Peran Gen Z dalam Naiknya Estetika Y2K di Dunia Fashion

Azra Andhika
Mahasiswa Marketing Communication, Universitas Bina Nusantara
Konten dari Pengguna
31 Januari 2023 7:08 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Azra Andhika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Fashion Y2K yang dibalut dengan sentuhan modern. Sumber: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Fashion Y2K yang dibalut dengan sentuhan modern. Sumber: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Estetika Y2K kembali menjadi tren di dunia fashion berkat gen z, mengapa dan bagaimana?
ADVERTISEMENT
Y2K, istilah ini dapat terdengar familiar bagi sebagian orang, terutama mereka yang tertarik pada fashion. Mengingat bahwa Y2K terus-menerus menjadi topik pembicaraan dalam platform media sosial, hingga sukses menempati peringkat tren. Namun, apa sebenarnya Y2K itu?
Seperti dari namanya, Y2K memiliki arti ‘Year 2000’ atau dalam bahasa Indonesia berarti ‘Tahun 2000’. Y2K mencakup tren-tren yang hidup pada tahun 90-an akhir sampai dengan 2000-an awal.
Era tersebut terutama dikenal dengan besarnya pengaruh budaya populer dan majunya perkembangan teknologi, khususnya internet. Sehingga, Y2K memiliki estetika yang memadukan antara elemen retro dan futuristik.
Meski kedua elemen terdengar berlawanan, gabungan elemen retro dan futuristik menciptakan kolaborasi yang khas dan eye-catching. Dilihat dari estetika Y2K yang berhasil memikat gen z, yaitu generasi yang lahir pada tahun 1997 hingga 2012.
ADVERTISEMENT
Sebab itu, kepopuleran Y2K tampak dengan jelas belakangan ini, di mana estetika Y2K menghiasi berbagai konsep desain tersohor, salah satunya adalah konsep fashion.

Tren Fashion Estetika Y2K

Outfit berpaduan gaya Y2K. Sumber: Shutterstock
Sebutkan saja dari jeans low-rise, metallics, tas sebahu, baby tees, aksesoris jadul, celana kargo, sampai dengan chunky shoes.
Beragam fashion item yang dianggap ketinggalan zaman, kini muncul kembali dan menjadi trendy di kalangan anak muda. Popularitas konsep fashion yang terinspirasi dari ikon-ikon pada masanya seperti Destiny's Child, Britney Spears, Paris Hilton, “Clueless”, “The Matrix”, “Gossip Girl”, dan Boneka Bratz ini memang tengah melambung. Vogue, salah satu majalah fashion dan lifestyle terbesar menyatakan suka atau tidak, gaya awal tahun 2000-an kembali dengan sepenuh hati.
ADVERTISEMENT
Besarnya tren fashion estetika Y2K bisa ditemukan dalam bentuk-bentuk budaya populer sekarang. “Euphoria”, serial televisi drama remaja HBO yang kedua paling banyak ditonton mereferensikan gaya fashion tahun 90-an dan Y2K, berupa jeans gombrong, cut-outs, dan rok mini.
NewJeans, salah satu girl group Korea Selatan terpopuler berhasil membawakan sesuatu yang fresh dalam dunia K-pop melalui konsepnya yang bernuansa Y2K dengan sentuhan modern. Beserta, Bella Hadid, model papan atas yang digadang-gadang merupakan figur dari kemunculan estetika Y2K dengan penampilannya yang dipengaruhi gaya-gaya dari tahun 2000-an awal.
Dengan berbagai publik figur dan influencers favorit Gen Z yang mengenakan estetika Y2K, pada akhirnya mereka pun terpengaruhi. Alhasil, lahirlah tren fashion terbaru, yaitu tren fashion estetika Y2K.
ADVERTISEMENT
Di mana anak-anak muda mulai memamerkan outfit-nya yang memiliki elemen Y2K di media sosial dan perusahaan fashion ternama, khususnya fast fashion mulai memproduksi variasi item yang mengacu pada gaya tahun 90-an akhir hingga 2000-an awal. Hal tersebut menandakan bahwa industri fashion sedang mengalami kilas balik tahun 2000-an dan si pelaku utama adalah gen z-ers.

Nostalgia dan Visual Unik

Visual unik estetika Y2K yang maximalist. Sumber: Shutterstock
Ketertarikan Gen Z terhadap estetika Y2K kemudian menarik pertanyaan, mengapa dan apa yang memicu minat Gen Z dalam hal tersebut? Jawabannya: Rasa nostalgia dan visual unik dari estetika Y2K.
Dalam wawancara bersama Majalah Highsnobiety, Jeremy Scott, perancang busana dan Direktur Kreatif di Moschino mengatakan, “Nostalgia, nostalgia, nostalgia”.
Itulah alasan mengapa Gen Z menganggap momen Y2K begitu menarik karena rasa rindu pada awal tahun 2000-an yang terbilang adalah masa-masa sederhana. Gen Z telah melewati periode yang melelahkan, dari pandemi COVID-19 sampai dengan krisis perubahan iklim.
ADVERTISEMENT
Tidak heran, jika Gen Z menemukan kenyamanan dalam era yang jauh tetapi dapat dikenali, yang mengingatkan mereka akan waktu-waktu yang lebih baik dan tanpa tekanan sebagai bentuk pelarian.
Rashida Ward, seniman, penulis, dan pengarsip fashion @howtobeafuckinglady di Instagram mengatakan, “Itu menyenangkan. Itu cerah dan penuh warna. Orang-orang tertarik pada hal-hal yang cerah dan berwarna-warni, terutama pada saat-saat seperti ini, di mana semuanya terasa masam dan membosankan,” tentang interest Gen Z terhadap estetika Y2K.
Gen Z memiliki keinginan untuk bersenang-senang, carefree, dan estetika Y2K mampu mengekspresikan hal tersebut. Tren tahun 2000-an awal menunjukkan gaya yang maximalist dengan mengadopsi banyak aksesoris dan hiasan, warna-warna terang, serta pakaian yang eksperimental. Gen Z berminat akan visual unik, kesan beda, dan tidak ada aturan yang dipancarkan oleh estetika Y2K.
ADVERTISEMENT
Nostalgia dan visual unik, keduanya merupakan alasan yang valid dari ketertarikan Gen Z terhadap estetika Y2K. Melihat keadaan sekarang yang serasa hampa ditambah kejadian buruk lainnya, Gen Z berusaha mengembalikan warna dengan memunculkan fashion Y2K yang terkesan eksentrik di tengah fashion minimalis, seperti halnya pada saat tahun 90-an akhir hingga 2000-an awal. Upaya tersebut dilakukan oleh para Gen Z lewat salah satu aplikasi trending, yakni TikTok.

TikTok

Inspirasi fashion Y2K. Sumber: Shutterstock
TikTok adalah platform media sosial berbasis video pendek yang digunakan oleh Gen Z untuk mempopulerkan estetika Y2K. Grazia, majalah mingguan wanita mengemukakan, “Semuanya Y2K (sekitar tahun 2000) membuat comeback di dunia fashion, dan itu terutama berkat TikTok”.
Tidak bisa dipungkiri bahwa mayoritas pengguna TikTok ialah Gen Z. Sebuah studi yang dilakukan oleh YPulse menunjukkan favoritisme Gen Z terhadap aplikasi TikTok dari platform media sosial lainnya. Sehingga, tentu Gen Z akan mengekspresikan ketertarikannya pada estetika Y2K di aplikasi tersebut, contohnya melalui pembuatan konten video pendek tentang estetika Y2K, penggunaan hashtag yang berkaitan seperti #Y2K, dan interaksi terhadap konten tadi. Tidak usah konten tentang estetika Y2K, konten yang tak berhubungan dengan Y2K, tetapi orang yang ditampilkan mengenakan fashion item Y2K dapat pula memikat perhatian Gen Z.
ADVERTISEMENT
TikTok bekerja dengan baik sebagai trendsetter karena content creator TikTok dapat menanggapi apa yang sedang trending secara sigap. Dengan TikTok memiliki sebagian besar audiensnya Gen Z dan budaya populer juga ditujukan terutama untuk kaum muda. Tentunya, estetika Y2K dapat menjadi booming di TikTok karena interaksi yang dihasilkan dari video pendek yang bertemakan budaya populer, khususnya mengenai estetika Y2K. Terlebih, content creator lain akan membuat konten video dengan tema yang sama. Akibatnya, video bertemakan estetika Y2K cepat menjadi tren.
Lewat hal tersebut, tren fashion estetika Y2K pun kembali mendapatkan spotlight berkat Gen Z. Dari pakaian, aksesoris, makeup, gaya rambut, bahkan hingga gaya hidup, semuanya terinspirasi dari estetika Y2K dengan versi mereka sendiri. Berdasarkan eRank, Depop, salah satu situs web e-commerce sosial terpopuler untuk fashion memiliki Y2K sebagai bagian dari kata kunci yang paling banyak dicari dalam situs webnya secara global. Dalam Buzzfeed News dilansir bahwa menurut Trendalytics, penelusuran untuk fashion Y2K naik sebesar 193% dibandingkan tahun sebelumnya, menghubungkan tren tersebut dengan kebangkitan TikTok secara bersamaan dan minat baru terhadap selebriti tahun 2000-an.
ADVERTISEMENT
Tren fashion mempunyai siklusnya tersendiri, yang tadinya redup bisa kembali hidup. Seperti, estetika Y2K yang popularitasnya balik meroket di dunia fashion karena peran Gen Z. Melalui throwback ini, mari selebrasi comeback estetika Y2K dengan, “That is so fetch!” – Gretchen Wieners (“Mean Girls”).