Konten dari Pengguna

Organisasi dan Akademik, Harus Setara atau Tidak?

Azizah Suryani
Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Penulis di Rumah Ryani
9 Maret 2021 7:35 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Azizah Suryani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumentasi oleh Jesyischa Devista
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi oleh Jesyischa Devista
ADVERTISEMENT
Manusia dilahirkan untuk menjadi seorang makhluk sosial. Manusia pun suatu saat pasti dianjurkan dan ditakdirkan untuk memilih dalam suatu tujuan hidup, masa depan, kemampuan dirinya. Apa yang harus kamu lakukan ketika kamu ditakdirkan akan menjadi seorang mahasiswa, yang mana status kamu sudah menjadi mahasiswa bukan lagi seorang siswa. Kemudian, ada satu masa di mana kamu merasakan bimbang dan harus memilih, antara organisasi atau akademik bahkan ingin memilih keduanya, atau istilahnya menjadi mahasiswa kupu-kupu atau kura-kura. Hey! tenang saja, kamu tidak perlu bimbang dalam memilih, yang perlu kamu lakukan adalah mengetahui sebuah hal yang terdapat di dalam dirimu, serta mengerti apa itu organisasi dan akademik. Setelah itu, kamu taklukkan dirimu dan kuatkan hatimu, supaya bisa mendapatkan pilihan terbaikmu.
ADVERTISEMENT
Apa Perbedaan Akademik atau Akademisi?
Mengenal akademisi sama dengan mengenal akademik, hanya keduanya memiliki pengertian yang berbeda. Menjadi akademisi merupakan bagian dari akademik. Akademik, memiliki hubungan atau terkaitnya dengan bidang pendidikan.
Menurut Julian Chandra (Jurnal TISI, 2, Februari 2010: 4) menyebutkan bahwa pengertian akademik adalah keadaan orang-orang bisa menyampaikan dan menerima gagasan, pemikiran, ilmu pengetahuan, dan sekaligus dapat mengujinya secara jujur, terbuka, dan leluasa.
Akademisi bagi saya, jika dikaitkan dengan pendapat Julian Chandra yaitu, sebuah kemampuan seorang di mana ia mendalami bidang yang tertuju atau ilmu pengetahuan saja dengan melahirkan sebuah prestasi terbaik. Artinya ketika kita memiliki sebuah kemampuan hanya memperdalam ilmu pengetahuan. Kita juga harus membuktikan bahwa pengetahuan yang kita miliki tersebut bisa melahirkan sebuah prestasi di bidangnya masing-masing, dengan cara mengikuti uji coba. Dengan lahirnya prestasi, itu merupakan hasil yang dinamakan bakat dan pengalaman.
ADVERTISEMENT
Apa Perbedaan Organisasi dan Organisatoris?
Dalam buku Machmoed Effendhie (2019: 1.1) dijelaskan bahwa secara konseptual terdapat dua pengertian yang berbeda untuk istilah organisasi (organization) sebagai kata benda, yakni wadah sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama dan pengorganisasian (organizing) sebagai kata kerja, yakni suatu proses dan serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sistematis sebagai bagian dari upaya membangun dan mengembangkan organisasi atau sebagai salah satu fondasi manajemen.
Organisasi adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang berada di dalam satu wadah yang sama dan memiliki satu tujuan. Tujuan dalam organisasi tersebut dapat dicapai ketika di dalam wadah tersebut terdapat kerja sama yang erat, di mana diharapkan dari kerja sama tersebut melahirkan kesolidaritasan dan kekompakan untuk bergerak bersama-sama. Selain itu, di dalam organisasi juga ada yang namanya sistem rapat. Suasana dalam rapat itulah, mengajarkan bahwa kita sebagai seorang pemimpin atau menjadi seorang pengurus harus menciptakan suasana yang kondusif serta menghargai pendapat orang lain.
ADVERTISEMENT
Dalam berorganisasi, ada istilahnya organisatoris. Artinya seorang dapat dikatakan organisatoris, karena memiliki kemampuan dan keaktifan dalam suatu wadah atau sebuah perkumpulan serta dapat memiliki tanggung jawab untuk mampu mengurus dan membesarkan suatu organisasi tersebut, itulah yang disebut dengan organisatoris. Seorang yang memilih menjadi aktivis atau organisatoris akan mendapatkan beberapa pengalaman dan sebuah ilmu yang bermanfaat yang jarang ditemukan di lingkungan sekitar apalagi di bangku sekolah. Organisasi sekolah dengan organisasi kemahasiswaan sangatlah berbeda, karena selain suasana, ilmu dan lingkungannya pun juga berbeda.
Ilustrasi mahasiswa. Foto: shutterstock
Memanejemen Waktu Untuk Menjadi Mahasiswa yang Organisatoris dan Akademis
Ketika makhluk hidup dituntut untuk memilih, di sini akan tumbuh perasaan bimbang. Perasaan itu hadir ketika makhluk hidup itu dihadapkan dengan pilihan tersulit menurut dirinya. Bicara makhluk hidup, sama dengan bicara porsi diri. Makhluk hidup, di mana mereka sudah memilik porsinya masing-masing dan tidak dapat dipaksakan atau memaksa. Porsi kemampuan, porsi pengetahuan, porsi pengingatan, semua ada tahap dan batasannya.
ADVERTISEMENT
Menjadi seorang organisatoris, mengenal sebuah organisasi. Menjadi seorang akademis pun mengenal sebuah ilmu pengetahuan. Bahkan ketika menjadi keduanya antara organisatoris dan akademis berarti kita dituntut untuk belajar memanajemen waktu. Istilah memanajemen waktu, ada waktu di mana kita harus meluangkan untuk belajar, ada waktu di mana kita harus berorganisasi. Lalu semua itu, akan bergantung kepada waktu dan bagaimana caranya seseorang memiliki timeline terbaik dan schedule yang baik dan sebagiannya dalam akademik dan organisasi. Organisasi adalah hanya sebuah perantara untuk mendapatkan wawasan yang luas, relasi dan pengalaman. Sedangkan Akademik adalah sebuah prioritas utama seorang di mana ia telah menduduki bangku perguruan tinggi. Menjadi seorang pemimpin atau pengurus adalah bonus dari kegiatan dan usahanya tersendiri.
ADVERTISEMENT
Ketika seorang telah memasuki fase, di mana ia mengenal lingkungan kampus, di mana ada dua pilihan antara menjadi seorang organisatoris atau akademis bahkan memilih untuk menjadi keduanya. Di situlah pemikiran mereka akan terbuka lebar. Di mana lagi sudah tidak memikirkan pertemanan, permainan dan perkuliahan saja, tetapi dituntut menjadi seorang yang berpikir kritis, inovatif, dan kreatif.
Mengenai sebuah pilihan, kembali pada hati dan ketekatan masing-masing, kembali kepada diri sendiri. Ketika mempertimbangkan bagaimana menghilangkan rasanya keraguan ini menyebar hampir dalam diri setiap orang. Maka, belajarlah dalam mengambil sebuah keputusan, belajarlah untuk menjadi pribadi yang tegas. Yang ada di kelas belum tentu mempelajari sebuah organisasi, tetapi dengan memasuki organisasi, anda dapat mempelajari suatu hal yang belum anda ketahui di kelas, menambah relasi dan wawasan juga bagian dari sebuah organisasi dan bisa melahirkan sebuah prestasi untuk diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Qoutes
Sumber Referensi
Effendhie, Machmoed. 2019. Organisasi Tata Laksana dan Lembaga
Kearsipan. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka
Chandra W, Julian. 2010. Sistem Informasi Akademik di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 20 Bandung. Jurnal Teknik
Informatika dan Sistem Informasi. Vol.1. No.2. Bandung:
ADVERTISEMENT
Universitas Komputer Indonesia