Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten dari Pengguna
Tiga Pilar Filsafat Ilmu: Menelusuri Dasar Ilmu Pengetahuan
22 April 2025 16:36 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari AZIZUL GHOFUR tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh: Drs. Muzairi, MA,
Azizul Ghofur_244110402348

Jakarta – Buku Filsafat Ilmu karya Drs. Muzairi, MA, mengupas secara kritis fondasi dasar ilmu pengetahuan melalui tiga aspek utama: ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Diterbitkan pada 2020, buku ini hadir sebagai panduan konseptual bagi mahasiswa, peneliti, dan akademisi yang ingin memahami ilmu pengetahuan secara lebih mendalam dan filosofis.
ADVERTISEMENT
Ontologi: Apa yang Sebenarnya Ada?
Dalam bab ontologi, Muzairi menjelaskan bahwa setiap ilmu memiliki objek kajian yang harus didefinisikan secara jelas. Pertanyaan mendasar seperti “Apa yang ada?” atau “Apa yang menjadi realitas?” menjadi titik tolak penting. Menurutnya, pemahaman ontologis memungkinkan ilmu membedakan antara fakta, asumsi, dan mitos yang sering bercampur dalam proses pencarian kebenaran.
Epistemologi: Dari Mana Pengetahuan Berasal?
Masuk ke epistemologi, Muzairi menyajikan peta pemikiran klasik hingga modern terkait teori pengetahuan. Ia mengurai pendekatan rasionalisme yang menekankan akal, empirisme yang berpijak pada pengalaman inderawi, hingga konstruktivisme yang melihat pengetahuan sebagai hasil konstruksi sosial. Tak hanya itu, ia juga menekankan pentingnya metode ilmiah dalam menilai keabsahan suatu pengetahuan.
Aksiologi: Untuk Apa Ilmu Diciptakan?
ADVERTISEMENT
Tidak berhenti pada “apa” dan “bagaimana”, Muzairi mengajak pembaca merenungi pertanyaan “untuk apa ilmu digunakan?” Di sinilah aksiologi berperan. Ilmu, menurutnya, tidak pernah benar-benar netral. Nilai-nilai sosial, budaya, dan moral ikut membentuk arah dan tujuan dari sebuah proses keilmuan. Dengan demikian, tanggung jawab etik menjadi bagian penting dari kerja ilmiah.
Ilmu Bukan Sekadar Fakta
Buku ini menyampaikan pesan tegas: ilmu pengetahuan bukan sekadar akumulasi data dan fakta, tetapi hasil dari proses panjang yang melibatkan pertanyaan filosofis dan refleksi nilai. Ontologi, epistemologi, dan aksiologi bukan hanya teori, tetapi lensa untuk memahami realitas, menimbang kebenaran, dan mempertanggungjawabkan ilmu secara sosial.
Relevansi di Tengah Era Disrupsi
Dalam era digital dan disrupsi informasi, buku ini terasa relevan. Ketika fakta dan hoaks saling bertabrakan di ruang publik, pemahaman filosofis terhadap ilmu menjadi senjata intelektual yang penting. Muzairi menutup pemaparannya dengan ajakan untuk tidak hanya menguasai ilmu, tetapi juga memahami makna dan konsekuensinya.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan:
Dengan gaya bahasa yang lugas namun reflektif, buku ini bukan hanya memberi teori, tetapi juga menggugah kesadaran pembaca akan tanggung jawab ilmiah dalam masyarakat. Bagi siapa pun yang ingin memperdalam pemahaman tentang ilmu secara filosofis, buku ini menjadi bacaan yang tak boleh dilewatkan.