Konten dari Pengguna

Mengenal Tes Kepribadian MBTI: Apakah Boleh Diambil Serius?

Azka Izzati
Funfact! Sedari kecil aku sudah suka menulis (fiksi)! Saat ini, aku merupakan mahasiswa yang sedang berkuliah di Universitas Airlangga, lebih tepatnya di Fakultas Farmasi.
7 Januari 2025 9:55 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Azka Izzati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Opini Mengenai Tes Kepribadian MBTI

ADVERTISEMENT
“Eh, MBTI lo apa?” ujar Si ENFiPi, menanyakan perihal tes kepribadian kepada temannya.
ADVERTISEMENT
“Hah? MBTI? Oh, yang tes kepribadian itu ya? Gak percaya sih gue sama begituan.”
ENFiPi cemberut, tetapi tetap mengangguk. “He’s for sure INTP,” gumamnya.
Dokumentasi pribadi penulis
Klasifikasi karakter tiap-tiap individu dengan menggunakan tes kepribadian yang bertebaran di laman daring masih kerap dilakukan, terutama oleh para Generasi Z (Gen Z). Esensinya sih untuk lebih mengenal sifat dan karakteristik masing-masing diri mereka, ya. Tidak jarang juga tes-tes kepribadian tersebut dijadikan patokan bagi beberapa orang tertentu dalam berinteraksi dengan orang lain.
Lalu sebenarnya, apakah tes-tes tersebut memiliki cukup kredibilitas untuk dijadikan pedoman dan pengelompokan individu? Apakah perbedaan kepribadian masing-masing individu yang didefinisikan melalui tes kepribadian online dapat dijadikan pemahaman mutlak bagi kita dalam menilai seseorang?
ADVERTISEMENT
Pertama-tama, kita akan membahas tes kepribadian itu sendiri. Salah satu tes kepribadian yang banyak dibuka, dibaca, dan dianalisis oleh orang-orang di internet pada saat ini adalah Myers-Briggs Type Indicator, atau lebih sering disebut sebagai MBTI. Sebelum akhirnya banyak dikenal masyarakat, MBTI telah mulai diteliti dan dibuat sejak tahun 1940-an oleh Katharine Cook Briggs dan Isabel Briggs Myers. Mereka berdua tidak sembarangan menentukan dasar dari klasifikasi ini, melainkan mereka menggunakan buku psikologis yang ditulis oleh Swiss Carl Jung sebagai panduan.
Sistem klasifikasi pada MBTI ini dibedakan menjadi 16 tipe dengan mengkombinasikan 4 skala karakteristik, masing-masing skalanya diwakili dengan 2 huruf yang bertentangan. Skala beserta huruf-hurufnya, yaitu:
ADVERTISEMENT
Skala ini mengukur/menentukan bagaimana cara seseorang berinteraksi dengan orang lain maupun dunia luar, dan juga menentukan bagaimana cara orang tersebut dalam menghabiskan maupun mengisi ulang energi sosialnya. Orang yang tergolong introvert cenderung aktif di dalam pikirannya sendiri dan lebih suka menjaga personal space. Karakteristik tersebut berkebalikan dengan seorang extrovert yang hidupnya seringkali dipenuhi oleh keramaian dan interaksi sosial karena seorang extrovert lebih berorientasi pada aksi langsung ketimbang pemikiran saja.
Skala ini menjelaskan cara suatu individu dalam mencerna informasi yang diperoleh dari pihak lain. Individu dengan tipe Sensing menggunakan pendekatan yang cenderung realistis, seperti melibatkan diri secara langsung dalam belajar (learning by doing). Sedangkan tipe Intuition cenderung mengandalkan intuisi mereka dengan cara berimajinasi
ADVERTISEMENT
Skala ini merupakan skala yang menentukan cara seseorang dalam menimbang-nimbang dan mengambil keputusan. Seperti namanya, tipe Thinking cenderung mengambil keputusan secara logis, sedangkan tipe Feeling akan cenderung mengambil keputusan berdasarkan emosi yang dirasakan.
Keputusan yang diambil oleh seseorang pastinya akan memperoleh reaksi dari orang lain, terlebih apabila pendapat yang didirikan merupakan gagasan yang berbeda. Skala ini menilai orang tersebut dalam menyikapi respon dari orang lain. Jika orang tersebut memiliki pribadi yang cenderung tegas, sistem MBTI mengkategorikan orang tersebut sebagai Judging. Sebaliknya, jika orang itu cenderung fleksibel dalam menerima pendapat dari perspektif lain, orang tersebut termasuk pada tipe Perceiving.
4 skala di atas merupakan skala yang diterapkan oleh Myers-Briggs Type Indicator dalam mengklasifikasikan kepribadian seseorang menjadi 16 kepribadian yang berbeda. 16 tipe kepribadian tersebut dapat dikenali lebih dalam melalui website resmi 16Personalities.
ADVERTISEMENT
Pengelompokan kepribadian ini memang memudahkan seseorang untuk dapat mengenali dirinya sendiri melalui perspektif yang tidak bias dan berdasar pada teori yang telah lama dipakai. Pun pada laman resmi 16Personalities, mereka memberikan klaim bahwa MBTI dapat menjadi salah satu cara seseorang untuk lebih mengenal dirinya dan juga orang lain, sehingga individu yang dimaksud dapat menjaga hubungan dan mengontrol langkah yang kemudian akan diambil apabila dihadapkan pada situasi tertentu.
Pada dasarnya, Tes MBTI ini, seperti yang telah berkali-kali disuratkan, hanya digunakan semata-mata untuk lebih mengenal karakteristik seseorang secara subjektif berdasarkan standar yang telah ditetapkan pada sistem. Hasil dari Tes MBTI ini juga seringkali berbeda di tiap-tiap tes meski dilakukan oleh orang yang sama karena dipengaruhi keadaan maupun sikap yang ditunjukkan oleh orang tersebut. Karena itulah tidak disarankan untuk melakukan tes ini lebih dari sekali dalam 6 bulan.
ADVERTISEMENT
Ada pula beberapa orang yang dalam melakukan Tes MBTI sudah memiliki bias terhadap beberapa tipe karakter, sehingga ketika melakukan tes, orang tersebut akan sengaja mengada-adakan jawaban agar dia bisa mendapatkan tipe karakter yang diinginkan. Menurut penulis, apabila hanya digunakan untuk bersenang-senang dan bukan merupakan kebutuhan untuk hal-hal profesional, boleh saja. Selama tidak diambil serius, boleh-boleh saja. Namun, dari awal mindset tersebut sudah salah, karena Tes MBTI sejatinya adalah sarana untuk mengenali karakter diri dan bukan untuk mendapatkan 4 susunan huruf yang diinginkan.
Pembahasan mengenai MBTI itu hampir wajib untuk selalu ditutup dengan reminder bahwa 4 susunan huruf yang diperoleh seseorang tidak selamanya mendefinisikan perilaku dan sifat orang tersebut, baik dalam memberikan reaksi maupun aksi terhadap suatu keadaan. Ada kalanya seseorang dengan tipe karakter INFP mengambil keputusan secara logis dan realistis, ada kalanya juga individu dengan tipe karakter ENTJ menanggapi dengan mindset yang terbuka dan fleksibel.
ADVERTISEMENT
Sekali lagi, MBTI boleh saja digunakan sebagai panduan dalam berinteraksi dengan orang lain maupun dunia luar. Hanya saja jangan sampai cuma perkara ini sampai menimbulkan perilaku yang mendiskriminasi tipe karakter tertentu karena sejatinya MBTI itu tidak ada yang benar maupun salah.
Referensi