Anak, Media, dan Kendali Orang Tua

Di era digital saat ini, pertanyaan “siapa yang lebih berpengaruh dalam tumbuh kembang anak? — orang tua atau media?” Menjadi semakin relevan. Bukan hal asing lagi sekarang melihat anak-anak jauh lebih mahir dalam penggunaan gawai sejak usia dini, sehingga dapat dilihat orang tua mengalami kebingungan dalam mengikuti perkembangan teknologi tersebut. Saat tontonan, konten , serta platform digital menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari. Di sinilah terjadi “kompetisi”orang tua dalam membentuk perilaku anak terhadap keberadaan media.

Sosialisasi ke Sekolah | sumber : Dokumentasi Pribadi

Figur Utama: Orang Tua

Orang tua merupakan lingkungan pertama dan terdekat untuk anak. Dari sinilah mereka mulai mempelajari mengenai nilai, norma, serta bentuk emosi. Pembentukan karakter anak dimulai saat terjadinya komunikasi intensif yang dilakukan orang tua pada anak seperti pemberian kasih sayang dan perhatian. Inilah yang menjadi fondasi utama membentuk anak. Tanpa disadari keberadaan media saat ini, seringkali menjadi “jalan kedua atau jalan pintas” dalam mengalihkan perhatian anak ketika mereka lelah, sibuk, atau kehabisan cara dalam menenangkan anak. Sehingga diberilah gawai untuk meredam emosi anak.

Penggunaan media sebagai “pengasuh cadangan” tanpa adanya pendampingan dari orang tua dapat menyebabkan masalah yang cukup serius, seperti menciptakan jarak emosional antara anak dan orang tua. Saat ini banyak terlihat anak merasa tercukupi secara materi dan hiburan, akan tetapi mereka mengalami masalah yang cukup krusial yaitu kekurangan ruang komunikasi hangat dengan orang tua. Oleh karena itu, pentingnya peran orang tua di era media saat ini untuk menyadari bahwa kenyamanan sesaat dari jalan pintas tidak sebanding dengan dampak jangka panjang pada pembentukan karakter anak.

Strategi Orang Tua dalam Menghadapi Era Digital

Di sinilah peran penting strategi komunikasi dan peran aktif orang tua dalam mengedukasi, menyaring, dan mendampingi anak dalam berinteraksi dengan media, yaitu:

1. Membuat aturan penggunaan media dengan jelas

2. Dampingi anak saat mengakses media

3. Menjadi contoh yang baik untuk anak dalam penggunaan media

4. Pilih konten yang edukatif sesuai dengan umur anak

5. Ajarkan anak berpikir kritis terhadap media

Hal ini menjadikan media nantinya sebagai alat yang membantu orang tua secara positif dalam perkembangan anak. Untuk itu jadilah orang tua yang hadir—bukan sekadar fisik, tetapi juga dalam perhatian dan komunikasi, karena di tengah derasnya arus informasi, jangkar paling kuat anak adalah keluarganya.***

Penulis : Azka Sabila Putri

Mahasiswa Ilmu Komunikasi,Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Andalas