Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kisah Inspiratif Zulkifli, Pengusaha Arang Batok Kelapa dari Pekanbaru
8 Desember 2022 22:20 WIB
Tulisan dari Azka Alsabihat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Zulkifli merupakan pengusaha asli asal Pekanbaru, Riau. Zulkifli berhasil membawa perubahan dengan usaha pemanfaatan batok kelapa menjadi arang atau yang disebut activated charcoal yang dibangun di tempat dia mengadu nasib.
ADVERTISEMENT
Sekitar pukul 09.00 WIB, Sabtu 26 November 2022, Zulkifli meninjau pengolahan arang tempurung kelapa di Palas, Riau. Daerah pengolahan merupakan pusat pengolahan batok kelapa menjadi arang yang dapat digunakan untuk pengolahan menjadi bahan baku produksi briket, karbon aktif, filler, dan pewarna pada industri karet dan plastik.
Usaha yang ditekuni Zulkifli ini bermula pada tahun 2012 di Palas. Zulkifli memberanikan diri untuk membuka usaha di daerah tersebut, karena masih minim pengetahuan orang-orang sekitar mengenai arang batok kelapa. Awalnya dia berbekal ilmu dari temannya yang bekerja di PT yang berada di daerah Jawa Barat.
"Dahulu masyarakat di sana belum mengetahui proses pembuatan arang yang baik dan benar. Akhirnya, saya memberanikan diri untuk memanfaatkan potensi bahan baku yang ada di sana," ungkap Zulkifli, Minggu (13/11). Kemudian Zulkifli berangkat ke sana bersama keluarga dan beberapa rekannya untuk membantu usaha tersebut.
ADVERTISEMENT
"Sesampainya di sana, saya langsung mengajak pemilik lahan untuk bekerja sama," ujar Zulkifli, Minggu (13/11). Selain itu, Zulkifli juga melakukan edukasi terkait pemanfaatan bahan baku batok kelapa kepada masyarakat sekitar.
Zulkifli memberikan edukasi kepada masyarakat di sekitar Palas dengan mempraktikkan cara membuat arang mati hampa. "Jadi caranya batok kelapa dengan jumlah banyak di masukkan ke dalam satu lubang pembakaran lalu di tengah-tengah batok kelapa itu dimasukkan sabut kelapa untuk membakarnya," ujar Zulkifli, Minggu (13/11).
"Dahulu di Tembilahan hanya bertahan satu tahun karena adanya ketidakjujuran dari orang kepercayaannya," tutur Zulkifli, Minggu (13/11). Zulkifli mengungkapkan ketidakjujuran dari orang kepercayaannya itu akibat daerah tersebut jauh dari rumahnya.
Namun hal tersebut tidak mematahkan semangat Zulkifli untuk mengembangkan usahanya. Zulkifli kemudian mengembangkan usahanya di Palas, Riau. Usaha tersebut pun berbuah manis dan bertahan hingga sekarang.
ADVERTISEMENT
Hasil kerja keras Zulkifli kini mampu memberikan pekerjaan bagi orang-orang di sekitar. Zulkifli (48) sudah bisa membiayai anak-anaknya kuliah S1 di Universitas Muhammadiayah Yogyakarta (UMY) dan juga mampu menghidupi 30 kepala keluarga.