Kuliah di Luar Negeri: Mencoba untuk Menjadi Minoritas di Negara Lain

Azizah Suryani
Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Penulis di Rumah Ryani
Konten dari Pengguna
6 Juli 2021 14:24 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Azizah Suryani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumentasi by manasmanohar, Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi by manasmanohar, Pixabay
ADVERTISEMENT
Ciputat - Pada Minggu (4/7), Azizah Suryani merupakan salah satu mahasiswi program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengadakan diskusi santai untuk membahas persoalan kuliah di luar negeri bersama Daviano Almeyda yang merupakan salah satu seorang mahasiswa program studi ICT Fontys University of Applied Sciences Eindhoven, Belanda.
ADVERTISEMENT
Diksusi santai yang dilakukan oleh dua orang mahasiswa itu bertujuan untuk memberikan berbagai informasi terkait kuliah di luar negeri yang dilihat dari segi pengalaman, segi kehidupan, segi perkuliahan, dan segi motivasi. Guna untuk, memotivasi banyak anak bangsa Indonesia yang ingin melakukan studi lanjut ke negeri lain.
Pendidikan merupakan pembelajaran pengetahuan dan keterampilan dengan melalui proses pelatihan dan pengajaran yang diturunkan dari generasi satu ke generasi lain. Pendidikan juga terdiri dari formal dan non formal. Untuk melanjutkan pada tahap akhir opsional itu lebih dikenal dengan perguruan tinggi (PT), yang mana PT ini menjadi tahap bagi seorang untuk melanjutkan studinya dari jenjang pendidikan menengah di jalur pendidikan formal ke tahap jenjang akhir. PT terdiri dari 2 bagian yaitu Perguruan Tinggi Dalam Negeri (PTDN) yang terdiri Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Kemudian Perguruan Tinggi Luar Negeri (PTLN).
ADVERTISEMENT
Persoalan kuliah di luar negeri, termasuk di negara Belanda, kerap kali terdengar tak asing oleh calon-calon mahasiswa di Indonesia. Kini, banyak sekali calon-calon mahasiswa memilih langkahnya dengan mengubah perspektifnya untuk kuliah di luar negeri, karena memiliki berbagai inspirasi atau hal lainnya, termasuk salah satunya yaitu Daviano Almeyda, seorang mahasiswa berkewanegaraan Indonesia yang memilih Belanda sebagai tempat menempuh ilmu dan pengalaman barunya.
“Memilih perjalanan awal kuliah, saya dianjurkan orang tua saya untuk mendapatkan perspek baru, di mana pada saat itu saya hanya coba-coba. Tetapi sembari berjalan waktu, saya jadi suka sendiri. Untuk jurusan itu, saya sempat mengikuti Education Fair di Kuningan, dan kemudian saya mendapatkan informasi bahwa Belanda pada saat itu untuk permasalahan kuliah lebih murah dibandingkan dengan negara lain, selain itu mayoritas orang Belanda banyak yang menggunakan bahasa Inggris dan kebetulan saja ada jurusan yang saya inginkan. Maka dari itu, saya memutuskan untuk kuliah di luar negeri” ujar Daviano Almeyda pada Minggu (4/7) saat diskusi menggunakan zoom.
ADVERTISEMENT
Memilih kuliah di luar negeri untuk mewujudkan mimpi itu juga diperlukan untuk mempersiapkan berbagai hal termasuk memilih negara mana yang akan dituju, universitas dan jurusan apa yang diinginkan, mempersiapkan nilai-nilai yang dibutuhkan universitas sebagai syarat dan ketentuannya, menghitung biaya kehidupan, biaya visa, biaya kuliah, bahkan dituntut untuk hidup mandiri. Mahasiswa dengan jurusan ICT itu pun menjelaskan bahwa perkiraan kehidupan di Belanda itu mengeluarkan sekitar €700.00 - €900.00 hampir setera dengan Rp.12.000.0000 – 14.000.000 juta rupiah.
“Sejak usia dini itu, saya telah dididik untuk hidup mandiri, jadi hal ini bukan menjadi masalah besar untuk saya. Untuk biaya kehidupan di sini, untuk biaya jajan, biaya rumah, biaya jalan-jalan dan lain-lain itu bisa sekitar €700.00 - €900.00 hampir setara dengan Rp.12.000.0000 – 14.000.000 juta rupiah. Tetapi itu belum dengan uang kuliah. Uang awal kuliah itu biasanya setiap setahun bayarnya hanya di awal saja” ujar pria kelahiran Jakarta itu.
ADVERTISEMENT
Permasalahan biaya terkadang sering kali mematahkan semangat putra putri bangsa untuk mengejar mimpi mereka. Tenang saja, seperti pepatah mengatakan “Banyak jalan menuju Roma”. Pepatah ini bisa diartikan bahwa kini, banyak jalan untuk generasi bangsa jika menginginkan untuk melanjutkan studi ke luar negeri termasuk negara Belanda.
Nah, untuk lembaga beasiswa ini, dinamakan Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). LPDP ini merupakan salah satu lembaga beasiswa tanpa batasan yang mendukung generasi bangsa yang ingin melanjutkan studi baik di dalam negeri maupun ke luar negeri dan diperuntukkan dari jenjang Strata satu (S1) sampai jenjang doktoral (S3) dengan syarat-syarat tertentu. Ada pula mungkin kampus-kampus yang membuka jalur beasiswa tersendirinya dengan syarat dan ketentuan tersendiri.
ADVERTISEMENT
“Setahu saya, pemerintah Belanda itu tidak memberikan beasiswa, biasanya yang memberikan dan mengeluarkan kebijakan beasiswa itu universitas tersendiri dengan syarat dan ketentuan tersendiri. Jika menginginkan beasiswa mungkin bisa dengan LPDP yang berasal dari pemerintah Indonesia” singkat mahasiswa program studi ICT itu.
Kuliah di luar negeri bahkan salah satunya di negara Belanda rasanya, seperti ibarat “Kesempatan tidak datang untuk kedua kalinya”. Begitulah rasanya ketika kuliah di luar negeri, akan muncul rasa kebanggaan tersendiri. Kuliah di Belanda pun tidak bisa main-main dalam menempuh pendidikan sesuai dengan minat di salah satu universitas terkemuka.
Membicarakan kuliah di luar negeri pun tidak lepas dari istilahnya pergaulan. Tenang saja, di sana terdapat perkumpulan mahasiswa Indonesia yang biasanya disebut Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Belanda. Sebagai pendatang baru dan minoritas, jika ingin bergabung untuk mengisi kekosongan pun, kita bisa mengikuti PPI Belanda yang ada di kota yang kita tempati misalnya seperti PPI Den Haag, PPI Arnhem, PPI Utrecht, dan lain sebagian.
ADVERTISEMENT
“Di sini terdapat himpunan mahasiswa seperti Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Belanda yang menaungi kota-kota. Jika memiliki kemauan dan kesempatan untuk kuliah diluar negeri, ambil tindakan, jangan berpikir untuk kedua kali, karena itu sangat bagus untuk kalian mendapat perspektif baru di negara lain, dan mencoba untuk sekali-sekali menjadi minoritas di negara orang lain”.
Nah, jangan takut menghadapi mimpi, jika kamu memang benar-benar serius, belajarlah dari sekarang, supaya bisa mencapai mimpi-mimpimu. Karena, ada banyak universitas di luar negeri yang masuk ke dalam jajaran peringkat tertinggi sebagai universitas terbaik di dunia, termasuk di negara Belanda, yang mana beberapa perguruan tinggi juga menawarkan keunggulan di bidang keilmuan khusus. Karena setiap kotanya, mempunyai spesialis masing-masing. Semangat Pejuang PT Luar Negeri!
ADVERTISEMENT