplikasi atau elemen untuk mengimplementasikan suatu program yang dilengkapi berbagai fitur dengan membagikan fitur-fitur tersebut baik gambar, video, filter digital, reels, tagar, kalimat maupun highlight, dan lain-lain pada akun pribadi untuk diperlihatkan kepada khalayak umum melalui adanya layanan jejaring sosial. Kini sudah banyak sekali penulis atau pun sastrawan hingga masyarakat umum yang terjun langsung menggunakan instagram ini, untuk membagikan misalnya seperti puisi, kalimat sajak, dan lain-lainnya.
ADVERTISEMENT
Menurut pandangan penulis, instagram sendiri juga merupakan salah satu media sosial yang diminati oleh generasi bangsa atau anak muda kini. Karena selain dengan adanya bermacam-macam fitur lain, fitur followers atau yang lebih kita kenal adalah fitur pengikut, kemudian fitur like, comment, dan fitur share, ini melahirkan referensi baru dalam penyebaran karya sastra baik itu cerpen, novel, puisi ataupun kalimat sajak.
Banyak akun yang dijadikan sebagai penyebaran karya sastra yang berisi entah itu berupa kalimat sajak, promosi novel, dan lain-lain seperti yang ada pada akun @rintiksedu, @helobagas, @heyfajar, @fiersabesari, @maharapall, @kata.puan, dan lain-lain. Bahkan penulis sendiri pun juga memiliki akun aktif untuk menyebarluaskan sajak-sajak pada akunnya yaitu @rumahryani. Dengan kepopuleran Instagram ini menunjukkan bahwa Instagram sangat membawa pengaruh pada transmisi karya sastra di era modern ini. Karena banyak anak muda sekarang menyebarkan karya-karyanya yang berkaitan dengan sastra melalui Instagram.
ADVERTISEMENT
Seperti halnya pada akun @rintiksedu yang selalu update mengenai bermacam-macam kalimat sajaknya. Kemudian banyak yang mengapresiasi karya akun tersebut dengan memberikan komentar positif dan juga fitur like dan mungkin ada beberapa ada anak muda yang mengekspresikan karya rintik sedu tersebut menjadi siniar atau podcast, bahkan dijadikan ke dalam bentuk puisi, hingga hal lainnya.
Gambar ini diedit menggunakan aplikasi Canva
Menciptakan karya sastra seperti puisi dianggap sebagai peristiwa sastra, seperti yang diutarakan oleh Sumardjo (1997: 10) bahwa peristiwa sastra adalah peristiwa yang terdiri dari kegiatan mendengar atau membaca karya-karya sastra, menciptakan karya-karya sastra, dan memberikan kritik terhadap karya-karya sastra. Dalam semua peristiwa itu, bahasa merupakan suatu unsur yang tidak dapat disampingkan. Tanpa ada bahasa tidaklah ada yang disebut peristiwa sastra sebabnya ialah karena pengalaman itu timbul dan diungkapkan di dalam bentuk bahasa. Artinya pikiran, perasaan, dan pengkhayalan yang pernah terjadi didalam kesadaran sastrawan ditangkap baik dalam kata-kata, irama, lagu, maupun bunyi bahasa.
ADVERTISEMENT
Dengan penjelasan di atas dapat diartikan bahwa ketika menulis dan membaca suatu karya sastra entah berupa puisi, sajak, atau apapun yang ditemui dalam instagram merupakan salah satu bagian dari peristiwa sastra. Kemudian para penulis yang berada dalam instagram itu merupakan penulis yang kekinian karena mampu mengikuti perkembangan zaman dan trend yang mana sekarang instagram merupakan aplikasi yang dipakai oleh masyarakat seluruh dunia. Dengan penulis menggunakan fitur tagar misalnya #rintiksedu, #kalimat sajak, #quotes, supaya tulisan tersebut dapat dikenal dikalangan penjuru dunia.
Tetapi kembali lagi kepada bagaimana penulis dapat mengembangkan karya-karyanya, bagaimana penulis mengembangkan kalimat-kalimatnya yang diciptakan dan digunakan bukan untuk menyindir bahkan menyinggung pihak tertentu, namun bisa digunakan untuk disebarluaskan untuk mendapat apresiasi karyanya dari pembacanya. Tentu tidak semua orang dipaksa untuk menyukai karya siapapun, adapun dalam instagram tidak hanya berisi sisi positifnya saja, pasti terdapat sisi negatifnya juga yakni berupa komentar negatif yang terdapat pada setiap akun, entah komentar itu berupa menjatuhkan karya seseorang atau memang bersifat tidak mendukung dan menyukai karya sastra seseorang.
ADVERTISEMENT
Referensi :
Sumardjo, Jakob dan Saini K.M. 1997. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.