Gejala Burnout Academic pada Mahasiswa

Azrul Bin Amir
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Tangerang Program Studi Ilmu Komunikasi
Konten dari Pengguna
19 Desember 2021 10:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Azrul Bin Amir tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
by Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
by Pixabay
ADVERTISEMENT
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa jenjang menuntut ilmu terakhir yaitu menjadi mahasiswa yang dimana ruang lingkup pembelajarannya yang begitu luas, sangat berbeda pula jika ingin dibandingkan pada saat SMP ataupun SMA, tentu tanggungjawab dan kewajiban menjadi mahasiswa bisa dibilang sangat berat. Tetapi saya disini ingin membahas terkait gejala burnout academic yang kerap dialami oleh para mahasiswa.
ADVERTISEMENT
Nah disini kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu gejala burnout? Gejala burnout merupakan kondisi keletihan mental adalah istilah psikologi yang digunakan untuk menggambarkan perasaan kegagalan dan kelesuan akibat tuntutan yang terlalu membebankan tenaga dan kemampuan seseorang. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Freudenberger pada tahun 1974.
Sedangkan gejala burnout academic mengacu pada stres, beban atau faktor psikologis lainnya karena proses pembelajaran yang diikuti mahasiswa sehingga menunjukkan keadaan kelelahan emosional, kecenderungan untuk depersonalisasi, dan perasaan prestasi pribadi yang rendah.
Nah, untuk kalian semua yang masih menyandang status sebagai mahasiswa, pasti pernah merasakan situasi kesibukan dunia perkuliahan bahkan beragam tuntutan tugas yang banyak dan seribu permasalahan lainnya sehingga tidak sedikit dari kalangan mahasiswa mengalami depresi, kelelahan hingga kewalahan menghadapinya. Betul bukan? Itulah permasalahan umum yang kerap dialami oleh para mahasiswa.
ADVERTISEMENT
The Anxiety and Depression Association of America (ADAA) mengatakan bahwa “Gangguan kecemasan adalah salah satu masalah kesehatan mental yang paling umum di kampus-kampus.” 85% mahasiswa mengatakan mereka merasa kewalahan dengan segala sesuatu yang harus mereka lakukan di beberapa titik dalam satu tahun terakhir. 30% mahasiswa melaporkan bahwa tingkat stres mereka memiliki efek negatif pada kinerja akademik mereka.
Saya sendiri sebagai mahasiswa pernah mengalami gejala tersebut akibat banyaknya tugas yang menumpuk, ditambah permasalahan administrasi kampus dan lain sebagainya, namun saya tidak menyadarinya satu hal yang membuat saya sadar bahwa saya sedang terkena gejala burnout academic ini setelah saya menceritakan kepada beberapa teman terkait permasalahan yang saya alami, dan salah seorang dari mereka juga pernah mengalami hal yang sama, dan saya bertanya kepada dia apa itu gejala burnout academic? hingga akhirnya dia pun langsung menjelaskan apa itu burnout academic dan juga memberikan solusi agar terbebas dari gejala tersebut. Cara agar terhindar dari gejala burnout academic menurut teman saya yaitu sempatkan diri untuk hangout bareng sahabat, hilangkan sifat perfeksionis dan belajarlah bekerja sesuai kemampuan, tetap perhatikan kondisi fisikmu dengan cukup istirahat, bangun pagi dan lakukan aktivitas yang kamu sukai, dan buat sebuah daftar berisi rencana harian serta deadline yang harus kamu penuhi.
ADVERTISEMENT
Yang harus digaris bawahi bersama yaitu ketika kita terkena gejala burnout ini segera ditangani, karena ia mempengaruhi kesehatan mental dan fisik. Dilansir dari artikel Elizabeth Scott dari Verywellmind, gejala-gejala yang dirasakan seseorang saat burnout meliputi: Gejala fisik: stres kronis akibat burnout dapat menyebabkan gejala fisik, seperti sakit kepala dan sakit perut atau masalah pencernaan. Gejala emosional: merasa terkuras, tidak mampu mengatasi, dan lelah, kekurangan energi untuk menyelesaikan pekerjaan mereka. Gejala perilaku: merasa negatif tentang tugas, mengalami kesulitan berkonsentrasi, dan seringkali kurangnya kreativitas.
Bukti bahwa burnout academic itu sangat berbahaya. Pada tahun lalu sempat ada kasus bahwa ada mahasiswa gantung diri karena skripsinya sering ditolak oleh dosen, kejadian tersebut berlaku di salah satu universitas yang ada di Samarinda. Nah sampai sini kita harus pahami betapa bahayanya burnout academic.
ADVERTISEMENT
Menurut saya mengapa mahasiswa rentan terkena gejala tersebut karena mereka kurang dalam manajemen waktu (suka menunda-nunda pekerjaan dan lain sebagainya) hingga tidak mempedulikan kesehatan diri mereka sendiri.
Untuk itu kita sebagai mahasiwa harus bisa menjaga kesehatan diri dan mengamalkan pola hidup sehat dan tidak menunda-nunda mengerjakan tugas agar tidak terdampak gejala tersebut, walaupun ia terkesan hanya gejala yang sepele namun bisa berakibat fatal jika dibiarkan.