Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
RS AZRA adakan Mini Seminar Mengenal Baby Blues Syndrome
16 Desember 2019 10:45 WIB
Tulisan dari Rumah Sakit Azra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bogor, 23 November 2019 – Baby Blues Syndrome atau yang biasa dikenal hanya Baby Blues-nya saja, sudah biasa dan tidak asing di telinga masyarakat. Hal ini terkadang terjadi kepada para ibu baru yang baru melahirkan anak pertama, namun tidak menutup kemungkinan hal inipun akan terjadi pada ibu yang sudah melahirkan anak sebelumnya, artinya terjadi pada saat melahirkan anak kedua, ketiga bahkan ke empat dan seterusnya. Tapi apakah kita sudah mengerti betul makna sesungguhnya dari Baby Blues tersebut?
ADVERTISEMENT
Dalam rangka kepedulian RS Azra yang tinggi terhadap kesehatan mental masyrakat khusunya dalam hal ini mengenai Baby Blues Syndrome, RS Azra mengadakan Mini Seminar dengan Judul “Yuk... Mengenal Baby Blues Syndrome dan Cara Mengatasinya” dengan narasumber Dra. Darjanti Kalpita R., Psikolog selaku Psikolog Klinis di RS Azra. Beliau yang juga anggota Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI), Ikatan Psikologi Klinis Indonesia (IPK) dan Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) menerangkan bahwa “terbaik menjadi 2 golongan ibu saat melahirkan anak, ada yang sangat protective dengan selalu khawatir sang anak dipegang orang, takut anak terkena kuman dan contoh lainnya yang mengaruskan anak di lindungi sampai setertutup mungkin. Ada pula satu lagi ibu yang merasa takut melihat anaknya sendiri, tidak mau bersentuh, pokoknya tidak mau adanya kehadiran si anak”.
ADVERTISEMENT
Adapun faktor-faktor yang disebutkan yang menjadi penyebab terjadinya psikologi tersebut sampai Baby Blues itu sendiri dialami oleh si ibu. Tidak sedikit para peserta membagikan pengalamannya sendiri saat mengalami rasanya tidak ingin melihat anak saat dilahirkan, namun si ibu bilang hal tersebut tidak dimengerti “saya tidak tahu kenapa saya punya pikiran dan rasa seperti itu” ungkap salah satu peserta saat membagikan ceritanya. “Hal itu normal, lumrah saat si ibu mengalami Baby Blues Syndrome. Kenapa? Memang saat mengalami kita tidak tau kenapa, namun didalam benak diri tanpa disadari kita takut, kita khawatir, kita bingung. Harus bagaimana, harus seperti apa, harus diapakan anak ini, perasaan itu timbul dan terus menggebu dalam benak sang ibu.” tutur Dra. Darjanti menjawab. Psikologi dapat di tangani dengan dukungan lingkungan sekitar, terutama keluarga dan yang paling utama pasangan (suami). Itulah mengapa dalam kegiatan seminar kali ini, RS Azra membuka pendaftaran untuk pasangan (suami-istri) karena saat istri mengalami yang disebut dengan Baby Blues, peran suami yang sangat besar untuk membantu memulihkan psikologi sang istri.
ADVERTISEMENT
Mini Seminar yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 23 November 2019 kemarin ini dihadiri oleh 21 pasang suami-istri memadati Ruang Training Center RS Azra. Begitu tinggi antusias pertanyaan dari peserta membuat sesi pertanyaan ditutup sebelum semuanya terpuaskan untuk bertanya. Namun Dra. Darjanti mengundang dan mempersilahkan seluruh peserta apabila masih ada yang ingin di konsultasikan dapat berkunjung ke Poli Psikologi Klinis di RS Azra, yang jadwal praktiknya setiap hari Selasa, Kamis dan Jumat pukul 15.00 – 18.00 WIB. Acara ditutup dengan pembagian hadiah doorprize dan sesi foto bersama. (/rsa)