Konten dari Pengguna

UMKM Bukan Lagi Pelengkap: Saatnya Jadi Tulang Punggung Ekonomi Modern

azka maulina
Saya merupakan Mahasiswa semester 3 Universitas Pamulang Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi. Saya merupakan pribadi yang aktif, memiliki performa akademik dan Interpersonal yang baik.
1 Mei 2025 18:18 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari azka maulina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi UMKM Bukan Lagi Pelengkap, Saatnya Jadi Tulang Punggung Ekonomi Modern. https://chatgpt.com/c/67c9dd16-b454-8006-a97c-3e177102a476
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi UMKM Bukan Lagi Pelengkap, Saatnya Jadi Tulang Punggung Ekonomi Modern. https://chatgpt.com/c/67c9dd16-b454-8006-a97c-3e177102a476
ADVERTISEMENT
Selama bertahun-tahun, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sering ditempatkan dalam narasi ekonomi nasional sebagai "pelengkap", penyerap tenaga kerja informal, penggerak ekonomi rakyat, atau sekadar cadangan bagi sektor formal. Pandangan ini tidak lagi relevan. Di era pasca-pandemi dan transformasi digital, UMKM tidak sepatutnya lagi diposisikan sebagai roda cadangan. Justru, mereka adalah mesin utama pertumbuhan ekonomi mikro menengah yang tangguh dan inovatif.
ADVERTISEMENT
Data Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan UMKM menyumbang lebih dari 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan menyerap 97% tenaga kerja. Angka ini bukan sekadar statistik, ini adalah bukti konkret bahwa kekuatan ekonomi Indonesia bertumpu pada sektor ini.
Namun, tantangannya jelas: produktivitas rendah, keterbatasan akses modal, dan rendahnya literasi digital masih menghantui pelaku UMKM. Di sinilah diperlukan paradigma baru. Pertama, pemerintah dan swasta harus berhenti memandang UMKM hanya sebagai obyek bantuan, tetapi sebagai mitra strategis. Kolaborasi dalam bentuk pelatihan teknologi, akses pasar global, hingga integrasi dengan ekosistem digital wajib diperluas.
Kedua, UMKM harus berani naik kelas. Revolusi digital memungkinkan usaha skala mikro menengah untuk mengakses pasar yang sebelumnya tidak terbayangkan. Platform e-commerce, media sosial, hingga fintech menjadi jembatan bagi pelaku usaha desa untuk bersaing di pasar global tanpa harus bermigrasi ke kota besar.
ADVERTISEMENT
Ketiga, penguatan jejaring dan kolaborasi antarpelaku UMKM perlu diprioritaskan. Ekonomi modern tidak lagi berputar pada siapa yang besar dan kuat, tetapi siapa yang gesit dan terkoneksi. Cluster bisnis berbasis komunitas dan koperasi digital bisa menjadi jalan keluar untuk mengatasi keterbatasan skala produksi.
Saatnya UMKM tidak hanya dilihat sebagai penggerak ekonomi rakyat, tetapi sebagai tulang punggung ekonomi modern Indonesia yang inklusif, adaptif, dan kompetitif. Dengan strategi yang tepat, UMKM bukan hanya bertahan, mereka bisa memimpin transformasi ekonomi nasional.