Konten dari Pengguna

Perempuan dan Media Sosial: Suara dan Aksi yang Mengubah Dunia

Agam Praminsya
Nama saya Agam Praminsya, saya adalah Mahasiswa Universitas Brawijaya angkatan 2023 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
6 November 2023 10:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Agam Praminsya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi perempuan yang menggunakan media sosial (unsplash.com/AllGo - An App For Plus Size People) https://unsplash.com/photos/woman-using-laptop-NWtx_Xe9bjw
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan yang menggunakan media sosial (unsplash.com/AllGo - An App For Plus Size People) https://unsplash.com/photos/woman-using-laptop-NWtx_Xe9bjw
ADVERTISEMENT
Media sosial adalah sebuah fenomena yang berkembang pesat dan memiliki dampak yang luas di era digital saat ini. Media sosial memberikan berbagai kemudahan dan manfaat bagi penggunanya, seperti berkomunikasi, berbagi, bersosialisasi, berpartisipasi, berkreasi, dan beraksi. Media sosial juga memberikan ruang bagi penggunanya untuk mengekspresikan diri, menyuarakan pendapat, dan menyebarkan informasi.
ADVERTISEMENT
Salah satu kelompok pengguna media sosial yang paling menonjol dan beragam adalah perempuan. Perempuan memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbeda-beda dalam menggunakan media sosial, tergantung pada latar belakang, minat, tujuan, dan motivasi mereka. Perempuan juga memiliki potensi dan kontribusi yang besar dalam media sosial, baik untuk kepentingan pribadi, sosial, maupun profesional.
Ada banyak cara yang dilakukan oleh perempuan dalam media sosial untuk mengoptimalkan penggunaan dan manfaatnya. Salah satu cara yang paling populer adalah menjadi influencer. Perempuan yang menjadi influencer di media sosial adalah perempuan yang memiliki pengaruh besar terhadap audiens mereka, baik dalam hal gaya hidup, hobi, bisnis, maupun isu-isu sosial. Perempuan yang menjadi influencer dapat memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan produk, jasa, atau brand yang mereka sukai atau kerjasama dengan mereka, serta mendapatkan penghasilan dari hal tersebut. Perempuan yang menjadi influencer juga dapat memanfaatkan media sosial untuk menginspirasi, mendidik, atau menghibur audiens mereka dengan konten-konten yang menarik, informatif, atau menghibur. Contoh dari perempuan-perempuan yang menjadi influencer di media sosial adalah Ria Ricis, Rachel Goddard, dan Ayu Gani.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi perempuan influencer (unsplash.com/bruce mars) https://unsplash.com/photos/woman-in-white-shirt-using-smartphone-FWVMhUa_wbY
Cara lain yang dilakukan oleh perempuan dalam media sosial adalah menjadi aktivis. Perempuan yang menjadi aktivis di media sosial adalah perempuan yang berjuang untuk isu-isu yang mereka pedulikan, baik dalam skala lokal, nasional, maupun global. Perempuan yang menjadi aktivis dapat menggunakan media sosial untuk menyebarkan informasi, menggalang dukungan, mengorganisir aksi, atau menuntut perubahan terhadap isu-isu yang mereka anggap penting, seperti lingkungan, hak asasi manusia, kesetaraan gender, kesehatan, pendidikan, dan lainnya. Perempuan yang menjadi aktivis juga dapat menggunakan media sosial untuk berkolaborasi, berjejaring, atau berdialog dengan orang-orang yang memiliki visi dan misi yang sama, atau dengan pihak-pihak yang berkepentingan, seperti pemerintah, media, organisasi, atau komunitas. Contoh dari perempuan-perempuan yang menjadi aktivis di media sosial adalah Greta Thunberg, Angkie Yudistia, dan Najwa Shihab.
Ilustrasi aktivis perempuan (unsplash.com/Hadi Yazdi Aznaveh) https://unsplash.com/photos/woman-wears-black-hijab-scarf-O1_pdEILuVU
Cara lain yang dilakukan oleh perempuan dalam media sosial adalah menjadi kreator. Perempuan yang menjadi kreator di media sosial adalah perempuan yang membuat dan membagikan karya-karya mereka, baik dalam bentuk teks, gambar, video, audio, atau multimedia. Perempuan yang menjadi kreator dapat menggunakan media sosial untuk menunjukkan bakat, keterampilan, atau minat mereka dalam bidang-bidang seperti seni, musik, sastra, fotografi, desain, kuliner, atau apapun yang mereka sukai. Perempuan yang menjadi kreator juga dapat menggunakan media sosial untuk mendapatkan apresiasi, umpan balik, atau kritik dari orang-orang yang melihat karya-karya mereka, serta untuk belajar dan berkembang dari karya-karya orang lain. Contoh dari perempuan-perempuan yang menjadi kreator di media sosial adalah Hanifah Rachmadani, Raisa Andriana, dan Dee Lestari.
Ilustrasi perempuan sebagai kreator di media sosial (unsplash.com/Sebastian Pandelache) https://unsplash.com/photos/a-woman-sitting-at-a-table-with-a-microphone-in-front-of-her-kdprLnS4CLo
Dari berbagai cara yang dilakukan oleh perempuan dalam media sosial, dapat dilihat bahwa media sosial bukan hanya sekadar tempat curhat bagi perempuan. Media sosial juga menjadi tempat bagi perempuan untuk mengubah dunia dengan suara dan aksi mereka. Media sosial juga menjadi tempat bagi perempuan untuk mengeksplorasi potensi dan kreativitas mereka. Media sosial juga menjadi tempat bagi perempuan untuk berinteraksi dan berkontribusi dengan orang-orang lain. Dengan demikian, media sosial adalah sebuah fenomena yang memberikan peluang dan tantangan bagi perempuan di era digital saat ini.
ADVERTISEMENT