Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Membantah Pandangan Kuliah Hanya Formalitas
24 Maret 2022 20:07 WIB
Tulisan dari Azkiyah Nur Hidayani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam hidup bermasyarakat, tentu kita menemukan banyak pendapat dari berbagai kalangan dan sudut pandang yang berbeda. Pandangan masyarakat pun tak luput dari bagaimana mereka memandang dunia kuliah. Ada yang berpendapat bahwa kuliah itu sangat diperlukan tetapi ada juga yang memandangnya hanya sebagai formalitas saja. Nah, disini saya akan membantah pandangan yang mungkin pernah terdengar di telinga kita yaitu tentang kuliah hanya formalitas. Stay tune!
ADVERTISEMENT
Pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk kita dapatkan dan kita jalankan. Secara Nasional wajib belajar di Indonesia adalah 9 tahun, pada setiap daerah tergantung kesiapan dan kemampuan daerah yang dapat diatur pada perda masing-masing daerah.
Di Indonesia, umumnya anak-anak menempuh pendidikan selama 12 tahun, di Sekolah Dasar selama 6 tahun, Sekolah Menengah Pertama 3 tahun, dan Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan selama 3 tahun. Ada yang lebih cepat dari waktu tersebut ataupun lebih lambat, contohnya mereka yang mengambil jalan sekolah akselerasi dengan lebih cepat lulus.
Setelah lulus dari SMA atau SMK, siswa dihadapkan dengan pilihan, apakah mereka ingin terus lanjut ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau langsung bekerja. Siswa SMA biasanya difokuskan untuk terus lanjut ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) karena memang ilmu yang mereka dapatkan selama di sekolah untuk bekal menghadapi test masuk ke PTN. Sedangkan siswa dari SMK biasanya lebih banyak memutuskan untuk bekerja dahulu, karena ilmu yang mereka peroleh selama di sekolah lebih banyak praktik untuk langsung terjun ke dunia kerja/dunia industri.
ADVERTISEMENT
Sebagian besar orang tua menyarankan anaknya yang setelah lulus sekolah langsung bekerja untuk meneruskan pendidikannya hingga ke Perguruan Tinggi, karena takut jika anaknya langsung bekerja akan terjebak di zona nyamannya, yaitu bekerja sampai tak ingin melanjutkan pendidikan. Bagi mereka yang sudah terlanjur bekerja, tetapi ingin melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi dengan alasan kuliah hanya formalitas agar dipandang baik oleh lingkungan sekitar, hanya untuk mengejar gelar semata tanpa ada makna, atau bahkan agar menjadi calon menantu idaman. Tentu semua itu TAK BENAR. Menjadi mahasiswa bukanlah hal yang remeh, banyak kewajiban yang dipikul ketika kita menjadi mahasiswa.
Datang ke kampus dengan niat benar-benar mencari ilmu dan pengalaman adalah langkah awal dari keseriusan kita dalam menjalankan kewajiban sebagai mahasiswa. Mulai dari memerhatikan dosen saat menjelaskan mata kuliah, mengerjakan tugas, interaksi antar sesama, membangun relasi dengan orang lain, mencoba hal baru yang sebelumnya tak pernah terpikirkan, semua itu adalah pelajaran yang sangat berharga dan mungkin tak akan terulang lagi nantinya. Lalu dari semua itu akan menghasilkan suatu output, yaitu kita akan mendapatkan gelar.
ADVERTISEMENT
Dengan gelar yang kita miliki, kita dapat menggunakannya untuk melamar pekerjaan yang kita inginkan dengan syarat mempertanggungjawabkan gelar tersebut. Maksudnya adalah, ketika kita sudah mendapatkan gelar entah gelar itu sebagai Ahli Madya, Sarjana, atau bahkan Magister, kita dapat menerapkan kemampuan sesuai dengan gelar yang kita punya di dunia kerja.
Jadi, kuliah bukanlah hanya sebatas formalitas. Dengan kuliah kita dapat belajar menjadi seseorang yang lebih kritis dan memiliki wawasan yang lebih luas lagi. Mampu bersaing secara sehat dengan orang lain dan meningkatkan taraf hidup adalah cita-cita mahasiswa. Maka dari itu, bersungguh-sungguhlah dalam berkuliah, karena banyak sekali ilmu yang akan kita dapat.