Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pendidikan Sebagai Tameng Radikalisme dan Intoleransi
5 Oktober 2024 14:30 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari azzura rachman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Radikalisme dan intoleransi adalah dua an
caman serius yang merusak kesatuan dan keutuhan suatu bangsa, termasuk Indonesia. Sebagai warga negara kesatuan Indonesia yang memiliki keanekaragaman, kita tentu harus menjaganya dari ancaman radikalisme dan intoleransi. Radikalisme merupakan pandangan seseorang untuk melakukan perubahan dengan cara ekstrem, yaitu menggunakan kekerasan sehingga membawa rasa takut kepada orang lain, sedangkan intoleransi merupakan sikap tidak menerima perbedaan dan keberagaman antar manusia yang membuat konflik sosial dan sikap rasisme. Untuk menghadapi ancaman ini, pendidikan kewarganegaraan di dalam dunia pendidikan memiliki peran penting untuk membentuk warga negara yang memiliki rasa toleran dan cinta tanah air.
ADVERTISEMENT
Pendidikan sebagai benteng melawan radikalisme
Radikalisme pada dasarnya merupakan suatu paham yang bertujuan melakukan perubahan atau pembaruan dengan cara ekstrem. Di Indonesia, paham radikalisme sudah ada sejak lama, bahkan sebelum adanya reformasi, sehingga masih melekat di beberapa kalangan. Oleh sebab itu, pendidikan berperan penting untuk menjadi tameng anak-anak bangsa dari paham radikalisme. Salah satu peran pendidikan untuk menangkis paham tersebut ialah adanya pendidikan kewarganegaraan. Dengan adanya pelajaran ini, diharapkan dapat menumbuhkan sikap cinta tanah air dan menghargai perbedaan. Selain itu, berikut beberapa peran pendidikan dalam menghadapi radikalisme:
1. Menanamkan nilai-nilai Pancasila
Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang memiliki nilai-nilai seperti kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial. Nilai-nilai itu sangat penting ada di dalam hati siswa, sehingga siswa akan lebih toleran terhadap perbedaan dan tidak mudah terpengaruh oleh paham radikalisme.
ADVERTISEMENT
2. Pendidikan karakter
Pendidikan ikut berperan andil dalam pembentukan karakter siswa agar terciptanya pribadi yang memiliki integritas dan juga menghargai setiap perbedaan, sehingga tidak ada sikap intoleransi yang merupakan awal dari paham radikalisme.
3. Menanamkan pemikiran kritis
Pemikiran kritis pada siswa sangat penting agar siswa mampu menganalisis, mengevaluasi, dan menilai informasi yang mereka terima, sehingga mereka tidak terpengaruh oleh paham-paham radikalisme. Pola pikir kritis juga menjadikan siswa dapat mencari solusi atas permasalahan yang terjadi dengan cermat.
4. Peran guru dan pendidik
Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai contoh yang dapat siswa tiru. Oleh karena itu, pentingnya sosok guru yang dapat memberikan suri teladan dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.
Pendidikan membangun sikap toleransi
Toleransi adalah sikap menghargai dan menghormati suatu perbedaan baik dalam hal keyakinan, budaya, bahasa, pandangan hidup, maupun perilaku seseorang. Pendidikan merupakan hal penting dalam membangun toleransi sebagai tameng untuk mencegah masuknya paham radikalisme. Selain itu, sikap toleransi menjaga keharmonian sosial dan juga mencegah konflik seperti diskriminasi dan rasisme. Berikut adalah hal yang dapat dilakukan pendidikan untuk menanamkan sifat toleransi:
ADVERTISEMENT
1. Pembelajaran tentang HAM
HAM atau hak asasi manusia merupakan hak mutlak yang dimiliki setiap manusia tanpa memandang ras, suku, dan agama. HAM mengajarkan pada siswa untuk menghormati hak dan kebebasan orang lain sehingga muncul rasa toleran agar menjaga kerukunan dalam interaksi sosial tanpa adanya diskriminasi.
2. Pengajaran tentang toleransi agama
Indonesia memiliki banyak keragaman, salah satunya agama. Dengan adanya pendidikan agama, siswa diajarkan untuk menghargai agama lain sehingga terciptanya kehidupan damai dengan sesama umat beragama, sehingga tidak ada lagi rasa takut dan diskriminasi.
3. Menanamkan sifat solidaritas
Pendidikan juga mengajarkan rasa peduli dan kebersamaan dalam menghadapi tantangan bersama. Sikap solidaritas mendorong siswa untuk saling membantu tanpa memandang ras, suku, maupun agama sehingga terciptanya lingkungan sekolah yang damai dari konflik yang biasa timbul akibat perbedaan.
ADVERTISEMENT
Mencegah paham radikalisme dan intoleransi di zaman modern
Kemajuan teknologi yang pesat memberikan dampak positif bagi manusia, seperti mudahnya mengakses informasi baik nasional maupun internasional. Namun, dengan adanya kemudahan itu juga memudahkan paham-paham seperti radikalisme dan intoleransi masuk dan menyerang bangsa kita, sehingga kita harus mencegahnya dengan beberapa cara berikut:
1. Peran keluarga
Keluarga merupakan salah satu peran penting dalam pencegahan masuknya paham radikalisme dengan menanamkan sifat toleransi di dalam rumah.
2. Peran masyarakat
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak jauh dari namanya interaksi, sehingga masyarakat berperan dalam pencegahan radikalisme untuk menciptakan lingkungan yang damai dan tentram tanpa adanya diskriminasi.
3. Peran pemerintah
Pemerintah harus tegas dalam hal diskriminasi dan intoleransi, terutama dalam hal agama, sehingga memberikan masyarakat rasa aman tanpa adanya rasa takut akan diskriminasi.
ADVERTISEMENT
4. Edukasi tentang perkembangan teknologi
Kita tidak bisa mencegah perkembangan teknologi, sehingga kita harus mengantisipasinya dengan cara mengikuti seminar tentang edukasi teknologi agar perkembangan teknologi tersebut memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat.